Momentum Peringatan HAM, LesTra Menolak Lupa Penindasan dan Pelanggaran HAM ORBA

Jawa, Jawa Tengah, Kendal224 Dilihat

KENDAL- medianasional.id- Momentum peringatan hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional 10 Desember, Lembaga Sastra Rakyat (LesTra) Kendal menolak lupa atas penindasan dan pelanggaran HAM Pemerintahan Orde Baru (ORBA) yang belum jelas penyelesaiannya.

Acara yang di pandegani oleh Sindikat Budaya tersebut digelar di Gedung Badan Kesenian Rakyat (BKR) Kendal, Jawa Tengah pada Sabtu (10/12/22) malam.

ADVERTISEMENT

Mengusung tema “Rupa Manusia” kegiatan diisi dengan pembacaan puisi “Dari Pada Hingga Tanpa” karya Adit Kaliksanan yang juga Ketua Dewan Kesenian Semarang, pemutaran film “Rupa Manusia” karya Tomi, pentas monolog “Sementara Menunggu Petruk” karya Sunu Fajar Adi, musik kemanusiaan oleh Gerombolan Wakyok.

“Ini salah satu bentuk kepedulian kami terhadap para aktivis yang menjadi korban kejahatan HAM di indonesia, khususnya orde baru yang sampai hari ini belum ada kejelasan penyelesaian kasusnya,” kata Kelana Siwi, Divisi Pendidikan LeSTRA.

Menurut Kelana, sederetan pelanggaran HAM berat di masa lalu, masih banyak yang belum terselesaikan oleh pemerintah kapitalis-birokrat. Meskipun dalam KUHP telah mengaturnya. Namun, terkecuali dengan pelanggaran HAM masa lalu. Kejahatan negara lewat brutalitas militer (TNI-POLRI) telah banyak merenggut nyawa manusia.

“Tidak hanya melakukan represif secara beringas, tetapi juga menjadi barikade terdepan untuk melancarkan perampasan tanah, dan penggusuran terhadap rakyat miskin diberbagai kota di Indonesia maupun West Papua,” tegasnya.

Dikatakan Kelana, saat ini rakyat harus waspada, karena politisi Borjuis mengesahkan RKUHP menjadi UU, meskipun masih mengandung sederet pasal bermasalah yang dikritik oleh berbagai kalangan.

Pasalnya KUHP yang kini sudah disahkan. Mau tidak mau, suka tidak suka, rakyat lah yang menjadi korban dari gembong penindas yang disebut oligarki. Karena KUHP akan membawa masuk kembali ke masa penjajahan. Masa dimana semua kebebasan dibatasi.

“Oleh karena itu rakyat harus kembali melawan, dan menggunakan momentum peringatan HAM untuk menggugat kekuasaan oligarki, dan tirani Borjuis yang harus diakhiri. Sudah waktunya untuk membangkang dan menolak tumbang. Tak ada pilihan lain selain turun bersama-sama ke jalan,” pungkas Kelana sambil mengepalkan tangan.

Kegiatan disambung dengan diskusi dan ngobrol yang berlangsung hingga tengah malam tersebut, juga dimeriahkan oleh pembacaan puisi oleh Kelana Siwi (LeSTRA), Seniman Semut Kendal, Sopiyan, Slamet Priyatin, jurnalis Kompas yang juga seniman Kendal dan musikalisasi puisi oleh Akar Jerami.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.