HMI Cabang Ternate : Mengecam Keras Tindakan Kekerasan dan Rasisme Pada Masyarakat Papua

Maluku Utara155 Dilihat
Ketua PTKP HMI Cabang Ternate Gufran Ayub

Ternate, medianasional.id – Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Aparat TNI AD dan Kepolisian serta sebagian masyarakat di sekitar asrama mahasiswa papua di Kota Malang dan Surabaya Jawa Timur pada tanggal 17 Agustus 2019 kemarin, merupakan tindakan kebiadaban yang tidak bisa didiamkan.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan Dan Kepemudaan (PTKP) HMI Cabang Ternate
Periode 2019-2020 Gufran Ayub kepada media ini, Kamis (22/8/2019).

Menurutnya, Jika indikator problemnya adalah perusakan bendera merah putih sebagai simbol kebesaran Negara Indonesia, kenapa pihak kepolisian tidak menangkap oknum tersebut, lalu mengadilinya sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.

Lebih biadabnya lagi, ada yang menyerang mahasiswa dengan menggunakan bahasa-bahasa yang sangat tidak manusiawi, (kata monyet). Ini sama halnya menyamakan mereka (Mahasiswa Papua) dengan binatang. Sikap ini merupakan bentuk hinaan yang sangat merendahkan harkat dan martabat mereka sebagai manusia,. Siapapun pasti merasa tersinggung, apalagi mereka sama dengan kita (sama-sama warga Negara Indonesia) yang tidak bisa dibeda-bedakan oleh siapapun.

“Apapun bentuk permasalahannya, jika di bijaki dengan kekerasan dan intimidasi yang berbau rasis, maka haram hukumnya kata diam. Karena bagi kami kader HMI cabang ternate, merendahkan masyarakat papua, sama dengan merendahkan masyarakat Maluku Utara, sebab mereka juga bagian dari kami masyarakat Maluku utara. Maka dari itu, HMI Cabang Ternate menegaskan sikap, terkhusus kepada pihak kepolisian Jawa Timur, agar oknum yang melakukan tindakan kekerasan dan menghina ras papua harus segera di tangkap dan di beri hukuman yang setimpal,” Katanya dengan nada tegas.

Pada hari senin tanggal 26 Agustus 2019, HMI Cabang Ternate akan mengkonsolidasi OKP Cipayung dan seluruh elemen untuk melakukan aksi turun jalan, sebagai bentuk ekspresi ketersinggungan atas kekerasan dan hinaan yang di lakukan terhadap mahasiswa papua di Jawa Timur.

Ia menambahkan bawasannya Gerakan yang dibangun ini, sebagai bentuk kecintaan dan kepedulian antar sesama rakyat Timur Indonesia yang selalu anggap rendah oleh sebagian besar masyarakat Indonesia bagian barat.

“Perlu juga kami tegaskan bahwa, gerakan HMI membela masyarakat papua bukan untuk mendukung Papua berpisah dari NKRI, tetapi sesama warga masyarakat, tentu kita merasa tersakiti, karena mereka juga bagian dari saudara/i kita. Harkat dan martabat mereka adalaha harkat dan martabat kami. Tidak boleh di rendahkan oleh siapapun. Sebab Papua adalah NKRI, maka merelakan diri untuk berjuang demi masyarakat Papua berarti merelakan diri demi menjaga keutuhan NKRI. Mati demi Papua sama halnya mati demi NKRI,” Pungkasnya (Red)

Safrin

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.