Heaven OF Asia dari Keyakinan Mimpi Rakyat Kabupaten Batang

Batang65 Dilihat

Batang, medianasional.id – Segala potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Kabupaten Batang, menjadi acuan penting konsentrasi kerja Bupati Batang Wihaji dan Wakil Bupati Suyono selama satu tahun kepemimpinannya.

“Kekuatan dan karakter Batang itu semestinya ada di alam, karena alamnya sedemikian kaya dengan corak geografis yang komplit. Bibir pantainya hampir 40 kilometer, membentang di 6 kecamatan. Dataran tinggi dan pegunungan yang juga mendominasi wilayah selatan,” Kata bupati Wihaji.

Untuk mendongkrak pertumbuhan sektor pariwisata, Bupati bahkan nekat meluncurkan program ‘Visit Batang Year 2022 dan Heaven of Asia’. Tagline yang di buatnya merupakan spirit rakyat Kabupaten Batang yang bermimpi menjadikan Kabupaten Batang sebagai pusat destinasi wisata.

Alhasil di Tahun 2017 di Sektor Pariwisata mampu menyumbangkan Pendapatan Asli daerah sebanyak Rp 4 miliar yang berhasil penuhi target, untuk tahun 2018 sektor tersebut dituntut dapat menaikan target yang dipatok Rp 4,3 Miliar.

Sebagai pemimpin, Wihaji juga rupanya memprofokasi pentingnya membangun keyakinan dan optimisme kolektif atas kemampuan sendiri. “Sebagai pemimpin, saya harus meyakinkan rakyat Kabupaten Batang agar optimis, yakin bisa. Saya bilang, mari yakini bahwa Batang bisa berubah menjadi lebih baik. Yakinlah kita bisa berkreasi, berinovasi dengan baik, yakin bisa berkoordinasi dan bersinergi, yakin bahwa hasil yang baik akan kita tuai dari ikhtiar yang baik,” ucapnya.

Program Tahun kunjungan wisata 2022 mendapat dukungan yang sangat luar biasa dari pegiat, masyarakat desa wisata dan sepertinya  ada gayung bersambut, terbukti bermunculan kelompok sadar wisata mendirikan destinasi baru.

“Ini bukan sekedar mimpi tapi sebuah keyakinan kita menjadikan Kabupaten Batang sebagai surganya Asia, karena kita geografis yang komplit ada laut, dataran dan pegunungan yang tidak semua daerah memilikinya,” kata Wihaji.

Dari data Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga yang tercatat ada 8 meliputi Desa wisata Pandansari Kecamatan Warungasem, Sodong, Silurah Kecamatan Wonotungal, Keteleng,  Kecamatan Blado, Pranten Kecamatan Bawang, Pantai Jodo Gringsing, Pantai Celong Kuripan Subah, dan masih banyak rintisan desa wisata yang bermunculan.

“Yang belum terdata masih banyak, karena masih dalam proses pembuatan destinasi baru curug karena kita juga memiliki 1000 curug, sehingga belum masuk data di dinas Parwisata,” kata Bupati Wihaji.

Untuk membuktikan keseriusannya, dia pun rajin blusukan ke sejumlah tempat wisata, yang lama maupun baru. Sampai satu tahun ini, sudah ratusan destinasi wisata yang disambanginya. Kesempatan itu juga dimanfaatkan Wihaji untuk melihat daya dukung sarana dan prasarana wisata, terutama akses jalan wisata.

Promosi pariwisata pun gencar di Lakukannya, sampai mendapat respon dukungan dan apresiasai dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, dengan merekomendasikan obyek wisata Kabupaten Batang Batang, sebagai Press Tour Forum Wartawan Pariwisata Biro Komunikasi Publik Kementrian Pariwisata Kamis, (3/5/18).

Tidak itu saja menghadapi lonjakan pengunjung di Batang Wihaji menginstruksikan pembangunan bandara perintis dan penyambung akses lainnya. Termasuk angkutan pemandu moda dari Pekalongan.

“Beberapa akses infrastruktur ke destinasi wisata sedang kita tata. Penyambungan darat, laut, dan udara salah satunya dengan membangun bandara perintis, dan angkutan pemandu moda dari Stasiun Pekalongan,” tutur Wihaji.

Lebih lanjut, dengan lonjakan pelancong ke Batang yang semakin meningkat, maka Pemkab serius membangun akses jalur udara. Karena selama ini wisatawan tidak bisa langsung ke Batang tapi ke Bandara Semarang yang masih butuh waktu tempuh dua jam.

“Kita masih perjuangkan membuat bandara perintis yang saat ini sudah masuk pengajuan ke kementrian perhubungan, dan kita sudah sediakan lokasi bandara,” ujar Wihaji.

Tidak hanya jalur udara, untuk jalur kereta ia mengusulkan agar ada akses langsung dari Jakarta. Sebelumnya, meski Batang punya dua stasiun aktif, tapi tidak ada kereta dari Jakarta yang berhenti di Batang. padahal kita memiliki dua stasiun kereta.

“Kita sudah minta secara langsung, dan melayangkan surat ke PT KAI.dan setelah lebaran Idul Fitri tahun ini akan di kaji, minimal ada kereta ekonomi yang bisa berhenti di stasiun Batang,” tuturnya.

Tak hanya itu pembangunan Pelabuhan niaga Pengumpan Regional (PR) yang di miliki Batang saat ini masih tahap uji coba, kedepan kita harus siap, yang sesuai dengan tahapan di Tahun 2020 menjadi Pelabuhan Pengumpan atau pelabuhan internasional untuk ekpor impor dengan konsep 4 in 1.

“Saya memiliki konsep 4 in 1 yang menggabungkan kawasan pelabuhan akan di fungsikan untuk niaga, pengangkutan orang, pengangkutan ikan, dan juga pariwisata, setelah lebaran kita uji Pelabuhan Batang ke Karimun Jawa,” kata Wihaji.

Jargon ‘Palugada’ (apa yang lu mau gua ada), yang sering didengungkannya itu  tidaklah omong kosong dan tak sekadar berorientasi ke luar, tetapi juga ke dalam. Menurut Wihaji, Batang memiliki segala potensi yang dimiliki untuk maju.

Untuk menggemparkan destinasi wisata, Wihaji mengajak pejabat pusat sekelas menteri, artis selebriti untuk mengunjungi tempat wisata yang ada di Batang, Mengelar even Rekor MURI Penyajian Pepes Ikan Terbanyak, Kejuaraan Paralayang di Bukit Sikuping Desa Kedawung Kecamatan Banyuputih di ikuti lima warga negara asing.  Karena cara – cara  itu sebagai sarana promosi  yang paling cepet meningkatkan pamor destinasi wisata.

Pariwisata tidak lepas dari usaha ekonomi kreatif, oleh karena itu Pemkab menggandeng Badan Ekonomi Kreatif menciptakan 1000 wirausaha untuk didik agar mempunyai kreatifitas dan inovasi agar mampu berwirausaha, tak hanya itu pelatihan pun dinas terkait sudah melakukan berbagai pelatihan, pembinaan, tidak hanya itu kita juga melakukan pemantauan sejauh mana perkembanganya.

“Kalau ada permasalahan pemodalan Pemkab memiliki lembaga keungan yang siap membantu seperti BKK, Bappera dan disitulah nanti kalau kekurangan modal untuk kita dorong kesana dalam pemodalanya,” Jelas Wihaji

Untuk melestarikan makanan tradisonal dan menghidupkan geliat usaha mikro kecil menengah (UMKM), Pemkab Batang menggelar minggon Jatinan yang berlangsung di Hutan Kota Rajawali Batang pada hari Minggu. Minggon jatinan sebagai destinasi wisata dengan konsep halal tourism yang terintegrasi dengan relegi. Yang bertujuan untuk menjaga budaya ketimuran dengan menyajikan makanan yang halal dan thoyib.

Ada aspek kuliner yang khas dengan 27 jenis yang di sajikan di lincak – lincak seperti pecel – pecelan, godog – godogan, minuman jamu, kopi, nasi liwet yang sangit, nasi jagung, srabi Kalibeluk yang di kemas secara tradisional.

Pembangunan jalan tol dapat merubah dinamika perekonomian regional suatu wilayah, baik dari segi investasi maupun UKM masyarakat sekitar tepi jalan, Wihaji sudah secara resmi melayangkan surat untuk meminta Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,  untuk penambahan rest area dan exit tol konektifing dengan wisata.

“Konsep pembanguna ini merupakan konsep baru yang kita namakan TOD (Transit Orientide Developmen), dimana menggabungkan sesuatu kekutan yang terintegrasi dengan UMKM, wisata, rest area. Untuk lokasi rest area exit tol di Pantai Celong Kecamatan Subah,” kata Wihaji.(Son)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.