Harga TBS-KS Masyarakat Tak Stabil, Diduga Akibat Minim Pengawasan Pemkab, Harga Pupuk Terus “Meroket”

Mukomuko, medianasional.id – Tak stabilnya harga jual Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit (KS) di kabupaten Mukomuko, diduga akibat minimnya pengawasan yang dilakukan oleh Pemeritah Kabupaten (Pemkab) setempat. Perihal itu lantas membuat ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Federasi Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (F-SPTI) kabupaten setempat, Khairuddin Siregar alis Koing angkat bicara.

Pasalnya kata Koing, beberapa pabrik Crude Palm Oil (CPO) setempat menerima TBS-KS dari pengepul, yang datangnnya dari msyarakat petani sawit, dengan harga yang berkutat pada harga Rp 1.290 per kilo gram. Sedangkan berdasarkan informasi yang diterimanya dari provinsi Sumatera Utara (Sumut), harga jual  TBS-KS masyarakat, mencapai Rp 1.680 per kilo gram-nya. Sementara harga pupuk terus mengalami kenaikan yang seakan-akan “Meroket”.

“Tentunya harga di provinsi Sumut itu, jauh perbandingannya dengan apa yang terjadi di Mukomuko. Hal itu terkesan luput dari perhatian pemerintah, rasa saya.  Seharusnya pemerintah proaktif memonitoring harga jual TBS, di daerah ini,” ujarnya.

Masih menurut Koing, untuk menstabilkan harga TBS, tentunya tidak terlepas dari campur tangan Pemkab setempat. Oleh karena itu, dia mengharakan hendaknya ada semacam perhatian dari Pemkab untuk melakukan pemantaun serta evaluasi. Agar harga TBS-KS yang didatankan dari para petani sawit menjadi stabil harga jualnya.

“Jika upaya itu dilakukan Pemkab, tentunya tidak menimbulkan kesan adanya semacam pembiaran.  Yang semau-mau-nya pabrik CPO itu sendiri, menentukan harga jual TBS yang diterimanya. Dan para petani sawit itu, sering mengelukan perihal itu kepada saya. Saya harapkan pemerintah daerah ini, dapat melakukan pengawasan serta monitoring dan mengevaluasi, agar harga TBS tetap stabil,” harapnya.(Aris)

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.