Gedung Baru Rawat Inap Micu dan Ruang Gizi (GRGMI-RG), RSUD Mukomuko Mengalami Perombakan

Bengkulu61 Dilihat

Mukomuko, redaksimedinas.com – Pembangunan Gedung Rawat Inap Micu dan Ruang Gizi (GRGMI-RG), yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mukomuko, telah selesai dibangun Desember 2017. Meskipun telah di PHO, namun masih mengalami perombakan. Pasalnya, satu dari dua gedung yang menghabiskan dana Rp 12,1 milyar bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) tersebut, diduga ada bagian pondosinya, mengalami patah. Lantas dilakuan pembobokan pada dinding serta lantainya.

Menanggapi hal tersebut, ketua DPRD kabupaten Mukomuko, Armansyah, ST, mengatakan. Pada dasarnya, kata dia, pembangunan di kawasan RSUD itu, pada masa mendatang perlu dan harus dilakukan semacam pengkajiaan yang akurat secara mendetail. Oleh para tim ahli teknis dan arsitektur bangunan, sebelum dilakukan pembangunannya. “Karena mengingat, area di kawasan RSUD itu, merupakan lahan gambut yang tergolong dalam”, kata ketua DPRD, Kamis (22/02), via ponsel.

Menurut Armansyah, dirinya tidak bisa menyalahkan pihak pelaksana proyek atau konsultan-nya. Itu artinya, pihak PT Bakti Muda Mandiri, sebagai pelaksana. Dan CV Bimigide Consuting Engineer, selaku konsultan pengawas.

“Kita tidak bisa menyalahkan siapapun terkait hal itu. Artinya, untuk kedepannya, kita ajurkan, harus dilakukan perubahan terhadap konsruksinya. Memang pada kenyataannya, areal RSUD itu, memang terdapat pada lahan gambut” ujar Arman.

Ditambahkan pemuda yang kerap disapa Arman itu, kecuali terdapat penyimpangan sfesipikasi, terhadap pembangunan GRGMI-RG tersebut. Tentunya, sebagai pihak kontraktor serta konsultan, mesti bertanggung jawab.

“Kecuali ada penyimpangan terhadap sfek-nya. Tentunya, mau tak harus ada pihak terkaait, yang bertanggung jawab atas perihal itu”, papar Arman.

Kondisi bangunan sebelum direhab.

Disisi lain, anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Koalisi Rakyat Menggugat (KRM), Muhammad Isbowo, Saprin Efendi, dan Junadi, menyayangkan, gedung yang telah selesai pada tahun lalu tersebut, mengalami perombakan. Karena, kata para aktivis LSM itu, meskipun masih di dalam tahap perawatan, pihaknya menduga, ada ketidak beresan terkait perencanaan awalnya. Dan patut disinyalir ada semacam permasalahan terkait konstruksinya.

“Ada apa terhadap gedung itu ? Sedangakan gedung itu telah selesai dan telah dilakukan PHO, pada Desember 2017 yang lalu. Dan patut dipertanyakan, terkait konstruksi awalnya”, singkat Junaidi, yang diamini Muhammad Isbowo dan Saprin Efendi.

Sekedar mengingat, pada Desember 2017 lalu, Hermansyah, M.Kom sebagai ketua komisi III DPRD setempat, pada waktu itu, pernah mengemukakan kepada awak media ini. Bahwa dirinya meragukan konstruksi pembangunan GRGMI-RG tersebut. Pasalnya, pada perencanaan awal, tidak menggunakan sistem pancang sejenis Paku Bumi (PB). Melainkan, menggunakan pancang dari kayu.

Karena menurut Hermasyah, mengingat areal atau lahan RSUD itu, merupakan dataran gambut. Artinya, konstruktur permukaan tanahnya sangat tidak stabil. Maksud dan tujuannya, agar keberadaan gedung baru itu, tidak seperti bangunan yang lama. Yang pada kenyataannya, sesuai fakta sebagian ada yang terlihat miring, karena mengalami patah pada pondasinya.(Aris)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.