Dwinta Nuraini Naifahervi, Revolusi Literasi : Membangkitkan Intelektualitas Melalui Pojok Baca Hebat

Batang271 Dilihat

Batang, medianasional.id
Mahasiswi Undip meluncurkan program inovatif yang menggebrak dunia pendidikan. Membangkitkan Intelektualitas Melalui Pojok Baca Hebat adalah langkah berani untuk mempromosikan budaya literasi yang kuat dan membantu anak-anak
berkembang menjadi individu yang lebih cerdas dan kritis.

Dwinta Nuraini Naifahervi, mahasiswi ProdiIlmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro menjelaskan, bahwa Literasi merupakan kemampuan seseorang untuk memahami, menafsirkan, menggunakan, menghargai, dan berinteraksi dengan berbagai bentuk tulisan dan informasi yang ditemui
dalam kehidupan sehari-hari. Hal Ini melibatkan kemampuan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, dan memahami informasi dalam berbagai konteks.

Melalui “Pojok Baca Hebat,” bertujuan untuk mengubah paradigma belajar dan mengajarkan pentingnya literasi, selain itu pojok baca menciptakan ruang khusus yang menarik dan nyaman, dipenuhi dengan berbagai jenis buku untuk memotivasi anak – anak untuk membaca lebih banyak.

” Mahasiswi KKN Tim II UNDIP prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya mengadakan aksi membangkitkan revolusi literasi bersama anak – anak dan remaja yaitu dengan membuat pojok baca sebagai upaya peningkatan literasi. Pojok baca tersebut berada di kediaman Bu Sri,” ucap Dwinta Nuraini Naifahervi, mahasiswi yang sedang KKN dan tinggal di Desa Wonotunggal, Rt 03 Rw 01, Kec. Wonotunggal, Kab. Batang Kamis, (10/08/ 2023).

Pojok Baca didesain menarik di
dalam pojok rumah bu Sri, pojok baca akan tersedia untuk anak – anak setiap hari jika mau berkunjung. Waktunya fleksibel, nantinya diskusi buku dan ceramah mengenai pentingnya
literasi, juga akan diadakan secara berkala yang akan diteruskan oleh karang taruna Desa Wonotunggal.

“Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan bersama salah satu orang tua anak, masalah yang kompleks di Desa Wonotunggal ini khusunya RT 03 / RW 04 yaitu masih rendahnya minat baca di kalangan anak – anak, terutama di era digital ini.

Dengan meningkatnya penggunaan gadget dan teknologi, minat baca cenderung menurun dalam dunia yang didominasi oleh perangkat elektronik, buku seringkali tergeser dari perhatian.

Lebih lanjut, Dwinta Nuraini Naifahervi menjelaskan, bahwa dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat salah satu penyebab yangwmembuat anak – anak jarang bersosialisasi dengan teman sebayanya.

” Selain itu tidak adanya wadah sebagai penyedia literasi ke masyarakaat seperti belum adanya perpustakaan desa, “ujar Bu Sri selaku orang tua anak Desa Wonotunggal serta pemilik rumah yang dijadikan sebagai pojok baca.

Dari latar belakang diatas mahasiswa KKN Undip langgsung membuat gebrakan mengumpulkan koleksi dengan cara membuka open donasi buku dari warga sekitar setelah itu buku di beri No Inventaris diDDC.

Ia juga menuturkan, sesuai subjek setelah itu diupload ke aplikasi inlislite (Integrated Library System) untuk dicetak label, kemudian buku dilabelling, selain itu program ini diimplementasikan dengan merancang area “Pojok Baca” yang menarik dan nyaman bagi pengunjung.

Disana terdapat itu terdapat hiasan dinding dari kertas lipat yang bertuliskan pojok baca, selain itu terdapat tiga rak buku berwarna putih dan coklat, meja baca, kursi yang cocok untuk membaca.

Rak buku disusun berdasarkan tema, usia pembaca, dan genre yang sudah diklasifikasikan tadi. Tak hanya itu, disana juga terdapat tata tertib pojok baca agar anak – anak tidak merusak faslitas yang ada.

Mahasiswi Undip memberikan panduan
membaca terlebih dahulu,merekomendasikan buku, dan mengadakan kegiatan menarik seperti pertunjukan baca cerita dan lomba menjawab pertanyaan dari cerita yang tadi sudah dibacakan untuk mengetes seberapa jauh anak -anak menangkap kemampuan literasi, maka
yang berhasil menjawab akan dapat penghargaan.

” Dan yang terakhir terdapat papan sending your wishlist, dimana anak – anak dapat menuliskan semua cita – cita, harapan, dan kesan pesan dalam mengikuti rangkain acara ini,” Pungkas Dwinta Nuraini Naifahervi.

Melihat hal itu, Kepala Desa Wonotunggal, Kisworo, melalui Pojok Baca, yang dibuat oleh Mahasisiwi KKN Tim II Undip dapat menciptakan lingkungan yang merangsang minat baca, meningkatkan kemampuan literasi serta menciptakan lingkungan yang meleburkan kesenangan membaca dengan teknologi.

” Kebetulan desa juga sedang menganggarkan buat perpustakaan desa di tahun 2024,” ungkap orang nomer satu di pemerinatahan Desa Wonotunggal.

Jadi intinya, proker dari KKN tentang pojok baca berarti sejalan dengan program desa dalam menjadi wadah peningkatan literasi.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.