Dandim Hadiri Dialog Kebangsaan DPP PETANESIA

Batang68 Dilihat

Batang, medianasional.id Pengurus DPP Pusat PETANESIA( Pecinta Tanah Air Indonesia ) menyelenggarakan acara Ta’aruf dan Dialog Kebangsaan, Sekarisidenan Pekalongan, dengan tema Meneguhkan kembali Komitmen Kebangsaan Dalam Bingkai NKRI, di rumah mantan Bupati Batang dua periode H. Bambang Bintoro, SE., Kalisalak Batang, Rabu, (9/1/19) malam.

Kegiatan tersebut dihadiri pengurus DPP PETANESIA dan dialog kebangsaan. Habib Lutfi bin Yahya, Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Mochamad Efendi yang di wakili Dandim 0736/Batang Letkol Kav Henry R.J Napitupulu. Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi Drs Condro Kirono M.M.,M.Hum, diwakili oleh Komisaris Besar Polisi Budi Utomo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, SH.MIP di wakili oleh Joko yang menjabat Kepala Kesbangpol propinsi Jawa Tengah. Bupati Batang Bapak H Wihaji, Wakil Bupati Batang Suyono, tokoh forkopimda, Ormas (Organisasi masyarakat) serta undangan kurang lebih 500 orang.

Narasumber dalam dialog Kebangsaan diantaranya Profesor KH. Agus Sunyoto, Dr. KH. Suwadi D Pranoto, Ahmad Athoillah, MA, Habib Lutfi bin Yahya dan lain sebagainya.

Dalam sambutannya Profesor KH Agus Suryotomo membeberkan, “mengenai sejarah bahwa di negeri lain contohnya India, orang Indonesia pernah mendirikan suatu Kerajaan di sana. Berkaitan dengan wali songo yang ada di tanah Jawa, tercipta suatu perihal yaitu mewajibkan sodakoh makanan. Sudah di kenalkan nilai-nilai baru yg tadinya ganas menjadi tidak, pada jaman itu juga di kenal Adi Gung Adi guno, sabar, ngalah( pada jaman dulu tidak ada kata kalah), maksud dari Ngalah itu sendiri adalah menuju Gusti Allah. ” Ucap Prof KH Agus Sunyoto.

Ahmad Athoillah, MA Mahasiswa Program Doktor Sejarah UGM. Memberikan Materi tentang Sejarah perjuangan Rakyat Pantai Utara Jawa Tengah. Dengan Tema ” Melihat Ulang yang Hilang” Perlawanan lokal di pantai Utara Jawa Tengah 1810-1945. Begitu dengan sejarah bangsa ini, kalau tidak ada catatan/data tidak ada sejarah. Bangsa Indonesia bisa mencontoh negara luar yang mana data-data seseorang, data lainnya bagi orang luar negeri sangatlah berharga (luar biasa penting), Ungkapnya.

Habib Lutfi bin Yahya memberikan tauziah tentang “Filosofi Air laut. Di musim penghujan curah hujannya cukup tinggi, awan yang terbentuk dari uap air laut seterusnya menjatuhkan berkubik-kubik. Kemudian air dari hujan yang jatuh sudah menjadi tawar mengalir ke laut. Walau laut menampung air tawar dari darat tetapi tetap asin. Begitu dengan kita harus mencontoh air laut, tetap teguh tak goyah dari apa saja yang mengganggu walau ada gangguan dari luar. Generasi sekarang harus punya intelejen yang bagus. Rakyat Indonesia dan juga TNI nya sekarang ini di segani oleh negara lain, poin selanjutnya beliau sampaikan Indonesia bukan negara yang suka menjajah.

Lebih lanjut Habib Luthfi bin Yahya menuturkan, Jangan kita membuka aib bangsa sendiri. Kekuatan Indonesia terletak pada TNI /Polri serta rakyat juga Ulama, semuanya harus memiliki rasa memiliki atau handarbeni pada bangsa, memiliki rasa cinta pada NKRI. Membangun intelektual bangsa Indonesia, bangsa Ini harus mempunyai senjata yang ampuh ( Indonesia punya payung hukum yang tegas). Merah Putih tidak berubah dengan menghidupkan NKRI Harga mati, intinya kita sebagai bangsa Indonesia mau menjadi bangsa yang tidak mengecewakan, ” tuturnya.

Ahmad Athoillah, MA Mahasiswa Program Doktor Sejarah UGM. Memberikan Materi tentang Sejarah perjuangan Rakyat Pantai Utara Jawa Tengah. Dengan Tema ” Melihat Ulang yang Hilang” Perlawanan lokal di pantai Utara Jawa Tengah 1810-1945. Begitu dengan sejarah bangsa ini, kalau tidak ada catatan/data tidak ada sejarah. Bangsa Indonesia bisa mencontoh negara luar yang mana data-data seseorang, data lainnya bagi orang luar negeri sangatlah berharga (luar biasa penting), Ungkapnya.

Reporter : Puji_Leksono

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.