Bupati Tegal Pimpin Upacara Hari Anti Korupsi Sedunia

Tegal82 Dilihat

Tegal, medianasional.id- Upacara peringatan Hari Anti Korupsi sedunia tahun 2019 di halaman kantor setda pemerintah kabupaten Tegal pada Senin (9/12/2019) dipimpin oleh Bupati Tegal Umi Azizah.

Dalam sambutannya pidatonya, Bupati mencontohkan perilaku yang dilakukan oleh dua tokoh hebat yang memerangi korupsi, kolusi dan nepotisme yaitu Ir. Soekarno dan Hatta. Walaupun kedua tokoh tersebut dijuluki sebagai faunding father, yang memiliki kekuasaan luar biasa, karena memegang mandat sebagai presiden dan wakil presiden waktu itu. Tapi tidak membuat dwitunggal itu banyak harta.

“Bahkan menjelang akhir hayatnya kedua tokoh itu menyisakan kisah yang sangat mengharukan atau istilah orang jawa, kalau mendengar kisahnya bisa Mrebes Mili air matanya,” kata Umi.

Umi Azizah menceritakan kedua tokoh itu dengan jelas dan seksama membuat seluruh jajaran anggota upacara terharu mendengarnya.

“Tatkala bung Karno masih hidup dan masih menjabat sebagai presiden RI di istana merdeka, dengan ikhlas mengurungkan keinginannya untuk sekedar makan pisang goreng dan nasi kecap, karena sama sekali tidak punya uang, bahkan sampai pinjam uang kepada ajudannya untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saking prihatinnya, diakhir tahun 1969 dia harus muter-muter mencari pinjaman untuk biaya pernikahan putrinya,” ungkap Umi dalam pidatonya.

Umi azizah juga menceritakan kisah bung hatta yang masih menjabat sebagai wakil presiden waktu itu, dengan sangat detail.

“Sampai akhir hayatnya, Bung Hatta masih saja menyimpan brosur sepatu merk bally. Sepanjang hidupnya tidak dapat mewujudkan mimpinya untuk membeli sepatu merk bally tersebut, karena sangat hati-hatinya beliau terhadap uang negara, bung hatta tidak berani sepeserpun untuk keperluan pribadinya. Akhirnya tidak bisa kebeli sepatu yang sangat di inginkannya,” terang Umi mengahiri ceritanya hingga menitikan air mata.

“Dari cerita tersebut, bisa kita bayangkan betapa sejatinya perilaku kedua tokoh itu, betapa dwitunggalnya dia mampu memegang teguh ajaran leluhur. Sepi ing pamrih, rame ing gawe dan memayu hayuning bawono, yang artinya kita hidup harus kerja keras, tapi jangan tamak atau serakah, jangan mengharap imbalan lebih, karena untuk menjaga keseimbangan kehidupan dwitunggal menyadari bahwa korupsi adalah salah satu bentuk kejahatan destuktif yang tidak hanya akan menghancurkan diri pribadi atau orang lain bahkan keluarga, tetapi juga akan merusak tatanan masyarakat dan negara,” jelasnya.

Umi mengatakan, “di jawa tengah sejak tahun 2013 telah mencanangkan gerakan mboten korupsi, mboten ngapusi yang artinya, tidak korupsi dan tidak membohongi,” cetusnya.

Umi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menghindari yang namanya korupsi. “Mari kita melompat jauh menempa raga dan sukma serta mental untuk andil menyempurnakan bangunan anti korupsi. Jika Indonesia saat ini di peringkat delapan puluh sembilan indek persepsi korupsi, di tangan kitalah harus bisa memerangi korupsi. Kejar china, amerika, korea, singapura dan negara-negara maju lainnya. Karena ini bukan sekedar mimpi atau imajinasi, inilah bentuk perjuangan yang harus kita jalankan, ayo kita perangi dan berantas korupsi sampai ke akar-akarnya,” Tegas Umi. (miran)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.