MUKOMUKO, medianasional.id – Berdasarkan asumsi kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) kabupaten Mukomuko Eddy Aprianto, budidaya lele menggunakan sistem Bioflok dapat memberikan keuntungan yang signifikan. Maka dalam tahun anggaran 2018 ini, pihaknya akan mengarahkan masyarakat penggiat budidaya lele, untuk kembangkan sistem Bioflok.
Menurutnya, ternak lele menggunakan sistem bioflok mengandung pengertian sistem budidaya akan menjadi lebih menguntungkan. Karena pemanfaatan mikroorganisme bisa menggunakan limbah dari budidaya lele sistem bioflok itu sendiri, yang dapat mengurangi pakan hingga 50 persen. Sebab pertumbuhan mikroorganisme dan limbah budidaya itu, bisa diubah menjadi gumpalan-gumpalan kecil atau biasa disebut dengan (flok) dengan bantuan bakteri non probiotik, akan kembali menjadi pakan. Dikatakan Eddy, dengan menggunakan sistem Bioflok, maka para penggiat budidaya lele bisa menghemat pakan. Disamping itu juga tidak membutuhkan area yang luas, cukup memanfaatkan perkarangan sekitar rumah.
“Menggunakan sistem Bioflok bagi para kolompok budidaya lele tak membutuhkan lokasi yang luas, cukup diperkarangan sekitar rumah masing-masing. Perbedaan menggunakan sistem Bioflok, bentuk kolamnya bulat atau berbentuk slinder. Sementara air kolom tidak menimbulkan bau yang busuk. Karena ada cairan organik yang mampu berfungsi untuk mengurai air kolam tersebut, dan sekaligus dapat menjadi pakan. Rencana program itu dalam tahun ini akan kita laksanakan. Sekarang ini sudah ada yang membuat kolam lele menggunakan sistem Bioflok di daerah ini, dalam bentuk kepemilikan pribadi. Yaitu di kelurahan Koto Jaya dan di desa Tirta Makmur,” demikian Eddy Aprianto memaparkan, Selasa (05/06) dirung kerjanya.
Sekedar untuk diketahui, dimana proses pengembangan mikroorganisme dapat dilakukan dengan memberi tambahan probiotik. Yang produk tersebut banyak tersedia di toko pertanian. Penambahan probiotik ditambah dengan memasang aerator, yang kemudian secara langsung dapat menyuplai oksigen dan dapat mengaduk-aduk air kolam. Sistem bioflok adalah memanfaatkan organisme air dari limbah budidaya lele itu sendiri. Dengan sistem bioflok, limbah yang berda didalam air kolam itu, dapat diolah kembali menjadi pakan. Kesimpulannya dari segi ekonomi, bisa menghemat pakan hingga 50 persen.
Sistem budidaya bioflok awalnya merupakan rangkaian sebuah teknologi yang bisa digunakan untuk pengolahan limbah secara lebih simpel dan bermanfaat. Proses pengolahan limbah bisa diurai dengan menggunakan bahan organik probiotik. Yang dari unsur limbah lumpur kolam itu secara terus-menerus diaduk dan aerasi.(Aris)