Banom NU Ranting Tejorejo Gelar Peringatan Isro mi’raj dan Harlah NU 96

Kendal, Uncategorized379 Dilihat

KENDAL- medianasional.id- Badan otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU) Ranting Tejorejo Kecamatan Ringinarum mengelar pengajian umum dalam rangka Peringatan Isro mi’raj 1443 Hijriah dan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke 96 tahun 2022 bertempat di Mushola Nurul Iman, Desa Tejorejo Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Minggu (27/2/22).

Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki (WSB), tokoh agama, tokoh masyarakat, Pengurus dan Banom NU Ranting Tejorejo, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Komunitas Sufi Kendal serta masyarakat umum terlihat hadir di acara itu.

ADVERTISEMENT

Pengajian diisi oleh Kiai Ahmad Saidun Zain atau lebih dikenal dengan sebutan Kiai Gentho (Generasi Thobat) asal Brangsong, Kendal, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Dalam tausiyahnya Kiai Ahmad Saidun Zain menuturkan, menjabarkan, bahwa arti Mi’raj yaitu naik, sedangkan Isra’ yaitu memperjalankan dimalam hari.

Jadi, kata Kiai Saidun, Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana kita ketahui, memperjalankan hambanya yaitu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dari Mekah ke Baitul Maqdis disuatu malam. Kemudian sampai di Baitul Maqdis, beliau dibawa naik oleh malaikat Jibril ‘Alaihissalam dengan kendaraan Buraq sampai ke langit ke tujuh melewati semua langit. Kemudian terus naik sampai Sidratul Muntaha.

“Soal Isra’ Mi’raj ini kalau kita pahami dengan akal dan logika, maka tidak akan bisa dipahami, tidak masuk akal. Kenapa demikian? Karena dizaman tersebut belum ada alat transportasi yang biasa menempuh jarak begitu jauh dengan waktu yang sangat singkat. Dan orang-orang Musyrikin dalam perjalanan mereka ketika berdagang, mereka berjalan dari Hijaz ke Syam memerlukan waktu berbulan-bulan,” ujar Kiai Gondrong tersebut.

Maka menurut akal, lanjutnya, mustahil kalau seorang Muhammad mengabarkan kalau dia sampai ke Baitul Maqdis kemudian Mi’raj bersama Malaikat untuk mendengar perkataan Allah kemudian Allah mewajibkan shalat, kemudian sebelum fajar beliau telah kembali lagi ke Mekah. Ini secara akal tidak masuk akal.

“Tapi karena ini perkara yang ghaib dan Allah mengabarkan itu terjadi, maka orang-orang yang beriman hanya mengatakan, “Kami beriman.” jelas Kiai Saidun.

Kiai yang juga pembina Ansor Banser Kecamatan Brangsong itu berharap agar umat Nabi Muhammad meneladani sifat dan menjadikannya suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara Wakil Bupati Kendal Windu Suko Basuki WSB atau akrab dipanggil Pakde Bas mengucapkan terimakasih kepada Kiai Ahmad Saidun Zain selaku pembicara yang telah berkenan memberikan pencerahan ditengah pandemi Covid-19.

Pakdhe Bas juga menyampaikan mutiara hikmah dan tausiyah kiai sangatlah dinantikan guna menambah khasanah ilmu dan pemahaman tentang Islam.

Pakdhe Bas juga berpesan kepada jamaah yang hadir karena masih di masa pandemi supaya tetap menjaga Protokol Kesehatan dengan baik.

“Kita harus dengan senantiasa mengambil hikmah dari suatu peristiwa, serta lebih ikhlas, tulus lahir batin serta hanya mengharap ridho-Nya. Dengan demikian kualitas ibadah kita akan terus meningkat menuju ke arah yang lebih baik,” pungkas Pakdhe Bas.(AERO)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.