Aktivis di Antara Pilkada dan Pemilu Legislatif 2019

Bambang Mei Firmanto

 

Mataram, redaksimedinas.com – Baru baru ini sejumlah Aktivis pergerakan NTB dari berbagai elemen mendeklarasikan dukungan politiknya ke salah satu Paslon Gubernur NTB Ahyar Mori Hanafi (AMAN).

ADVERTISEMENT

Secara taktik, sikap politik kalangan Aktivis Prodem ini bisa dibenarkan dan tepat. Hal ini tentu terkait dengan menambah daya resonansi kekuatan, khususnya terkait citra baik persepsi publik terhadap Aktivis.
Kedua, pilihan sikap sebagian Aktivis melakukan bloking politik ke AMAN ini harus dimaknai sebagai upaya menyatukan power politik kaum pergerakan dalam satu kesatuan sikap dan gerak dalam mewarnai konstelasi Pilgub NTB .

Pengamat politik NTB, Bambang Mei Firmanto menegaskan, ketiga, terkait ekspektasi atau harapan yang hendak diraih kedepan dari para aktivis dengan adanya dua momentum yakni pilkada dan Pemilu Legislatif. Dimana kedua peristiwa politik itu dijadikan isu perekat yang berujung pada pemilu legislatif.

Bambang atau yang biasa disapa Didu ini menambahkan, bagi kalangan Aktivis yg memiliki cita cita karier politik kedepan , maka momentum pilkada dijadikan tools untuk persiapan menyongsong Pemilu Legislatif lewat serangkaian gerakan investasi tanam budi kebaikkan dibasis rakyat yang dikuasai. “Pilkada juga dipakai sebagai sarana mengartikulasikan kerja politik dibasis pemilih oleh kalangan Aktivis. Kerja kolektif Aktivis tentu diuji dalam pilkada ini sampai sejauhmana agregasi maupun daya penetrasinya dimassa rakyat,” tukas mantan aktivis lingkungan Walhi NTB ini.

Menurutnya, hubungan simbiosis politik antara Paslon dengan kaum pergerakan tidak bisa lagi diartikan dalam kontek moral force semata, namun bersifat saling memahami maksud. Kesetiaan dan menjaga trust tentu menjadi komitmen awal yg paling utama. Pada celah ini terjadi hubungan take and give yang bermuara pemberian privelese agar Aktivis bisa terback up dalam melaksanakan kerja dibasis secara masif maupun kerja politik lain untuk kepentngan paslon yg didukung.

Ia mengingatkan, dalam alam konstruksi politik yang tidak bebas nilai ini, perjuangan kaum pergerakan dalam memenangkan paslon yang didukung patut diapresiasi. Karena Hal tersebut merupakan partisipasi politik yang kongkret dari para aktivis yang siap pasang badan.

Demikian pula di paslon lain selain AMAN, beberapa kalangan Aktivis pergerakan juga melakukan bloking politik. Semangat dan cita-citanyapun sama yakni ingin berperan memenangkan paslon yang didukung dengan Sukses story. Menyebarnya kekuatan kalangan Aktivis pergerakan pada masing-masing paslon Pilgub NTB ini merupakan dinamika yang tidak harus dikontradiksikan.

Sebagai salah satu pilihan sikap politik yang otonom, apa yang dilakukan oleh Aktivis yang memilih berafiliasi ini merupakan tradisi politik yang baik. Dari momentum Pilkada ini para aktivis dapat belajar dan bekerja dengan cermat untuk terlibat sebagai vote getter dalam memperbesar perolehan suara paslon yang didukung.

Bagi kalangan Aktivis pergerakan tentu sudah tidak asing bagaimana melakukan proses pendampingan pemilih di basis konstituennya. Pelatihan metodologi tentang Community Organizer sudah pernah dijalani, sehingga memudahkan melakukan penetrasi dibasis. Kelebihan para aktivis inilah yang menjadi kekuatan politik di mata paslon lain. (Hrw)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.