Siswanto : “Sebaiknya Sanggar-sanggar Budaya Yang Ada Dihidupkan Kembali”
Mukomuko, medianasional.id – Berbagai pihak di Kabupaten Mukomuko, memprediksikan Tari Gandai (TG) bakal menyabet serta memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Yang mana TG itu akan digelar pada pembukaan Hari Pers Nasional (HPN) 14 Maret 2019 mendatang, bertempat dihalaman kantor Bupati Mukomuko. Optimisme beberapa kalangan masyarakat tersebut, dikarenakan melihat dari antusias para peserta TG yang serius dalam berbagai latihan gabungan bersama.
Baik dari Zona I (Kecamatan Air Dikit) yang diikuti 500 orang lebih penari. Demikian pula pada Zona II (Kecamatan Teras Terunjam),dan diikuti sekitar 300 lebih penari, lantas yang berlangsung sekitar pukul 14:00 WIB pada latihan gabungan bersama dilapangan bola kaki Kecamatan Lubuk Pinang, yang menurunkan 50 orang penari, sementara dari Kecamatan V Koto mengirimkan 30 orang penari, tak ketinggalan 20 orang penari dari Kecamatan XIV Koto. Diharapakan pada hari H-HPN nanti, bisa mencapai lebih dari 1.000 orang para penari Ganadai yang terdiri dari berbagai kalangan wanita muda sampai ke yang tua tersebut.
Dari patauan awak medianasional.id berada dilapangan bola kaki Kecamatan Lubuk Pinang, terlihat lemah lembut serta gemulai lenggang-lenggok tangan, kaki serta body para penari Gandai tengah memperagakan gerakannya secara serius, dalam latihan gabungan bersama tersebut. Dari suasana sedemikian rupa itu, tentunya tampak mayoritas penampilan itu kebanyakan dilakukan para generasi angkatan tua alias (Emak-emak). Dimana tampak sedikit sekali kaum millenial (Genarasi Muda) mengikuti TG itu.
Oleh karena itu perihal senada dan harapankan kejadian yang sama, diungkapkan Camat Lubuk Pinang Iftikar,S.Pd, melalui Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Siswanto,S.Pd, “ semoga tari Gandai ini juga diminati oleh para kaum millenial, dan bukan kaum emak-emak saja yang menampilkannya,” harap Siswanto.
Kendanti demikian lanjut Siswanto, yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Bagian (Kabag) Humas DPRD Mukomuko itu, mengatakan, ada baiknya Pemkab setempat menghidupkan kembali sanggar-sanggar budaya yang telah ada di daerah ini. Menurutnya supaya terdapat wadah bagi kaum-kaum muda untuk megeksplorasi budaya yang merupakan ciri khas daerah ini. Dimana persoalan itu telah lama terpendam seolah-olah dimakan zaman. Kalau ibarat pepatah petitih kita harus (Membangkitkan Batang Terendam). “Tentunya batang itu terbaik kualitasnya, diantara kayu yang lain, bahkan paling super klasnya. Dan hal itu perlu dibangkitkan serta diangkat kembali ke permukaan,” ujar Siswanto.
“Harapan saya semoga sanggar-sanggar budaya yang telah ada di daerah ini, dihidupkan kembli. Agar anak-anak muda bisa mengembangkan bakat dan karya briliannya. Perihal itu tentu saja untuk mengangkat kembali lebih dalam rasa cinta kaum millenial terhadap budaya lokal, yang mempunyai nilai estetika dan penuh seni. Itu tentunya kita berikan dorongan dan dukung serta berikan suport, ” pungkas Siswanto, disela-sela waktunya sambari nonton TG Minggu (3/1), dilapangan bola kaki Lubuk Pinang.(Ari/Ras)