Buruknya Drainase, Pemprov Jabar Terkesan Tutup Mata

Bandung110 Dilihat

Bandung, medianasional.id – Jalan Tengah Majalaya merupakan akses jalan utama semua kendaraan yang melaju dari Ciparai, Cicalengka, Rancaekek, Paseh, Ibun, Laswi, Ciparay, Solokan Jeruk Kabupaten Bandung bahkan dari Kabupaten Garut baik dari Garut maupun Bandung. Buruknya drainase mengakibatkan ruas jalan menjadi genangan air setiap turun hujan, ditambah luapan air dari sungai Citarum Harum.

Jalan Raya Tengah Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, jika terjadi turun hujan banjir mencapai lutut orang dewasa. Kendaraan roda dua maupun roda empat, tidak sedikit terjadi mogok akibat tergenang air. Hal ini seakan dibiarkan dan tidak disentuh oleh Pemerintah Kabupaten Bandung, untuk memperbaiki dan mengambil langkah agar tidak terjadi banjir.

Ratusan pengendara yang melaju di Jalan Tengah Majalaya mengeluh dan menyesalkan terhadap upaya Pemerintah Kabupaten Bandung. Pusat kota Majalaya, menjadi kumuh, semrawut dan sepanjang Jln. Tengah sampai Sambilalu serta Pasar Baru Majalaya tercium aroma bau kotoran kuda serta bau aroma sampah. Ini diakibatkan puluhan andong atau delman beroprasi di Majalaya, sehingga genangan air pun menjadi berwarna hitam serta bau kotoran kuda.

Pantauan MediaNasional.id di sepanjang Jln. Tengah terdapat perkantoran seperti perbankan, pertokoan, dokter layanan kesehatan, Sekolah Dasar, pedagang kaki lima, tukang ojeg. Sungguh sangat ironis di pusat kota Majalaya menjadi momok bagi pemerintahan tingkat Desa, Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten Bandung serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Status Jalan Tengah kota Majalaya merupakan jalan provinsi, dan itu merupakan kewenangan Pemprov Jawa Barat. Menyoroti aspkek lain, tidak berpungsinya saluran drainase sepanjang Jalan Tengah akibat endapan lumpur yang rata dengan bahu jalan. Setiap hari Jln. Tengah Majalaya ramai dilalui kendaraan, buruknya drainase terkesan adanya pembiaran.

Hal tersebut diungkapkan oleh beberapa warga Majalaya salah satunya Wawan Gunawan (46) Selasa (9/4/2019) di Majalaya. Ia juga menegaskan, Pemerintah Provinsi segera mengambil sikap agar persoalan banjir segera dapat teratasi.

“Jalan Tengah Majalaya itu akses utama dan merupakan jalan provinsi. Jika saya perhatikan lebih dari 5 tahun dan setiap turun hujan pasti banjir, kayaknya pemerintah tidak ada niat untuk menata kota dan lingkungan,” ungkapnya.

Kota Majalaya merupakan rawan banjir karena luapan air dari sungai Citarum Harum, setiap banjir selalu menyisakan matrial lumpur. Sehingga saluran drainase cepat dangkal dan tersumbat. Wawan berharap agar Dinas Tata Kota dan Lingkungan jangan ada kesan pembiaran atau masa bodo. Kepedulian tingkat aparatur desa dan tingkat Kecamatan Majalaya itu pun sangat diperlukan dan kesadaran dari masyarakat sebagai pendongkrak berperan serta bersama pemerintah.

Kontributor : Muh. Yadi

Editor : Dian

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.