Wihaji Hadiri Nyadran Larung Kepala Kerbau Masyarakat Klidang Lor Batang

Batang208 Dilihat

Batang, medianasional.id Bupati Batang Wihaji bersama Kapolres Batang AKBP. Edi Suranta Sinulingga ikut melarung sesaji kepala kerbau ke tengah laut bersama masyarakat nelayan.

Budaya masyarakat khususnya Jawa nyadran memang sering dilakukan diberbagai daerah, tidak ketinggalan masyarakat pantai Klidang Batang yang melestarikan budaya nyadran yang melarung kepala kerbau sudah menjadi agenda tahunan dan destinasi masyarakat nelayan Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Minggu (7/10/18).

Wihaji saat dilokasi mengatakan, Tradisi nyadran merupakan wujud syukur atas nikmat kita kepada Allah SWT, dan alam semesta dengan tetap menjaga budaya kearifan lokal.

“Saya nyakin kalau kita selalu bersabahat dengan alam, alam pasti bersahabat dengan kita,” kata Wihaji.

Lebih lanjut Wihaji mengatakan, Agar masyarakat nelayan untuk tidak larut dalam kegembiraan, dan kita harus perbanyak doa dan bersyukur karena masih ada saudara – saudara kita yang masih terkena musibah bencana alam seperti Sigi, Donggala, Palu dan lain sebagainya.

” Jaga alam semesta kita, perbanyak beribadah dan berdoa agar kita selau di berikan keselamatan dan limpahan rizki dan di jauhkan dari bencana,” ajak Wihaji kepada masyarakat Nelayan.

Bupati Wihaji tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Batang AKBP Edi Suranta Sinulingga dan Komandan Kodim 0736 Letkol Kav. Henry Nqpitupulu yang telah bersinergi dengan masyarakat nelayan yang selama ini membantu memberikan ijin melaut.

Wihaji di akhir kegiatannya menyampaikan, ” Kedepan Pemerintah Kabupaten Batang akan merencanakan pembangunan Tempat Pelelangan Ikan Higienis, agar hasil tangkapan ikanya bisa lebih baik dan nelayan lebih sejahtera,”

Ketua HNSI Kabupaten Batang Teguh Tarmujo mengatakan, tradisi nyadaran merupakan kegiatan ritual tahunan sebagai wujud syukur atas nikmat Tuhan selama satu tahun.

” Harapan Kami sebagai masyarakat nelayan bisa melaut mencari ikan dengan aman, nyaman dan mendapatkan rizky yang berlimpah,” Ucap Teguh Tarmujo.

Dijelaskan pula larung kepala kerbau sebagai simbolik, karena dalam bahasa jawa itu kebo yang artinya kebodohan sehingga kita buang prilaku yang bodoh dari pemikiran masa lalu.

” Buang kebodohan masa lalu, dan masyarakat nelayan harus berprikiran maju untuk menghadapi tantangan kedepan,” jelas Teguh Tarmujo.

Kontributor : Sukirno

Editor : Puji_Leksono

ADVERTISEMENT

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.