Warga Pesalakan Bandar Gotong Royong Benahi Irigasi Terdampak Longsor

Batang97 Dilihat

Batang, medianasional.id
Cuaca ekstrim pada akhir bulan februari lalu berdampak pada longsornya tebing di wilayah pager ukir di desa Pesalakan, kecamatan Bandar, kabupaten Batang.
Kondisi cuaca hujan pada waktu itu yang terus menerus mengakibatkan terjadinya longsoran di dekat petak 35 C dan 35D area hutan pinus milik negara.

Akibat curah hujan tinggi tersebut mengakibatkan ada dua lokasi longsor namun tidak bersamaan, yang pertama 19/2/2019 sore kurang lebih pukul 15.30 wib, kabar longsoran pertama di bawa warga (AL) yang sedang mancing, melihat adanya longsor langsung bergegas pulang mengabarkan kepada ulu – ulu saudara Dalari di rumahnya dan akhirnya kabar itu di sikapi Kades beserta jajarannya dan juga warga masyarakat yang terkena dampak akibat adanya longsor tersebut.

Lokasi longsor pertama di bawah bendungan pager ukir kurang lebih sepanjang 300 meter, dengan lebar hingga 15 mter dengan kedalaman tanah yang tergerus sekitar 2 meter.

Dampak daripada longsoran mengakibatkan putusnya aliran sungai untuk pengairan sawah warga dukuh Maron, dukuh Karang Gondang dan desa sebelah yaitu desa Kedungmalang yang masuk wilayah kecamatan Wonotunggal.

Akibat longsornya tebing setinggi 30 meter tersebut berdampak pada warga petani yang tidak bisa menggarap sawahnya dan ada pula warga masyarakat yang ternak ikannya pada mati akibat tidak terairi. Selas, (19/3/2019) siang di kantor balai desa Pesalakan.

Sugeng raharjo (42) warga karanggondang menuturkan bahwa ” selaku warga yang memiliki sawah di sekitar lokasi yang terkena dampak tebing longsor saya juga usaha budidaya ikan lele yang ikutan terkena dampaknya akibat adanya tebing yang longsor menutupi saluran irigasi. Dengan matinya saluran air sementa ikan lelenya di airi menggunakan air sumur, bahkan tetangganya yang memelihara ikan nila ikanya pada mati akibat tidak adanya aliran air yang mengalir, “Jelasnya.

Taswanto (43) warga maron mengatakan bahwa kondisi lahan miliknya sekarang mangkrak padahal rencananya mau di jadikan lahan percontohan oleh adik – adik mahasiswa Universitas Pekalongan perihal penanaman buah semangka dengan sistem polybekisasi yang akan di garap mahasiswa semester akhir jurusan pertanian dengan lahan seluas 1500 M2. Rencananya pada akhir maret ini akan dimulai pelaksanaan kegiatan namun melihat kondisi di lapangan belum bisa di betulkan saluran irigasinya maka kegiatan tersebut bisa mundur bahkan bisa berganti lokasi. Karena belum adanya gamabaran akan selesai di perbaiki kapan waktunya.

” Lokasi longsor kedua berjarak kurang lebih seminggu setelah terjadi longsoran pertama, pada kamis wage 28/2/2019 longsor kedua terjadi di daerah yang bernama jlarangan tebing setinggi 30 meter dengan lebar 3 meter yang menutupi saluran irigasi selebar kurang lebih 1,5 meter.

Partono (49) warga desa Pesalakan sekaligus sebagai ketua paguyuban petani pager ukir sebagai pengurus LMDH mengatakan bahwa dengan adanya bencana tanah longsor tersebut sawah saya tidak bisa di garap untuk sementara waktu sambil menungu gotong royong /gerakan yang di lakukan oleh petani yang mempunyai lahan terdampak longsor rersebut dan para warga yang memelihara ikan.

“Gotong royong sudah berjalan seminggu namun pekerjaan belum dapat separoh pekerjaan, Pekerjaan dilakukan setengah hari dengan melibatkan kurang lebih 40 orang warga sekitar, ” Pungkas Partono.

Rapini Kepala Desa Pesalakan menuturkan bahwa warga masyarakat yang melakukan kerja bhakti bersama – sama adalah warga yang terdampak longsor di bantu warga kedua pedukuhan, kegiatan gotong royong tersebut sudah berlangsung seminggu namun belum membawa hasil yang signifikan karena mereka menggunakan peralatan seadanya.

Lanjut kades Rapini menuturkan kegiatan gotong royong ini di lakukan swadaya masyarakat lingkungan bserta para warga yang terdampak matinya aliran sungai tersebut. Matinya aliran sungai kecil itu sudah selama kurang lebih satu bulan lamanya yang berdampak pada para petani yang mau menggarap sawah tidak bisa karena tidak adanya pasokan air.

“Harapan warga Pesalakan ada uluran tangan dari pemerintah daerah kabupaten Batang melalui dinas terkait untuk membantu membetulkan aliran yang jebol hingga bisa dipergunakan kembali seperti sediakala, “Jelas orang nomor satu di desa Pesalakan itu.

Reporter. : Puji Leksono.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.