Warga Kembali Protes Adanya Dugaan Proyek Siluman di Desa Batu Gajah Tapung

Kampar, Riau151 Dilihat

Kampar, medianasional.id – Sejumlah masyarakat Desa Batu Gajah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, kembali dibuat bertanya – tanya, terkait proyek pembangunan Dreanase di lingkungan desa setempat. Senin, (10/08/20).

 

Pekerjaan fisik yang diduga menggunakan Dana Desa (DD) Batu Gajah tahun 2020 ini tidak dilengkapi dengan papan nama atau dugaan proyek siluman. Setelah adanya protes dari masyarakat, akhirnya salah seorang perangkat Desa Batu Gajah memasang plang proyek pembangunan dreanase tersebut.

 

Menurut salah seorang warga Desa Batu Gajah, Satia Muda Ritonga, kepada awak media menjelaskan, kemarin masyarakat datang menanyakan kepada saya. Itu di RT 05 mau buat bangunan apa, kata mereka. Jadi saya sampaikan, saya tidak tahu. Siapa TPK nya, itu mau dibangun apa saya tidak tahu.

 

Sebelumnya, kemarin saya sudah pernah menyampaikan sama pak Sekdes. Pak Sekdes, apabila kita mau mengadakan kegiatan pekerjaan tolonglah di undang perangkat desanya. Seperti RT/RW, bahkan saya katakan. Jangan dianggap mereka itu tidak ada apa – apanya, ini seperti binatang saja kalian anggap. Termasuk saya selaku Kadus,’ jelas Satia Muda.

 

Lebih lanjut ditambahkan Satia Muda Ritonga, seharusnya saya mengerti. Kalau itu di wilayah saya adapun kegiatan, paling tidaknya saya harus dikasih tahu. Ini kok diam aja, ada apa? Dan Kedua, papan kegiatan pun baru hari ini dipasang. Jadi seorang pemimpin macam apa begitu, masak tiap tahun terulang lagi keributan. Seharusnya dia transparan, sampaikanlah sama masyarakat.

 

“Kalau tidak bisa sama masyarakat desa, paling tidak kami perangkat – perangkat desa harus tahulah. Kalau begini tolonglah kepada aparat pemerintahan, baik itu dari Kecamatan sampaikanlah kepada Kades kami ini. Janganlah seperti ini mengadakan kegiatan proyek Desa Batu Gajah tersebut,  karena diduga proyek ini “Proyek Siluman,” ucap Satia Muda Ritonga.

 

Sementara itu, perwakilan masyarakat Desa Batu Gajah, Syukur Suryadi juga menyampaikan, saya mewakili masyarakat yang ada disini, khususnya masyarakat Desa Batu Gajah. Kami sangat – sangat Kecewa, sebab contoh sederhananya macam bangunan proyek yang ada sekarang ini.

 

“Karena plang proyek ini baru dipasang, sementara pengerjaan sudah hampir berjalan satu minggu. Saya rasa ini sudah ada bocoran juga, bahkan mau didatangi inilah baru dipasang plang proyeknya. Entah ini proyek apa, kita baru tahu setelah ada papan plang kayak begini,” terang Syukur Suryadi.

 

Kemudian dikatakan Syukur Suryadi, apa mungkin begini – begini saja kampung kami ini, kamipun tidak mau juga. Ini contohnya, Kepala Desa kami undang kesini dia tidak mau. Jawabannya apa, biarkan saja begitu kata RT 02 kepada kami. Apa kayak begitu seorang kepala desa? Sebetulnya tidak pantas seorang Kades mengatakan seperti itu.

 

“Harapan kami sederhana saja masyarakat Desa Batu Gajah ini, kejadian – kejadian ini jangan sampai terulang lagi. Karena kejadian – kejadian yang kemarin sudah kami laporkan kepada pihak Kejaksaan. Janji dari pihak Kejaksaan dalam bulan ini akan disampaikan hasil laporannya, kita tunggu saja. Yang jelas proyek ini kalau memang begini caranya, mungkin nanti bisa lebih heboh lagi,” tegas Syukur Suryadi.

 

Terakhir ditambahkan Syukur Suryadi, apalagi model Kepala Desa ini, tidak cocok sama kami. Kalau memang dia tidak mampu, turun saja. Bukan kami ambisi mau jadi Kepala Desa, tidak. Semua proyek itu ada aturan mainnya, seperti di musyawarakan, Musrenbang, transparan, dan lain sebagainya,” tuturnya.

 

Ditempat terpisah, Benny Saprawoto selaku wakil masyarkat yang juga anggota BPD Batu Gajah juga menegaskan, saya informasikan sama bapak. Bahwasannya saya selaku anggota BPD, karena saya merasa wakil masyarakat walaupun tidak ada Ketua BPD. Tapi ada beban tanggungjawab saya, itu mangkanya sudah saya pertanyakan kepada Sekdes.

 

Bukan sampai disitu saja, saya sudah meminta dengan Kades, bahwasannya APBDes itu harus sampai sama kami. Jadi gimana kami mau mengetahui dasar proses pekerjaan itu kalau tidak ada yang namanya data sama saya. Itu berkali – kali saya minta kepada Kades dan Sekdesnya, tapi toh juga sampai sekarang tidak ada,” ungkap Benny Saprowoto.

 

Selanjutnya untuk keseimbangan pemberitaan, awak media didampingi salah seorang masyarakat mendatangi rumah Kades Batu Gajah. Namun Junaid atau Junaidi selaku Kades Batu Gajah tidak keluar rumah, dan awak media pun mendatangi Kantor Desa Desa Batu Gajah. Tapi Kades Batu Gajah tidak ada ditempat.

 

Lanjut awak media menghubungi kepala Desa melalui telepon selulernya dan panggilan Whatshapnya, namun tidak dijawab. Hingga berita ini diturunkan, Kepala Desa Batu Gajah tidak bisa dikonfirmasi oleh awak media. ( Robinson Tambunan).

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.