Warga Desa Wujil Gelar Sedekah Bumi

Semarang511 Dilihat

Ketua panitia Akhmad Daelami (nomor tiga dari kanan) bersama seluruh panitia sedekah bumi, Sabtu, (17/8/19), kemarin malam. (Budi supriyatno).

Semarang, medianasional.id – Ratusan warga Dusun Krajan Lor, Krajan Kidul, Kuwarasan dan Kolang kaling kelurahan Wujil, Kabupaten Semarang menggelar sedekah bumi dan wayang kulit di Kelurahan Wujil, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Sabtu (17/8/19) kemarin malam.

ADVERTISEMENT

Ketua panitia Sedekah Bumi Akhmad Daelami, mengatakan, kegiatan sedekah bumi ini merupakan tradisi adat yang sudah lama digelar oleh masyarakat kelurahan wujil guna mensyukuri segala nikmat yang di dapat dari hasil bumi masyarakat.

“Yang utama, tentu saja sebagai rasa syukur atas nikmat hasil bumi yang cukup besar, serta melestarikan kultur budaya dan kesenian kita yang perlu dilestarikan,,” kata ketua panitia acara sedekah bumi ini.

Acara yang berlangsung hingga larut malam ini dimulai dengan pembacaan tahlil dan doa bersama untuk para leluhur serta doa mengharap agar hasil bumi bisa menjadi berkah.
Setelahnya, melestarikan tradisi kesenian jawa, masyarakat dihibur dengan pertunjukan wayang kulit.

Menurut Akhmad, sejarah nama wujil diambil dari nama pendiri Siti mu’ujil, sehingga setiap tahunnya pada selasa kliwon pada bulan agustus sebagai peringatan ulang tahun berdirinya Desa Wujil ini.

“Awalnya kegiatan sedekah bumi ini dilakukan setiap tahun, namun berjalanya waktu, ada perubahan, sehingga sedekah bumi digelar dua tahun sekali, untuk tahun pertama kita gelar mujadahan dan pengajian akbar kemudian tahun kedua kita gelar acara seperti ini, hal ini sudah berjalan delapan tahun ini,” terang akhmad yang juga menjabat sebagai kepala sekolah SDN 01 Bergas Lor ini

Selain dikenal, lanjutnya, Wujil dikenal sebagai penghasil hasil bumi yang bagus, serta memiliki para seniman budaya yang terlahir di Desa Wujil.

“Kebanyakan seniman budaya terlahir di kabupaten semarang ini, salah satunya dalang muda usianya masih 20 tahun dan masih kuliah namanya Ki.Bayu Lomoyo, inilah salah satunya seniman yang lahir di Desa kami,” terangya.

Dia menambahkan, suksesnya acara ini berkat kerja keras warga dan dukungan juga partisipasi warga kelurahan Wujil. “Tanpa mereka semua acara ini tidak akan terlaksana dengan baik, semoga masyarakat di kelurahan Wujil setiap tahunnya tetap selalu guyup rukun dan damai, karena bisa menjaga kekeluargaan dan kekompakan warga,” ucapnya.

Sementara itu, Sukirno mengungkapkan, pegelaran wayang kulit yang di selenggarakan dalam acara sedekah bumi ini, dilaksanakan dua kali dalam sehari.

“Pagelaran wayang ini di mainkan dua dalang dalam sehari secara bergantian, dalang terakhir yang memainkan wayang yaitu ki Bayu Lomoyo asli warga desa ini dan masih duduk di bangku kuliah,” tambahnya.

Pagelaran wayang yang diselenggarakan di kelurahan Wujil, Kecamatan Bergas, dalam sedekah bumi dengan judul ‘Lakon Anoman Maneges’ warga menonton acara ini hingga larut malam hingga usai acara. (Bud).

 

Editor : Budi