Tradisi Pesta Sekura di Lampung Barat, Sebagai Ajang Mempererat tali slaturahmi.

Lampung Barat652 Dilihat

Lampung Barat,medianasional.id — Lampung barat (LAMBAR) memiliki banyak budaya yang masih bisa kita lihat dan nikmati hingga saat ini. Daerah yang mengedepankan nilai luhur warisan adat dan budaya yang di wariskan turun temurun dari generasi ke generasi dan Salah satu budaya adat Pesta Sekura unik dan meriah, dilaksanakan setiap Lebaran Hari Raya Idul Fitri.Waktu pagelarannya mulai dari 1 Syawal hingga 7 Syawal,tempat terjadwal tersusun atas kemupakatan masyarakat adat setempat, Minggu(24/04/2022).

ADVERTISEMENT

Pesta Sekura adalah sebuah tradisi yang bersifat hiburan,terbuka untuk umum. muasalnya dari yang di namakan peperangan gegakhah bulan bakha di atas gunung pesagi pada tanggal 29 Rajab 688 Hijriah, serta merupakan asimilasi budaya penaklukkan suku tumi serta masuknya Islam di tanah Lampung.

Kata ‘Sekura’ berasal dari bahasa setempat ‘sekura’ atau ‘sekukha’. Artinya adalah penutup wajah atau penutup muka.Tujuan agar tidak mudah dikenal.

Ada 2 (dua) jenis Sekura yang bisa kita lihat di acara tersebut. Ada ‘Sekura Betik’ dan ‘Sekura Kamak/sekura bukhak.

Sekura Betik

Sekura betik adalah penutup muka yang menggunakan kostum yang indah dan bersih.

Biasanya mereka mengenakan kain panjang dan kacamata serta penutup kepala yang telah di hias.

Sekura Kamak/sekura bukhak

Sekura Kamak/sekura bukhak adalah penutup muka yang berbentuk urakan dan berpakaian kotor,jelek. Peserta yang berperan sebagai Sekura Kamak biasanya mengenakan topeng yang terbuat dari kayu.

Bentuk topeng tidak simetris dan urakan namum berbentuk. Plus kostum yang unik,lucu,menyeramkan.

Menurut cerita turun temurun dari generasi ke generasi yang beredar di masyarakan adat sekala brak, budaya Sekura ini dimulai saat adanya perang gegakhah bulan bakha, PadaAbad ke-13 Masehi Empat Umpu dari keturunan anak Raja yang menyebarkan agama Islam, Kemudian masuk ke Sekala brak kuno, sebelum didirikannya Sidang Saleh melihat sebuah negeri yang beragama Animisme, ada sebuah proses dialog pada saat mereka sampai di Skala brak kuno. mereka menempati suatu tempat yang disana juga adalah salah satu komunitas yang tidak termasuk dari bagian suku tumi tetapi juga adalah kelompok-kelompok yang bisa di pengaruhi lebih awal untuk memeluk agama islam di sini dislokasi mereka di dalam sejarah yang namanya “Ranji Pasai” bahasa lampung nya “Sikam Jamma Pasai” (Kami Orang Pasai), setelah dialog dari tanggal 18 Rajab 688 Hijriah sampai dengan 22 Rajab 688 Hijriah itu kemudian tidak mendapatka suatu titik temu akhirnya naik ke atas gunung pesagi pada tanggal 29 Rajab 688 Hijriah.Pada saat itu agar tidak mudah dikenal semuanya memakai tutup wajah (topeng) sehingga terjadi suatu peperangan, peristiwa bulan bakha pada saat suatu pagelaran dari pada upacara dimalam bulan purnama. pertempuran yang sangat sengit akhirnya skala brak kuno tumbang,.Disinilah awal dari pada Kerajaan Islam memulai pengaruhnya. Dengan raja terakhir Kepaksian Skala brak Kuno yang beragama Animisme, seorang laki-laki yang disebut Ratu Sekekhummong.

Tradisi / Pesta Sekura saat ini masih terus berlanjut diadakan secara rutin oleh masyarakat adat Lampung Barat.. Berpungsi sebagai ajang mempererat tali silaturahmi serta persaudaraan.

Masyarakat Lampung Barat masih melestarikan budaya ini. Karena merupakan salah satu identitas budaya daerah Lampung Barat

Nilai yang terkandung dari acara/tradisi ini adalah rasa Sehangguman, saling sayang, saling membesarkan, menebar kebaikan, Kekeluargaan dan gotong royong. Khsususnya dalam momen setelah menjalani puasa Ramadhan setiap tahunnya.

Lokasi penyelenggaraan tradisi
sekura berganti-ganti dari satu desa ke desa lain. Para pesertanya berkeliling kampung mengenakan kostum dan penutup muka beraneka ragam.

Lalu dilanjutkan dengan berbagai atraksi lain setelahnya. Seperti berpantun, pencak silat, dan panjat pinang. Peserta panjat pinang biasanya dilakukan oleh peserta yang mengenakan Sekura Kamak, 1 buah panjat pinang diperuntukan untuk beberapa desa.

Mari kita jaga dan lestarikan Adat seni dan budaya.Dengan perbedaan bahasa kita jadikan wadah mempersatukan berbagai rasa menjadi satu rasa dalam kesatuan.(Rz)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.