Tradisi Ngambeng, Tradisi Turun Temurun Warga Wonotunggal

Batang543 Dilihat

Batang, medianasional.id
Salah satu tradisi islami yang hingga saat ini masih bertahan dan langgeng di masing – masing desa yang ada di wilayah Kabupaten Batang adalah tradisi ngambeng, seperti yang biasa dilakukan warga dilingkungan Masjid Besar Al Ikhlas Wonotunggal Desa Wonotunggal, Kecamatan Wonotunggal. Warga lingkungan masjid besar ketika usai melaksanakan shalat Idul Fitri mereka kembali kerumah masing – masing dan tanpa disuruh datang kembali ke masjid dengan membawa masakan siap saji. Ini adalah salah satu potret tradisi ngambeng yang ada di Kabupaten Batang salah satunya di Desa Wonotunggal ini. Ngambeng dalam istilah di Desa Wonotunggal / Batang adalah suatu kegiatan berupa selamatan makan bersama-sama di masjid pada waktu – waktu tertentu seperti saat peringatan hari – hari besar keagamaan seperti bulan Muharram, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Rabu wekasan, Nuzulul Qur’an, dan Hari Raya Idul Fitri / Idul Adha dan lain sebagainya.

Menurut H. Irham salah satu takmir Masjid AL IKHLAS Wonotunggal menuturkan, Niat dari pada sodakoh tak lain yaitu untuk tolak balak seperti difatwakan assodaqotu lidaf il balak.
Yang menjadi dasar atau prinsip utama dalam ngambeng adalah bersedekah makanan, Pelaksanaannya yaitu di sesi pamungkas acara-acara keislaman seperti di atas, tepatnya kalau pada Hari Raya Idul Fitri 1442 H seperti saat ini. Masing – masing jamaah / Rumah yang hadir dalam acara keislaman tersebut membawa nampan atau wadah berisi nasi dan lauk pauknya, dan ada juga yang membawa minuman dan lainya. Kamis, (13/5/2021).

Ia juga mengatakan, Pada kesempatan ngambeng seperti ini dalam suasana penuh keceriaan satu sama lain saling menawarkan makanan yang dibawanya. Tidak hanya itu, sebelum do’a bersama pun warga biasanya langsung berjabat tangan saling memaafkan. Guyub rukun gotong royong warga jamaah selalu di pertontonkan dari dulu, menjadikan suasana semakin akrab.

” Tradisi ngambeng seperti ini sudah berjalan turun temurun dari generasi ke generasi,” Ungkap H. Irham yang juga salah satu imam masjid besar Al Ikhlas Wonotunggal.

Hal senada juga dibenarkan oleh warga jamaah dilingkungan masjid Sutarni mengatakan, Tradisi ngambeng sehabis sholat Idul Fitri ini dilakukan sudah turun temurun dari kecil saya pun sudah ada tradisi ngambeng dalam setiap acara – acara keagamaan lainya.

Lebih lanjut, Sutarni menjelaskan Tradisi ngambeng seperti ini dilakukan tanpa undangan, warga secara otomatis membawa makanan tanpa di perintah dan penikmat hidangan siapa saja boleh mengikuti. Misal, ada jemaah dari luar daerah pas kebetulan ibadah sholat Idul Fitri di masjid ini, usai ibadah sholat melihat acara tersebut boleh bergabung ikut ngambeng bersama warga lingkungan masjid dipersilahkan.

#PujiLeksono

ADVERTISEMENT

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.