Semarak dan Meriahnya Kegiatan Khoul Makam Bakalsari ke 13.
Batang, media nasional.id
Kalau kita amati, akhir-akhir ini banyak dijumpai acara haul, baik yang diselenggarakan perorangan maupun organisasi. Ada yang dilangsungkan secara sederhana, dengan memanggil kerabat serta tetangga dekat, untuk bersama-sama melaksanakan tahlil atau khataman Al-Qur’an.
Adapula yang mengundang dai atau ulama untuk memberikan wejangan keagamaan dan mau’idhah hasanah, dalam suatu forum terbuka yang populer dengan pengajian umum.
Meski budaya haul sudah berjalan sejak lama di Indonesia dan menjadi tradisi, ada sebagian orang yang menganggapnya sebagai perbuatan terlarang dengan anggapan bid’ah, tidak bermanfaat baginya.
Untuk mengetahui status hukum haul, tidak bisa dilepaskan dari bentuk kegiatan dalam rangkaian acaranya. Artinya, menghukumi haul sama saja dengan menghukumi perbuatan yang terdapat dalam perhelatan itu sendiri. Haul sebenarnya diserap dari bahasa Arab al-haul yang berarti tahun.
Sebagaimana yang dilaksanakan masyarakat desa Bakalan yang melaksanakan kegiatan Khoul Massal Makam Kiyai Bakalsari ke 13. Diisi oleh penceramah Kiyai Solihin dari Reban. Kegiatan Khaul tahun ini nampak meriah dan ramai yang diikuti sebagian besar masyarakat setempat dan adapun sebagian dari tetangga desa.
Sebagaimana mana mengutip isi ceramah Kiyai Kiyai Solihin, menyampaikan bahwa pentingnya sebagai NU dalam menguri – nguri kegiatan khoul, walau tanpa harus diadakan istimewa atau besar – besaran. Karena muatan khoul sendiri sebagai bentuk ucapan rasa syukur atas jasa para pendahulu yang telah berjasa atas diri kita, lingkungan dan agama,” mengutip sepotong ceramah dari Kiyai Kiyai Kiyai Solihin.
Sementara itu Rohman Kepala Desa Bakalan menuturkan bahwa dalam kegiatan khoul kali ini cukup meriah, karena dihadiri oleh Pemdes, Kepala Desa saya sendiri, dan perangkat BPD, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Pengasuh Ponpes, Kyai Salman, Kyai Asrofin, Gus Takim dan Ulama setempat.
Acara ini berjalan berkat kerjasama antara warga masyarakat dengan Panitia
penyelenggara dengan pengurus Irmas Al Muttaqien.
Selanjutnya Rohman Kepala Desa Bakalan memberikan penjelasan sedikit mengenai sosok Kyai Bakalsari, bahwa ia adalah yang telah mbabat atau merintis dan memperjuangan adanya desa Bakalan,” tutur Rohman Kepala Desa Bakalan.
Kegiatan Khoul Kyai Bakalsari ini, dilaksanakan setiap tahun tepatnya setiap bulan jumadil awal jumat pon.
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa khoul dimaksudkan guna mengingatkan kita akan ajal supaya kita lebih tekun dan khusuk beribadah,” jelasnya.
Dalam kegiatan khoul tahun ini berjalan berkat kerjasama dan kebersamaan semua masyarakat yang guyub, rukun dan kompak mensuksekan jalannya acara ini,” ujarnya.
Tetkait dana yang telah dikumpulkan untuk kegiatan Khoul tahun ini, telah menghabiskan dana sebesar dua belas juta rupiah (Rp. 12.000.000) dari swadaya urunan para warga Bakalan.
Disampaikan Bapak wanurip (51) tahun warga bakalan menuturkan bahwa kegiatan seperti ini sudah dilaksanakan berjalan 13 tahun, dan di tahun ini dengan penceramah Kiyai Kiyai Solihin dari Reban nampak menambahkan minat para warga yang hadir. Karena beliau terkenal dengan muatan isi ceramah yang bermakna dan pinter ngelucu,” tuturnya.
Acara Khoul makam Bakalsari
Yg ke 13 siangnya diisi pengajian umum
ngaji yasin tahlil dan doa dipimpin Kyai Slamet Asrofin pengasuh Pondok Jurang Jero Bakalan. Acara diteruskan dengan kegiatan pengajian, dan di malam hari dilanjutkan dengan kegiatan pembacaan yasin dan tahlil serta kirim doa bagi arwah yg ada dalam kubur.
Pada kesempatan kali peserta dari panitia, keluarga, kyai dan ustad.
kemudian siangnya diisi pengajian umum
ngaji yasin tahlil dan doa dipimpin kyai Slamet Asrofin Pengasuh Pondok Jurang Jero Bakalan. Acara pada malam hari mulai pukul 19:30 atau bakda isya, (Sukirno).