Sekda Wonosobo Apresiasi Berbagai Pihak dalam Pencegahan dan Penangulangan TBC di Wonosobo

Wonosobo68 Dilihat

Wonosobo, medianasional.id – Dilansir dari Global Tuberculosis Report 2021, Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi ke-3 setelah India dan Cina, dimana saat ini menyumbangkan 2 per 3 kasus TBC di dunia. Pada 2020, diperkirakan terdapat 824.000 orang jatuh sakit dengan komposisi 93.000 jiwa meninggal dunia akibat TBC di Indonesia. Sedangkan di Wonosobo, tahun 2020 kasus TBC diperkirakan sebanyak 1898 kasus, yang berhasil diobati sebanyak 1093 atau 57,59%, ini menurun dibandingkan dengan temuan 2019 sebanyak 1798 atau 94,73%.

ADVERTISEMENT

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah Wonosobo, One Andang Wardoyo menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas peran serta aktif berbagai pihak dalam pencegahan dan penanggulangan TBC di Wonosobo, Kamis, (24/3) di Pendopo Selatan, dalam sambutannya di acara Sarasehan Hari Tuberkulosis Sedunia Kabupaten Wonosobo 2022, inisiasi Dinas Kesehatan dan Yayasan Mentari Sehat Indonesia.

“Dampak penderita TBC tidak hanya pada aspek kesehatan saja namun merambah pada sektor sosial dan ekonomi masyarakat, seperti pengeluaran akomodasi pengobatan dan penghilangan penghasilan sebesar 38% serta stigma masyarakat dengan pemberhentian pekerjaan yang berdampak pada kesejahteraan ekonomi penderita,” tuturnya.

Selanjutnya, One Andang mengajak kepada semua pihak terkait untuk bersama merealisasikan gerakan Toss TB secara optimal dan komprehensif mengingat angka kasus TBC di Wonosobo dinilai cukup tinggi. Dinilainya, capaian kinerja layanan kesehatan cukup baik, tahun 2019 melayani sebanyak 5380 orang atau 61,14%, 2020 sebanyak 3397 orang atau 36,82%, dan 2021 sebanyak 6804 orang atau 73,67%.
Selain itu, ia juga berpesan untuk tidak meremehkan penyakit TBC dengan melakukan deteksi sedini mungkin. “Jangan remehkan penyakit TBC, aktiflah melakukan deteksi sejak dini melalui akses layanan kesehatan TBC yang ada sehingga jika ada gejala segera dapat diobati dengan baik, ini bagian upaya kami untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,” tambahnya.

Plt Kasie P2PM Dinkes Wonosobo, Sri Purwaningsih mengatakan, tujuan sarasehan TB adalah untuk memperkuat komitmen dan meningkatkan peran aktif masyarakat baik Pemerintah Daerah, media, swasta, dan komunitas terhadap pencegahan TBC. Mengangkat tema investasi untuk eliminasi TBC selamatkan bangsa, Sri mengaku pihaknya telah melakukan rangkaian kegiatan, antara lain penyuluhan kesehatan TB di Pondok Pesantren, Podcast TB, Workshop bagi petugas tenaga kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit.

Pada forum yang sama, dr Lusiana dari RS PKU Muhammadiyah Wonosobo menambahkan, TB merupakan salah satu penyakit tertua yang sudah ada sejak 2500 SM yang sampai saat ini belum dapat dihilangkan dengan disebabkan mycrobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru bahkan seluruh organ manusia.

Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Wonosobo, Dyah Afif Nurhidayat menyampaikan, peran PKK dalam pencegahan TBC sejak 2010 sudah membentuk 795 kader yang tersebar di 265 desa dengan memberikan pelatihan pola hidup bersih dan makanan yang sehat.
“Sejak PKK Wonosobo membentuk 795 kader yang tersebar di 265 desa, kami juga terus mengingatkan kader PKK untuk eksis di masyarakat,” imbuh Dyah.

Wening Tyas Suminar, Ketua Yayasan Mentari Sehat Indonesia menyampaikan bahwa setiap orang punya perannya sendiri dalam hal pemberantasan TBC, dia juga berharap agar kolaborasi dan kemitraan yang sudah terjalin bisa semakin solid demi tercapai satu tujuan Eliminasi TBC 2030.
“Semuanya punya peran sendiri-sendiri dalam pemberantasan TBC. Ada yang harus di lapangan, ada yang bisa memberikan support bantuan dan anggaran, ada yang menentukan kebijakan. Together, we are stronger,” tegasnya.

Sarasehan TB yang dikemas lewat dialog interaktif menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan, dokter Paru dari RS PKU Muhammadiyah, Yayasan Mentari Sehat Indonesia, dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Wonosobo, dihadiri oleh sebanyak 80 orang lintas sektor terdiri dari OPD, Direktur Rumah Sakit, Kepala Puskesmas, organisasi profesi, organisasi masyarakat, akademisi, BUMN, BUMD, dan komunitas. Di sela acara juga dilakukan penyerahan APD dari Dinkes kepada kader TB Mentari Sehat Indonesia (MSI).(Andika)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.