Penggunaan Vertical Dryer Padi Petani Diresmikan Pemkab Kampar

Kampar, Riau559 Dilihat

Kampar, medianasional.id – Bupati Kampar, Catur Sugeng Susanto, S.H, yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kampar, Yusri, meresmikan Vertical Dryer Padi Kapasitas 6 ton tahun anggaran 2018, dan penyerahan Power Thresher Tahun Anggaran 2019 yang merupakan Anggaran Pusat (APBN) di Desa Pulau Bodi, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau. Senin, (1/4/2019).

 

Saat ini ekonomi yang tahan terhadap moneter adalah pertanian, minimal dari hasil pertanian kita dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Inilah yang dikategorikan ekonomi mapan, untuk itu kita tingkatkan pertanian.

 

“Pertanian ini harus kita perkuat jangan sampai kita tinggalkan, justru harus kita tingkatkan dengan menambah varietas tambahan seperti terong, sayur, inilah yang nantinya dapat menambah penghasilan petani,” jelas Yusri.

 

Selanjutnya Yusri menceritakan sejarah saat dirinya bertani pada masa lalu, mulai dari mahompe, magarejo, merontokkan yang dulu pernah dialaminya. Saat ini semuanya dipermudah menanam ada mesin tanam, sudah menuai ada hand traktor, sudah panen sekarang ada mesin dryer, tinggal kemauan kita untuk bertani.

 

“Pemerintah Daerah mendorong masyarakat pertanian, kembali kita bertani tanpa harus khawatir. Jangan malu kita bertani, tapi justru harus bangga. Karena saat ini semakin langka, namun dengan teknologi canggih saat ini bertani merupakan prospek yang baik untuk kedepannya.” ungkap Yusri lagi.

 

Harapan kita kedepannya, akan dapat memberikan dampak positif di bidang pertanian. Sekretaris Daerah Yusri mendorong Kadis Pertanian dapat menambah jumlah dryer ini di beberapa titik pertanian yang strategis, dan akan dianggarkan kedepannya untuk delapan kelompok tani, agar Kampar mencapai swasembada pangan melalui sistem sharing budget.

 

 

“Pertanian juga merupakan sektor yang diharapkan oleh pemerintah, dan mendapatkan perhatian khusus. Karena saat ini semua lahan di Riau habis untuk sawit, untuk itulah pemerintah harus berfikir kedepannya.

 

“Jaga inventaris masing-masing kelompok jangan dirusak, sama sama kita jaga, olinya dilihat dan diservis, serta dirawat. Jangan saling menyalahkan, siapapun bisa menggunakan,” ujar Yusri.

 

Kemudian Kadis Pertanian Kabupaten Kampar, Henry Dunan juga  mengatakan, bahwa kondisi Kampar pada saat ini baru mampu menyediakan 80.000 ton padi, dari kebutuhan saat ini 120.000 ton. Artinya masih defisit 40.000 ton, defisit tahun ini lebih dikarenakan 1500 hektar lahan terendam banjir, dan menyebabkan kehilangan potensi 9000 ton padi.

 

“Karena mesin ini merupakan milik seluruh kelompok yang merupakan bantuan pusat, dan diserahkan ke kabupaten Kampar. Sementara itu dapat juga digunakan oleh seluruh kelompok tani yang pengelolaannya dioptimalkan melalui Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA). Sebab bantuan ini untuk mengatasi persoalan yang ada selama ini,” tutur Hendri Dunan. ( Rilis / Robinson Tambunan). 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.