Minimnya Sarana Mebeler, SMPN 14 Raja Ampat Terapkan Double Ship

Papua168 Dilihat
Gedung Sekolah dibangun Tahun 2009 yang 4 rombelnya saat ini digunakan SMPN 14 Raja Ampat untuk proses belajar mengajar. (Zainal)
Raja Ampat, medianasional.id – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 14 di Distrik (Kecamatan) Kota Waisai, Raja Ampat, Papua Barat merupakan salah satu sekolah model.
Namun, ironisnya sejak dinobatkan sebagai sekolah model oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Papua Barat tahun 2015. SMPN 14 Raja Ampat tidak ditunjang dengan sarana prasarana yang memadai, salah satunya sarana mebeler.
Hal itu diungkap wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMPN 14 Raja Ampat, Tamrin Rumai kepada media ini,Senin (10/9) sore.
“Agar optimal proses belajar mengajar di SMPN 14, kami butuh 20 (dua puluh) rombongan belajar (rombel) yang ditunjang dengan sarana mebeler,” katanya.
Gedung Sekolah Yang Tidak Dilengkapi Dengan Sarana Mebeler Dan Diduga Bangunannya Juga Rapuh. (Foto Zainal)
Tamrin mengaku, pihaknya memperoleh bantuan dari LPMP Papua Barat sebesar Rp.15.000.000 (lima belas juta rupiah), uang tersebut tidak cukup menunjang SMPN 14 Raja Ampat yang saat ini berstatus sebagai sekolah model.
Ia menambahkan, proses belajar mengajar di SMPN 14 saat ini menggunakan 10 (sepuluh) rombel dengan jumlah siswa 584 (lima ratus delapan puluh empat),dan memiliki 37 (tiga puluh tujuh) tenaga pendidik.
“Sehingga kami menerapkan sistem double ship untuk proses belajar mengajar, yaitu pagi dan siang,” tandasnya.
Hal senada disampaikan kepala sekolah SMPN 14 Raja Ampat, Djafar Kaplale.
Menurutnya, pihaknya saat ini kekurangan sarana mebeler untuk menunjang proses belajar mengajar.
“Ada gedung sekolah di SMPN 14 dibangun tahun 2009, ada 20 (dua puluh) rombel. Namun, sayangnya gedung sekolah yang dibangun dengan anggaran miliyaran rupiah itu tidak ditunjang dengan sarana mebeler,” kata Djafar.
Ia mengaku, pihaknya hanya memakai 4 (empat) rombel yang ada dilantai dasar dan tidak berani menggunakan rombel yang ada di lantai atas, demi keselamatan siswa dan guru SMPN 14 Raja Ampat.
Pasalnya lanjut Djafar, tidak ada pengaman di pinggir tangga untuk naik ke gedung sekolah bagian atas. Selain itu, gedung tersebut dindingnya juga rapuh.
“Rombel lain menggunakan gedung sekolah yang lama, karena minimnya sarana mebeler saat ini SMPN 14 menyiasati untuk proses belajar mengajar menerapkan sistem double ship,” pungkasnya.
Kontributor :.Zainal
Editor : Dian

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.