“Mikih” Spesies Ikan Air Tawar Langka, DKP Rencanakan Konservasi Penangkaran Khusus

Bengkulu, Sumatera68 Dilihat

Mukomuko, medianasional.id – Spesies Ikan Mikih (IM) merupakan Ikan Air Tawar (IAT) yang keberadaannya hanya terdapat di kabupaten Mukomuko. Tentunya IM itu merupakan spesies ikan langka, dan hanya terdapat didua tempat saja daerah di Mukomuko. Yang datang dari hulu Sungai Air Dikit,  kecamatan Air Dikit, serta dari perairan hulu Sungai Manjuto. Itupun dirasakan telah langka keberadaannya di perairan Sungai Manjuto. Semetara di Sungai Air Dikit meskipun masyarakat setempat, menyatakan seakan telah mengalami kepunahan, namun masih ditemukan keberadaannya. Akan tetapi tak sebanyak pada 20 tahun yang silam.

Masyarakat lokal sering mengenal ikan itu, merupakan salah satu ikan yang berdewa. Kerena keberadaannya tak selalu ditemukan disetiap harinya. Dan adakala musim tertentu saja kemunculannya kepermukaan perairan Sungan Air Dikit.  Yang hanya warga tertentu saja yang mengetahui jadwal kemunculan musim tersebut. Terkadang pada musim bulan purnama baru mulai bermunculan. Yang lantas berimigrasi kemuara hingga sampai ke perairan laut lepaas, dan menetaskan telur-telurnya. Maka dari itulah masyarakat setempat menyatakan ikan tersebut tegolong ikan yang tak lumrah. Selain itu tekstur daging serta telurnya-pun sangat gurih dan nikmat rasanya. Sehingga nilai jual per ekornya “Selangit” yang menjanjikan pudi-pundi rupiah besar. Serta membuat warga sekitar selalu menanti serta memburu kemunculannya.

Dari itu pula membuat semangat Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) kabupaten setempat, seakan bangkit dan bergairah berencana akan melakukan konservasi untuk menanggulanginya. Dan akan membuat semacam penangkaran serta melakukan budi daya khusus. Sebagaimana diungkapkan kepala DKP kabupaten Mukomuko Eddy Aprianto.SP, kepada awak medianasional.id, bahwa pihkanya berencana melakukan penangkaran. Yang mana dikembalikan kepada habitat semula, dari mana asal muasal datangnya. Pengembangan itu kata Eddy,  akan dibentuk dalam suatu wadah berupa kelampok masyarakat sekitar,dan mengutamakan kepada arah Kearifan Lokal. Dan apabila ikan yang biasanya bertelur menuju ke laut itu, maka telur – telur tesebut-lah dipijah menjadi anakan. Itulah saatnya  dilakukan eksekusi, dan ditempatkan kedalam  air tawar di daerah hulu, dimana asal mula spesies IM tersebut berada. Karena kata Eddy, pihaknya telah mencoba sebelumnya, membuat semacam terobosan, bebrapa tahun yang lalu. Yaitu menangkar IM itu dalam suatu tempat penangkaran bak tersendiri, diambil dari indukannya. Namun sayangnya terobosan itu belum membuahkan hasil.

“Kerena itu kita akan mengupayakan kembali, dengan sistim yang lain supaya IM itu terhidar dari kepunahan. Beberapa tahun yang lalu kita pernah menangkap induknya, untuk dikebangbiakan dalam satu penangkaran khusus. Akan tetapi upaya yang kita lakukan itu mengalami kegagalan. Upaya itu kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan dari kepunahan. Karena IM tesebut hanya terdapat di Mukomuko ini. Dan merupakan ikan air tawar yang mempunyai ciri khas tersendiri. Serta sangat sayang kalau mengalami kepunahan,” ungkap Eddy, Rabu (16/05) diruang kerjanya.

Sebagai untuk  diketahui lanjutnya, IM tersebut sudah menempuh penelitian pada tahun 2012 lalu, melalui Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Air Tawar, di kota  Bogor Jawa Barat. Serta telah diidentifikasi spesies ikan itu di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Yang oleh  pihak Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Ikan Air Tawar, (Sudi Asih di kota Bogor) menyarankan pihak DKP mencoba melakuka penangkaran, terhadap larva atau dari telur yang baru menetas, sampai berbentuk definitif. Karena sistim itu diyakini merupakan cara yang paling mudah untuk mengembangkan ikan tersebut. Meskipun larva yang diperoleh nantinya terdiri dari berbagai jenis ikan, yang penting spesies  IM itu, sudah diketahui ciri-cirinya.(Aris/Ras)

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.