Menelisik Sepenggal Cerita Sejarah Desa Durenombo

Uncategorized380 Dilihat

Batang, medianasional.id Sabtu siang tiap penramil mendatangi lokasi yang akan menjadi sasaran TMMD reguler ke103 Kodim Batang tahun 2018. Adapun kedatangan meraka guna mendokumentasikan kegiatan pra TMMD. Kondisi siang itu begitu panas, tampak satgas pra TMMD bersama masyarakat desa Durenombo melepaskan lelahnya, dengan berteduh dibawah pohon, sembari menikmati sepotong kue dan secangkir kopi untuk melepaskan dahaganya. sabtu (06/10/18).

” Pada saat bersamaan Kopda Purnomo penramil blado tanpa ragu langsung ikut nimbrung berbaur dengan bersama masyarakat sekitar, suasana penuh ceria, dengan sendau gurau yang menambah makin hidup suasana pada waktu itu. Obrolan ngalor ngidul banyak bercerita tentang kehidupan warga Durenombo. Sampai pada suatu saat Kopda Purnomo penasaran kenapa desa ini disebut dengan Durenombo. mendengar pertanyaan itu salah satu warga bernama Parjo lantas bangun dan mengambil sebotol aqua, dia lantas menenggaknya. dia (Parjo) kemudian menceritakan sejarah desa Durenombo kepada kita.” Ucap Purnomo.

“Konon kabarnya pada tahun 1845 seseorang bernama mbah Duren membuka lahan hutan belantara untuk dijadikan pemukiman dengan waktu yang cukup lama. Karena letaknya yang jauh dari keramaian kota, maka tempat ini sering dijadikan pengungsian dari daerah lain pada jaman penjajahan kolonial Belanda.

” Pada saatnya lambat laun tempat ini menjadi perkampungan namun letaknya sangat terisolir. Dalam kisah perjalanan Mbah duren melakukan babat alas (buka lahan) banyak sekali rintanganya baik wujud gaib maupun nyata, misalnya wujud gangguan gaib dari jin, periprayangan, ilu-ilu banaspati, namun mbah Duren tetap gigih, tanpa takut sama sekali terus mempertahankan agar daerah tersebut agar dapat dijadikan tempat pemukiman dikemudian hari. Ungkap Parjo

“Pada akhirnya terbukalah lahan yang sangat luas (ombo) namun pada saat itu pemukiman mengalami perpindahan sebanyak 3 kali karena menghindari penjajah. Sampai pada akhirnya mbah Duren meninggal dunia, daerah inipun belum ada nama Durenombo dengan kata lain belum memiliki nama apapun.

” Hingga tepatnya pada tahun 1901 dengan kesepakatan warga perkampungan ini diberi nama “Durenombo” dari kata Duren diambil dari penemunya yaitu mbah Duren dan kata Ombo karena sangat luas. mbah Duren sendiri dimakamkan di TPU desa Durenombo dan sampai sekarang masih dijaga kelestarianya oleh keturunan ke 4 dari keluarga “Ki Buyut Sodiwongso”.

“Setelah disepakati bersama masyarakat setempat nama Durenombo selama 24 tahun belum mempunyai kepala desa. Hingga pada akhirnya tahun 1925 ditunjuk mbah Selur (Putra Ki Buyut Sodiwongso) sebagai kepala desa pertama. dia menjabat selama 30 tahun. kemudian pada th 1956 putra tertua mbah Selur yaitu Bpk Rochani yang menjabat sampai tahun 1977. Karena usianya sudah sepuh Rochani pun akhirnya diganti oleh putra pertamanya Sugiri. dia tercatat sebagai seniman dalang wayang kulit. dia menjabat sampai tahun 1990, periode berikutnya dijabat oleh Casmuri sampai tahun 1997 dan diganti pejabat sementara Fahrudin. Kemudian pada tahun 1999 dikenalkan dengan pilkades sampai saat ini kades dijabat oleh H.Sireng.

” Begitulah sebuah sepenggal cerita dari Parjo yang tentunya menambah pengetahuan kita semua.Sebuah desa yang terletak ditengah hutan dikecamatan Subah kabupaten Batang. Dengan adanya pra TMMD ini semoga desa yang masih terisolir ini dapat merasakan manisnya dampak dari TMMD reguler ke103 Kodim 0736/Batang.

Kontributor : Sukirno
Editor : Puji_Leksono

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.