Kisah Korban Q-Net (Part 3), Mahasiswa Berprestasi Dari Unila Lampung Turut Menjadi Korban

Jawa Timur73 Dilihat
Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH, SIK, MH, MM

Lumajang, medianasional.id – Cerita ini dituliskan oleh akun Facebook D’Jengkol abs yang di share ke facebook grup ‘Sahabat MAS’. Ia menulis bahwa kejadian tersebut terjadi pada tahun 2014 saat dirinya sedang kuliah di UNILA (Universitas Lampung) saat masih semester 3, Selasa (10/09/2019).

Ia sendiri adalah anak pertama dari 3 bersaudara, dan dari keluarga yang memiliki ekonomi pas-pasan, bisa kuliah karena dapat beasiswa bidik misi untuk biaya kuliah. orang tuanya saat itu sakit stroke, membuat dirinya mengenal dunia hitam Q-NET.

ADVERTISEMENT

Ia sendiri menuliskan bahwa awal mulanya mengenal up line Q-NET dan dijanjikan bekerja di Jakarta. Tak sampai disitu, ia juga dijanjikan umroh gratis, beasiswa dan bonus yang lain. Ditambah lagi keadaan keluarga yang sangat membutuhkan uang, dirinya tak berpikir panjang dan memutuskan pergi mengikuti tawaran tersebut.

Termakan rayuan manis dari perusahaan tersebut, ia pun mengikhlaskan uang 3 juta Rupiah uang SPP nya untuk dijadikan uang pendaftaran. Di Jakarta yang dijanjikan tinggal di asrama haji, ternyata hanya ke-kos-an di dekat asrama haji. Di tempat tersebut, ia menceritakan harus menunggu 3 hari untuk melaksanakan interview.

Selama di kost tersebut, ia hanya mendapat jatah makan mie kering 2 kali sehari. Saat mempertanyakan kemanakah uang 3 juta Rupiah yang ia setorkan di awal, sang up line dengan enteng menjawab untuk keperluan medical, seragam serta untuk biaya pelatihan. Tak sampai disitu ia juga menerangkan bahwa disana segala keperluan sehari hari harus membayar, mulai dari mandi sebesar 5 ribu Rupiah, kencing 2 ribu Rupiah, hingga mengisi daya handphone pun harus membayar 5 ribu Rupiah.

Hingga hari yang ditunggu pun datang, dimana ia menceritakan ada segerombolan orang yang datang memberikan presentasi berjam-jam untuk berinvestasi sebesar 12 juta Rupiah. Dari investasi tersebut, para calon anggota akan mendapatkan sebuah kalung kesehatan.

Disana korban terkurung selama 7 hari, dan bahkan diminta oleh perusahaan tersebut untuk mengirim uang sebesar 12 juta Rupiah. Para leader pun menyarankan untuk menjual barang barang berharga di rumah maupun menggadaikan tanah milik orang tua. Dari situ ia pun mulai merasa curiga dengan bisnis tersebut.

Ia pun berhasil melarikan diri tanpa uang di tangan dan hanya membawa baju yang melekat di tubuhnya. Beruntung, ia menceritakan ditolong oleh seorang pedagang di terminal dan dipersilahkan untuk beristirahat sejenak di rumahnya di Kampung Rambutan. Disana korban menceritakan mendapat kerjaan menjadi babby sitter selama 3 bulan, dan mengumpulkan uang hasil kerjanya tersebut untuk pulang ke rumah.

Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH, SIK, MH, MM yang merupakan putra daerah dari makassar tersebut menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk hati-hati membaca lowongan pekerjaan “Selidiki terlebih dahulu jika ada seseorang yang mengajak bekerja. karena penawaran bisnis Q-Net umumnya disebar melalui lowongan pekerjaan di group-group facebook dengan gaji 3 juta. ada yang dijanjikan pekerjaan mendata barang atau jenis pekerjaan lain yang sebenarnya tidak ada. Tujuannya yang penting para korban datang ke kota mereka yang selanjutnya mereka wajibkan ikut presentasi, dimana proses cuci otak dilakukan. Mereka dijanjikan akan jadi orang kaya, hanya dengan mencari 2 member sebagai kaki kanan dan kaki kiri mereka. setiap kelipatan 3 dikanan dan 3 dikaki kiri maka mereka akan mendapatkan bonus $ 250. tapi sebelumnya mereka wajib membeli barang yang sangat mahal sekitar Rp 9 juta, yang sebenarnya merekapun tidak butuhkan” ujar Arsal yang merupakan alumnus S3 Universitas Padjajaran Bandung angkatan 2010.

“Perlu saya ingatkan terus bahwa bisnis model skema piramida adalah kejahatan. karena umumnya bisnis ini hanyalah permainan uang atau money games. kalaupun ada barang, sebenarnya barang tersebut hanya kedok untuk mensiasati aturan” terang Arsal yang juga alumnus S2 di UGM yogyakarta dan Alumnus S1 di UNS Solo.

Reporter : nrt

Editor : Sunarto

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.