Kisah Dasriah, Janda Sebatangkara Yang Tinggal Dirumah Tidak Layak Huni

Batang72 Dilihat

Batang, medianasional.id Bertahun-tahun Dasriah menempati rumahnya yang tidak layak huni di dukuh Badulan rt 01/01 desa Pesaren kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang. Besar harapan bantuan yang diharapkan belum juga terealisasi.mungkin dia harus bersabar menunggu. Rabu, 26/9/18.

Melihat kondisi rumah, Dinding depan dan sebagian atap rumahnya sudah ambruk, kayu – kayunya yang sudah lapuk dimakan waktu sudah tidak sanggup lagi menahan terpaan angin setiap saat. Janda tua sebatangkara ini tidak punya pilihan selain menghabiskan sisa hidupnya di RTLH peninggalan almarhum suaminya.

Alasannya memang karena kondisi himpitan ekonomi, Perempuan tua itu sudah tidak mampu merehab rumahnya sendiri. Dasriah hanya pasrah, berharap bantuan dari pemerintah yang dinanti sejak lama agar segera terealisasikan sebagaimana harapannya.

Sebenarnya Dasriah mempunyai anak yang bekerja di Jakarta tetapi belum bisa banyak membantu, terpaksa dia menafkahi dirinya sendiri dengan bekerja seadanya, itu juga kalau ada yang nyuruh, badanya yang sudah renta terkadang harus menahan rasa sakit kalau harus banyak bergerak sehingga dia lebih banyak menunggu uluran tangan dari warga setempat.

Kondisi rumah yang sudah tidak layak huni apabila hujan air hujan pun selalu masuk melalui atap-atap yang bocor begitu juga panas dan hembusan angin yang membuat semakin lemah tubuh rentanya. Dasriah nampaknya sudah terbiasa bergelut dengan kondisi seperti itu. hanya doa yang bisa ia panjatkan agar kehidupannya membaik.”bersyukur saja.”tandasnya.

Harapan akan ada ehap rumahnya seolah muncul kembali ketika seseorang berseragam loreng mendatangi rumahnya, dia adalah babinsa dari Koramil Warungasem, Sertu Yugo Rusianto. dia datang bersama kepala desa Pesaren Kasdiun untuk membantu mencari solusi yang terbaik tentang kondisi Dasriah.

Kasdiun selaku kades sebenarnya merasa malu dengan kondisi warganya, dia sudah mengajukan proposal ke pemerintah diatasnya tetapi belum ada jawaban. biaya perehapan ditaksir mencapai 10 juta keatas.
“semoga masalah ini cepat terselesaikan, dan usulan kita cepat diakomodir oleh pemerintah kabupaten Batang. “tandasnya.

Kontributor : Sukirno
Editor : Puji_Leksono

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.