Juklak-juknis Sholat ‘Idul Fitri Sa’at Pandemi

Pendahuluan

Puasa romadhon tahun ini sudah hampir berakhir, sementara pengumuman dari Pemerintah bahwa pandemi covid-19 sudah berakhir, belum terdengar.

Oleh karena itu pelaksanaan sholat ‘idul fitri dianjurkan supaya dilakukan di lingkungan rumah, dalam skala yang sangat kecil, maka berikut ini diuraikan juklak-juknis tata cara pelaksanaannya.

Persiapan pada malam hari raya, antara lain sebagai berikut:

A. Tetapkan calon lokasi pelaksanaan sholat ‘idul fitri di halaman rumah, dan tetapkan pula arah kiblatnya,

B. Siapkan karpet, sajadah, kursi yang bersih dan suci,

C. Hitung calon jama’ah sholat ‘id, bila kurang dari 4 orang, maka ajak tetangga, karena syarat minimal peserta sholat ‘id adalah 4 orang, terdiri dari 1 orang selaku Imam/khotib dan minimal 3 orang selaku jama’ah.

Pelaksanaan Sholat ‘idul fitri, antara lain sebagai berikut:

A. Usai sholat Subukh, semua calon jama’ah mandi yang bersih, menyantap hidangan makan pagi yang istimewa, berpakaian yang terindah, putih lebih baik, memakai wewangian non-alkohol, dan memakai masker,

B. Setelah masuk waktu dukha, semua calon jama’ah keluar dari rumah sembari ber-takbir-an menuju halaman rumah (lokasi yang sudah dipersiapkan semalam),

C. Untuk beberapa saat, semua jama’ah bertakbiran, dipimpin oleh Imam atau siapapun yang ditunjuk,

D. Kemudian Imam berseru:

ألصلاة جامعة
Baca:
Ashsholaatu jaami’ah

E. Semua jama’ah pun serta merta berdiri, meluruskan barisan, namun di renggangkan (jaga jarak),

F. Sholatpun dimulai dengan urut-urutan acara sebagai berikut:

  1. Imam berniat seraya bertakbirotul ikhrom dengan mengucap Alloohu akbar, (lafadz niat ditulis di bagian bawah),
  2. Jama’ah/Makmum pun berniat seraya bertakbirotul ikhrom dengan mengucap Alloohu akbar, (lafadz niat ditulis di bagian bawah),
  3. Pada roka’at pertama ini, setelah bertakbirotul ikrom tersebut, Imam kemudian bertakbir 7 kali yang diikuti oleh jama’ah.

Pada setiap jeda antara takbir dan takbir, semua peserta sholat ‘id membaca tasbikh, takhmid, tahlil dan takbir, sebagai berikut:
سبحان الله
والحمد لله
ولا إله إلا الله
والله أكبر
Subkhaanallooh
Walkhamdulillaah
Walaa ilaaha illallooh
Walloohu akbar

  1. Setelah ini kemudian Imam membaca suroh al-Fatikhah dengan suara keras hingga diamini oleh jama’ah,
  2. Kemudian seluruh jama’ah membaca suroh al-Fatikhah dengan suara lirih dan Imam membaca suratan dengan suara keras (pada roka’at pertama ini dianjurkan membaca suroh al-a’laa/Sabbikhis),
  3. Disambung dengan ruku’, i’tidal, sujud, duduk, sujud, duduk istirokhah, berdiri sambil mengucap Takbiirotul qiyam, yakni bacaan Alloohu akbar,
  4. Imam kembali mengucap takbir sebanyak 5 kali, diikuti oleh jama’ah,

Pada setiap jeda antara takbir dengan takbir membaca Tasbikh, Takhmid, Tahlil dan Takbir seperti pada roka’at pertama,

  1. Dilanjut dengan Bacaan suroh al-Fatikhah dan diamini oleh jama’ah, kemudian jama’ah membaca suroh al-Fatikhah dan Imam membaca suratan (pada roka’at kedua ini dianjurkan membaca suroh al-Ghosyiyah/Hal ataaka),
  2. Kemudian Ruku’, i’tidal, Sujud, Duduk, Sujud, Duduk dan membaca Tasyahud Akhir, kemudian Salam.
  3. Seluruh jama’ah tetap duduk di tempatnya masing-masing, sedangkan Imam bangkit dan berdiri di samping Kursi. Imam kini bertindak selaku Khotib, untuk menyampaikan khutbah.
  4. Pertama yang harus dilakukan Khotib adalah beruluk salam, : ألسلام عليكم ورحمة الله و بركاته
  5. Khotib kemudian bertakbir 9 kali : ألله أكبر الله اكبر الله اكبر
    الله اكبر الله اكبر الله اكبر
    الله اكبر الله اكبر الله اكبر
  6. Khotib selanjutnya MEMUJi Allooh SWT.

Memuji Allooh SWT bisa dengan lafafz sebagai berikut:

ألحمدلله
Alkhamdulillaah

Atau
ألحمد لله رب العلمين
Alkhamdulillaahirobbil’aalamiin

Atau
حمدا لله
Khamdan lillaah

Atau
حمدا و شكرا لله
Khamdan wa syukron lillaah

atau lafadz-lafadz pujian sejenisnya,

  1. Khotib kemudian membaca SYAHADATAiN dan dilanjutkan dengan BERSHOLAWAT atas Nabi Mukhammad SAW.

Lafadz Syahadatain, misalnya sebagai berikut:

أشهد أن لا اله الا الله
و أشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله
Asyhadu an laa ilaaha illallooh
wa asyhadu anna Mukhammadan ‘abduHu wa rosuuluHu

Lafadz sholawat, misalnya sebagai berikut:

أللهم صل على محمد
Alloohumma sholli ‘alaa Mukhammad

Atau
أللهم صل على سيدنا محمد
Alloohumma sholli ‘alaa sayyidina Mukhammad

Aau
أللهم صل على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد
Alloohumma sholli ‘alaa sayyidinaa Mukhammadin wa ali sayyidina Mukhammad

atau lafadz-lafadz sholawat lainnya,

  1. Khotib kemudian BERWASiAT TAQWA.

Wasiat taqwa bisa dengan kalimat sebagai berikut:

يا عبادالله، أوصيكم و إياي بتقوى الله
Yaa ‘ibaadallooh, uushiikum wa iyyaaya bitaqwallooh

Atau
يا أيها الحاضرون، أصيكم و نفسي بتقوى الله
Yaa ayyuhal khaadiruun, uushiikum wa nafsii bitaqwallooh

atau dengan kalimat wasiat taqwa sejenisnya,

  1. Khotib kemudian menyampaikan uraian khutbahnya secara singkat, misalnya ajakan bersyukur karena telah selesai ber’ibadah Romadhon, ajakan untuk melanjutkan ber’ibadah pada bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya, serta ajakan untuk hidup sehat, dan sebagainya.
  2. Khotib kemudian MEMBACA AYAT AL-QUR’AN yang bersesuaian dengan uraian khutbah tersebut, atau ayat lain yang lebih umum dan mudah dihafal, misalnya : يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم و أهليكم نارا

Yaa ayyuhalladziina aamanuu quu anfusakum wa ahliikum naaroo

Bacaan ayat al-Qur’an ini bisa dibaca pada khutbah pertama ini atau pada khutbah kedua nanti, atau pada kedua-duanya.

  1. Setelah itu kemudian Khotib duduk sebentar di Kursi hingga tuma’ninah. Pada saat duduk ini Khotib dan jama’ah diperkenankan berdo’a, memohon kepada Allooh SWT secara sirri/lirih.
  2. Khotib kembali berdiri, kemudian bertakbir 7 kali dan disambung dengan Memuji Allooh SWT, Bersyahadat dan Bersholawat, Berwasiat taqwa, seperti pada khutbah pertama,
  3. Kemudian khutbah kedua ini ditutup dengan do’a. Khotib memimpin DO’A secara jahr dan diamini oleh jama’ah.

Di dalam rangkaian do’anya, Khotib menyisipkan do’a kebaikan untuk mu’minin dan mu’minat, misalnya sebagai berikut:

أللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات

ربنا آتــــنا في الدنيا حسنة وفي الأخرة حسنة و قنا عذاب النار

Alloohummaghfir lil mu-miniin wal mu-minaat
Wal muslimin wal muslimaat
Al akhyaa-i minhum wal amwaat

Robbanaa aatinaa fiddunyaa khasanah
Wa fil aakhiroti khasanah
Wa qinaa ‘adzaabannaar

Selesai/Bada.

Catatan :

a.. Lafadz niat bagi Imam, sebagai berikut:

أصلي سنة لعيد الفطر ركعتين مستقبل القبلة إماما لله تعالى

Usholli sunnatan li’iidil fitri rok’ataeni mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’aalaa

b. Lafadz niat bagi jama’ah/makmum, sebagai berikut :

أصلي سنة لعيد الفطر ركعتين مستقبل القبلة مأموما لله تعالى

Ushollii sunnatan li’iidil fitri rok’ataeni mustaqbilal qiblati makmuuman lillaahi ta’aalaa.

c. Karena khutbah dilakukan pada masa pandemi covid-19, maka sisipkan pula do’a tolak bala, misalnya :

أللهم ادفع عنا البلاء والوباء والفحشاء والمنكر والشدائد والفتن والمحن ما ظهر منها وما بطن من بلدنا هذا إندونيسيا ومن بلدان المسلمين

Alloohummadfa’ ‘annal balaa-a wal wabaa-a wal fakhsyaa-a wal munkar wasysyadaa-ida wal fitana wal mikhana maa dhoharo minhaa wamaa bathon min baladinaa haadzaa Indonesia wa min buldaanil muslimiin

Walloohu a’lam.

Teluk,
Purwokerto Selatan,
Banyumas,
Jawa Tengah,
Indonesia.

18 Romadhon 1441 H

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.