Jakarta, Medianasional.id – Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan, disebut sebagai “gudang” bangunan bermasalah. Ironisnya, selaku Camat, Alamsyah dituding “cuek bebek” alias tak perduli dengan adanya kegiatan perusakan lingkungan dan kerugian dari segi retribusi.
Adapun sebutan gudang, karena Jagakarsa sebagai daerah tangkapan air dengan Koofisien Dasar Bangunan (KDB) rendah, 35 persen, kini malah sudah terlihat seperti “hutan beton” disebabkan menjamurnya bangunan yang bertentangan dengan Perda tentang bangunan gedung di wilayah DKI Jakarta.
Seperti 25 unit bangunan 3 lantai di Jalan M. Khafi I bisa berdiri bebas meski pada awalnya disebut hanya mengantongi IMB (Izin Mendirikan Bangunan) Rumah Tinggal.
Demikian dipaparkan oleh pemerhati sekaligus aktivis lingkungan, Lawrence kepada Medianasional.id.
“Sesuai aturan, camat wajib mengetahui dan melakukan pengawasan setiap kegiatan di wilayahnya. Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah daerah adalah pengawasan atas kepatuhan terhadap persyaratan yang diberikan maupun ketentuan yang berlaku serta terhadap ketertiban pelaksanaannya,” terang Lawrence.
Menurutnya, setiap orang yang akan mendirikan bangunan gedung, fungsinya harus sesuai dengan peruntukan yang ditetapkan dalam rencana kota.
Kuat dugaan, jika pembangunan 25 unit bangunan Ruko 3 lantai di Jalan Kahfi I tersebut tidak memiliki IMB Ruko dan tidak sesuai peruntukan.
Adapun pejabat terkait sampai saat ini enggan berikan tanggapan ketika dikonfirmasi terkait keberadaan 25 unit Ruko yang dikatakan sudah mengangkangi aturan tersebut.
Seperti Camat Jagakarsa, Alamsyah yang pilih tutup mulut, demikian juga dengan Kasudin Citata Jakarta Selatan, Syukria yang hanya bungkam.
Sementara itu, Kasatpol PP (Kepala Satuan Polisi Pamong Praja) Jaksel, Ujang Saputra mengaku tidak mengetahui keberadaan bangunan Ruko di Jalan Kahfi I No. 36 dimaksud.
“Saya belum mengetahuinya,” kata Ujang melalui pesan pendek kepada Medianasional.id.
Penulis: Rap Turnips.
