Ilusi Pemberantasan Korupsi

Jawa Timur398 Dilihat

Malang, redaksimedinas.com – Rasa malu kita sebagai bangsa mungkin sudah habis. Kita tidak lagi malu memiliki bangsa berjulukan “paling korup di dunia”.

Jika orde baru ditumbangkan kaum reformis karena dianggap menciptakan sistem pemerintahan yang korup, Jumat (23/2/2018).

ADVERTISEMENT

Nyatanya setelah reformasi tahun 1998 hingga kini sistem pemerintahannya yang ada masih bertahan pada pola lama. Pola lama itulah pola korup.

Korupsi sudah membudaya di kalangan bangsa ini seolah- olah menjadi kultur alami dalam masyarakat. Korupsi yang terjadi di tingkat masyarakat bawah sangat mungkin terinspirasi dan termotivasi dari korupsi di tingkat atas.

(Oleh : Sunarto / Kepala Biro Malang)

Sistem pemerintahan yang ada belum mampu menciptakan masyarakat bersih, karena dalam dirinya swndiri tersimpan watak korup. Dari masa Orba bahkan meningkat di era kini, korupsi bisa dikatakan telah mengakar dalam sistem pemerintahan secara umum.

Tampaknya gerakan antikorupsi belum mampu menjadi gerakan bersama, dan korupsi juga belum dilihat sebagai musuh bersama yang harus dibasmi sampai akar- akarnya.

Telah berulang kali diusahakan untuk mengatasi korupsi, namun yang dilakukan hanya setengah hati.

Bercermin dari tindakan elit pemerintah, tampaknya tidak ada usaha sistematis mengatasi korupsi. Bahkan sebutan “budaya korupsi” secara berulang- ulang belum mampu membuat mereka bergeming.

Gerakan antikorupai hanya dilakukan secara parsial dan tidak menyeluruh sampai akar- akarnya. Kadang ironis karena pengusutan kasus korupsi tergantung pesanan politik daripada sungguh- sungguh untuk membasminya.

Bukankah persolan kita sebagai bangsa adalah bagaimana korupsi bisa dihentikan, dan dituntaskan sampai ke akar- akarnya? Dengan rasa malu yang tinggal sedikit ini, bukankah kita tidak mau disebut sebagai bangsa terkorup? Bukankah rasa malu hanya dirasakan oleh masyarakat, tapi juga pemimpin yang terhormat mana kala bangsa kita mendapat julukan bangsa terkorup.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.