Haul ke -99 Saptohoedojo Bertemakan “Seni Budaya yang Menyatukan” Dialog dan Kegiatan Seni Rupa Kaum Milenial

DI.Yogyakarta256 Dilihat

Sleman, medianasional.id – Dengan tema “Seni Budaya yang Menyatukan” Panitia Haul ke 99 Saptohoedojo dan Ziarah bersama para seniman-budayawan menginisiasi kegiatan untuk anak muda milenial.

Kegiatan yang bertempat di Museum Saptohoedojo, Jalan Adisucipto Yogyakarta pada Jumat, 2 Februari 2024. Tajuk kegiatan dialog dengan kaum milenial yaitu diskusi tentang spirit sejarah panjang perjuangan Saptohoedojo mengangkat seni lukis dan seni lainnya sampai ke tingkat dunia.

Yani Saptohoedojo, sebagai Istri sang maestro seniman almarhum Saptohoedojo memaparkan sejarah perjalanan panjang mulai dari nol hingga beliau mencapai titik kesuksesan hingga beliau tiada, wartawan merupakan salah satu teman seperjuangan seniman karena dengan mereka karya karya emas bisa di kenal oleh masyarakat luas.

Dan yang terpenting lagi adalah kaum seniman milenial harus lebih gigih berjuang jangan sampai patah semangat, salah satu bukti nyata sampai saat ini, beliau berkeinginan adanya sebuah makam seniman, kemudian beliau menghadap kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan oleh beliau di ijinkan dan makam seniman terletak di Imogiri, yang bersebelahan dengan makam Raja Raja Yogyakarta, ungkapnya.

Selain dialog dengan siswa siswi dan konferensi pers, nanti pada tanggal 6/2/2024 juga akan di adakan ziarah ke makam Seniman di Imogiri, imbuhnya.

Rahmat, seorang praktisi sekaligus pengamat senirupa dan mantan kepala Sekolah Menengah Senirupa (SMSR) Yogyakarta menyampaikan begitu banyak jasa dari seniman terutama almarhum Saptohoedojo dengan kegigihannya dan perjuangannya dan sampai saat ini hasil karyanya masih ada.

Seorang seniman harus Mampu dan bisa melihat suatu barang yang tidak ada nilainya setelah di sentuh oleh tangan tangan seniman bisa menjadi bernilai tinggi, dan untuk siswa siswi SMSR harus tetap semangat berkarya dan berkarya, meski mungkin saat ini hasilnya belum maksimal, namun suatu saat nanti pasti akan bisa mendapatkan hasil yang maksimal, ungkapnya.

seorang pengelola museum senirupa sekaligus putera pelukis tenar, H. Widayat Pungky juga mengisahkan perjuamgan museum peninggalan dari ayahnya setiap seniman selalu miliki ciri khas masing masing, dan setiap dari generasi ke generasi selanjutnya pasti ada jurang pemisah, karena setiap generasi memiliki ciri dan khas masing masing.

Dan yang terpenting untuk para seniman yang saat ini hadir selalu berlatih dan belajarlah terus dan setiap dari hasil karya kalian jangan lupa selalu di kasih tanda tangan, karena itu merupakan salah satu bukti bahwa itu hasil karya kalian, ” Saya yakin suatu saat nanti hasil karya kalian akan terkenal dan mendunia,” pesannya.

Dari kegiatan ini diharapkan terbangun jembatan hubungan bathin yang kuat dan menyatukan antara senior senirupa yang sudah mendunia, Saptohoedojo dengan para yuniornya, yaitu para peserta diskusi yang rata-rata berusia belasan tahun, sehingga terjadi keberlanjutan atas kiprah senirupa Indonesia atau Yogyakarta khususnya ke tingkat senirupa dunia.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.