Hadiri Teknologi Tepat Guna (TTG) di Bengkulu, Pemkab TUBABA Pamerkan Padi Terapung

TUBABA, Medianasional.id – Menghadiri Teknologi tepat guna (TTG) Tingkat Nasional di Bengkulu, Pemerintah Kabupaten Tulangbawang Barat melalui Dinas Pemberdayaan masyarakat dan Tiyuh/Desa Pamerkan keunikan cara menanam padi terapung
Hasil karya seni.

Ashari, S.P. Kasi Pengembangan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Tiyuh mengatakan, Sebagai Penggagas Program sistem cara menanam Padi Terapung, tentunya banyak hal dan proses yang harus dilalui.tak halnya seperti, menentukan titik lokasi (air) pembuatan rakit apung, menyediaan bibit, melakukan penanaman, pemelihara, panen dan pasca penen.

” Alhmdulilah pada saat ini hasil panen dan hasil uji coba kita dalam bercocok tanam terapung berhasl, terlebih lagi saat ini kita sedang lakukan pameran Even Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Nasional di Bengkulu.Terang Ashari saat di hubungi melalui telpon selulernya, senin (23/9/2019) sekira pukul 14:00:WIB.

Lebih jauh dikatakan Ashari, “dalam ajang even tersebut kita mempraktekkan serta memberikan arahan bagai mana cara Pembuatan rakit apung mulai dari tata cara pembuatan, penanaman hingga panen. Seperti membuat petakan dari bambu dengan ukuran 115 cm x 6 m pada bagian bawah rakit di pasang dengan plastik sebagai pembatas air, kemudian menyediakan pot bekas air meneral atau sejenisnya untuk menanam benih padi yang sudah terisi tanah dan pupuk kandang,” jelas Ashari.

Terkait Pemelihara padi terapung pada prinsipnya sama seperti penanaman padi pada umumnya, Hanya saja kita tidak melakukan penyiangan atau pembuangan gulma. Untuk pengendalian hama penyakitnya kita sesuaikan dengan kondisi tanaman, pemberian pupuknya dengan pupuk cair Dan cara saat Panennya sendiri dilakukan apapila umur dan kondisi padi telah siap panen yang dilakukan dengan cara mencabut pot pada rakit apung.

“Alhamdulillah Berkat gagasan program padi terapung mendapatkan respon positif,
banyak masyarakat petani yang mau memulai uji coba Padi terapung ini dan dapat di jadikan salah satu alternatif untuk mengatasi lahan sawah bahkan Menambah daya guna lahan perairan sehingga lebih berdaya guna, memiliki prospek tempat wisata, dapat menjadikan metode tempat pengendalian dampak banjir terhadap tanaman padi, dapat di jadilan salah satu langkah untuk konservasi daerah bekas galian atau tambang lainnya, dapat beroprasi 4 (empat) kali musim dalam kurun waktu satu tahun,”pungkasnya. (Hadi)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.