Fakta Baru Olah TKP Kecelakaan Maut Truk Hingga Tewaskan 12 Orang di Bumiayu

Brebes73 Dilihat

Brebes, medianasional.id – Polisi dari Polres Brebes dan Dirlantas Polda Jateng melakukan olah TKP kecelakaan truk tronton di Jalan Raya Diponegoro Bumiayu kabupaten Brebes, Senin (21/05/2018).

Team pelaksana olah TKP dari Direktorat Lalu Lintas Polda Jateng dengan menggunakan sistem Traffic Accident Analysis (TAA) dari titik awal terjadinya truk menabrak kendaraan pertama hingga titik akhir truk mengalami oleng dan terguling.

Dirlantas Polda Jateng, Kombes Pol Bakharuddin MS, saat di lokasi menuturkan jika truk tronton tersebut tidak mengalami malfungsi rem.

Kata Bakharuddin, “Berdasarkan pemeriksaan dan hasil identifikasi, rem berfungsi dengan baik,” Bakharuddin menjelaskan ada beberapa faktor penyebab kecelakaan tersebut.

Pertama, faktor jalan menurun, yang panjang namun landai yang membuat kecepatan truk terus bertambah.

“Setelah melewati turunan flyover Kretek sepanjang 480 meter, kemudian truk tronton melewati turunan lagi sepanjang 2000 meter (2km) dengan kecepatan 60- 70 kilometer perjam,” terangnya.

Bakharuddin menuturkan, saat di turunan tersebut kemungkinan truk terus melaju dengan kecepatan yang tidak seharusnya.
Sopir truk berusaha mengerem tapi kesulitan.

Upaya sopir memindahkan gigi juga tidak berhasil. Rem tangan pun kondisinya saat itu tidak berfungsi.

“Beban muatan truk yang berlebih menjadi salah satu faktor truk terus melaju dijalan yang memang menurun, hingga tak terkendali,” jelasnya.

Besar tonase yang diijinkan, baik beban kendaraan, penumpang, juga barang itu harusnya 20,75 Ton, kata Bakharuddin.

Namun truk membawa beban gula pasir sebesar 38,50 ton. Itu artinya ada kelebihan beban hampir 18 ton atau sekira 87 persen.

Bakharuddin, mengatakan, kendaraan sejenis truk dengan beban muatan berat seharusnya melintasi jalan lingkar Pagojengan bukan lurus arah jalan dalam kota saat ada di persimpangan dari arah selatan atau persimpangan Terminal Lama Bumiayu.

Tetapi, karena laju truk sudah tidak dapat dikendalikan, akhirnya sopir mengambil jalan lurus ke arah dalam kota, tidak belok kanan ke arah jalan lingkar.

“Sopir dimungkinkan tidak memahami jalan dalam kota Bumiayu kondisi ramai, banyak lalu lalang pengendara yang ngabuburit, pedagang dan lain- lain. Sehingga sopir malah mengambil jalan lurus bukan belok ke arah jalan lingkar,” imbuhnya.

Bakharuddin juga mengatakan, jika fungsi jembatan timbang saat ini sangatlah di perlukan, dan kami sudah mengkaji bersama dinas perhubungan agar bisa ada solusi mengatasi pengusaha dan sopir yang tidak taat aturan.

Hasil olah TKP menggunakan TAA nantinya akan dapat diketahui bagaimana laju kendaraan truk tersebut saat melaju dengan kecepatan tinggi hingga mengakibatkan kecelakaan. (LHakim)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.