Eksotisme Wisata Panas Bumi di Suoh Lampung Barat

Lampung Barat229 Dilihat

Lampung Barat, Medianasional.id – Dari sekian banyak Destinasi Wisata unggulan Kabupaten Lampung Barat, ada salah satu tempat yang patut dikunjungi dan wajib menjadi reverensi liburan bersama keluarga tercinta. Dalam edisi jelajah Bumi Sekala Bekhak, kami menceritakan perjalanan kami di beberapa tempat wisata di Lampung Barat, yang begitu indah dan menyuguhkan pesona alam yang tak terlupakan, Minggu (01/08/2021)

ADVERTISEMENT

Kini kami kembali melakukan perjalanan wisata masih di Lampung Barat, setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang lebih kurang 4 sampai 5 jam perjalanan dari Bandar Lampung dengan melakukan perjalanan darat, dengan menembus rimbunya hutan belantara, juga di sepanjang jalan menuju Kota Liwa mata kami dimanjakan dengan perkebunan kopi yang memang menjadi salah satu comodity unggulan kabupaten yang berjuluk negeri “Asal Sai Batin” ini. Tidak hanya sampai di situ, kami masih juga dibuat kagum dengan sepanjang perjalan kami juga melihat perkampungan tradisional yang mencirikan perkampungan masyarakat melayu pada umumnya, dengan ornament ciri khas Lampung Barat, yaitu rumah panggung yang berjajar rapi seolah menyambut ramah kedatangan kami.

Tanpa terasa kami telah tiba di pusat kota Liwa setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang dari Bandar Lampung, keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan untuk menyambangi dan menikmati eksotisme wisata panas bumi di Suoh. Penasaran kami tentang cerita dan keindahan alamnya tak menyurutkan niat kami untuk sampai di salah satu destinasi wisata unggulan di Bumi Sekala Bekhak itu, setelah menempuh perjalanan 1,5 jam dari pusat kota Liwa dengan perjalanan darat, tujuan pertama kami yaitu “keramikan” demikian masyarakat setempat menyebutnya. Sebuah tempat yang menakjubkan berupa lantai endapan sulfur, dilihat ketebalan lantai “keramikan” hanya 20 cm, adanya retakan pada lantai dan terlihat rapuh semakin membuat kita semakin penasaran namun sekaligus berbahaya.

“Kalau mau ke keramikan nanti kita temani bang, kalau ke keramikan tidak boleh sendiri berbahaya,” ujar seorang guide lokal pada kami.

Perjalanan wisata kami lanjutkan dengan berjalan kaki masih di suoh, kini kami ke “Kawah Nirwana” sebuah kawasan Geothermal berupa muntahan air bercampur belerang, yang membentuk gunungan kapur, gunungan yang telah terbentuk ratusan tahun silam dengan asap putih yang terus menyembur dari perut bumi, yang meremanjakan setiap pasang mata yang melihat keindahan alam ciptaan sang pencipta, “Kawah Nirwana” demikian masyarakat setempat menyebutnya. Berbeda dengan kawah belerang pada umumnya, kawah ini walau menyemburkan aroma belerang yang menyengat namun asap belerang yang menggumpal disekeliling kawah tidak beracun, sehingga kita dapat menikmati keindahan ciptaan tuhan ini dari jarak 10 meter dari pusat semburan.

Keindahan “Kawah Nirwana” dilengkapi dengan Stalaktit dan Stalakmit yang mengantung disisi tebing semakin membuat siapa saja yang berkunjung ke sana akan terkagum-kagum dengan keindahan alam Bumi Sekala Bekhak.

Dengan terus menikmati dan meremanjakan mata, dengan tak henti-hentinya mengangumi kuasa sang pencipta alam semesta di bumi suoh, tak terasa haripun beranjak sore, kami beserta rombongan segera bergegas untuk melakukan perjalanan pulang, tujuan kami selanjutnya kembali ke salah satu penginapan yang berada di kota liwa, sepanjang jalan kami terus berbicara tentang kesan perjalanan sepanjang hari di Suoh.

Eko Wiyanto, salah satu rekan kami yang ikut dalam perjalan wisata tersebut mengatakan.

“Kesan pertama saya ke suoh kagum luarbiasa atas ciptaan Allah swt. diantara banyak pesona alam diantaranya yang saya kunjungi adalah keramikan, dalam perjalanan menuju keramikan mata kita akan dimanjakan dengan hijaunya hamparan pemandangan ilalang hijau, atau biasa disebutnya havana. Di balik havana itu juga terdapat sebuah danau jernih, yang tak kalah indah pemandangannya. Benar – benar alami. Damai hati kita bila berada disana. Kemudian di keramikan, saya menemui bekas dapur magma gunung api. Dengan bau belerang yang khas, suhu sekitar keramikan itu juga cukup panas,” ungkapnya. (Agus Irawan)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.