Edward Syah Pernong : “Keajaiban Itu Ada di Sini, di Tanah Lampung”

Headline67 Dilihat

Bandar Lampung – Bahwasanya, kami menyaksikan keajaiban itu di depan mata kami. Kami merasakan energi positif yang mengalir selama acara Pagelaran Seni Budaya Batak, yang digelar oleh Kerukunan Masyarakat Adat Batak Lampung (Kerabat Lampung), Minggu (03/09). Bagaimana tidak, pada event ini, kita dapat menyaksikan bersatunya masyarakat dari berbagai suku dengan membawa dan memakai perangkat adatnya masing-masing. Diantara perbedaan itu, kami saling menyapa, tanpa melihat perbedaan pakaian adat yang kami kenakan.

 

Kerabat Lampung sebagai tuan rumah acara, memberikan penghormatan yang tinggi kepada suku Lampung. Hal ini bisa terlihat dari tampilan lagu lampung yang dinyanyikan oleh pemuda pemudi suku batak dengan irama nan indah. Sungguh terdengar makin indah.

 

Pada kesempatan itu, hadir Gubernur Lampung, M. Ridho Ficardo, dengan menggunakan pakaian adat Batak. Gubernur Lampung sebagai simbol dari masyarakat adat Lampung yang mengayomi seluruh masyarakat adat yang ada di Tanah Lampung berkenan memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau sangat bangga atas kedamaian yang terjadi di tanah Lampung.

 

Selain itu Paduka Yang Mulia SaiBatin Puniakan Dalaom Beliau, Pangeran Edward Syah Pernong, Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23, hadir dengan membawa serta perangkat adat Kerajaan Sekala Brak, sebagai tanda penghormatan kepada Masyarakat Adat Batak.

 

Hadir pula dari masyarakat adat yang lain dan juga dari Etnis Tionghoa, yang pada kesempatan itu di wakili oleh utusan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI).

 

Sungguh menambah bukti, bahwa sudah bersatunya masyarakat adat di tanah Lado, tanah Lampung. Satu snapshoot yang membuat para hulubalang lebih mengerti arti memuliakan saudara adalah ketika sultan memerintah dengan titah “puakhi pungsu kham, kukhuko juga”. Kata sepatah tapi titah bahwa saudara bungsu yang selama ini selalu sibuk bersama humas kepaksian yang setiap sultan akan hadir dalam satu acara, dan tidak pernah bermimpi akan bisa masuk awan gemisir, tapi tiba tiba ditarik oleh suatu perintah magnit agar masuk bersama sultan dalam satu tempat terhormat yaitu awan gemisikh sebagai salah satu pesan bagaimana kemuliaaan persaudaraan harus betul betul dihormati, dijaga dan diiringi. Dikawal dengan kemuliaan kesetiaan kerabat hulubalang bahattur dan panglima, kasih sayang nya ditunjukkan dalam titah nya, inilah sejatinya persaudaraan, yaitu sekahutan, setawitan dalih sehangguman.

 

SPDB Pangeran Edward Syah Pernong, dalam kata sambutannya, “inilah anugerah yang harus disyukuri, betapa ajaibnya suatu komunitas yang terdiri dari 17.000 pulau dann terpisah pisah, lautan masih bisa menjaga hidup yang damai dan berusaha merajut persatuan dan kasih sayang dalam harmonisasi yang utuh. Sementara itu kita menyaksikan bahwa di belahan bumi yang lain, perbedaan suku agama dan ras, menjadi sebuah masalah besar, sumber konflik yg memanas sehingga terjadi perbuatan – perbuatan keji yang mengiris rasa kemanusian, tetapi di sini, di tanah ini, kedamaian masih terjadi dan tetal akan abadi. Kedamaian yang terjadi diantara suku dan masyarakat adat yang berbeda beda, merupakan sebuah keajaiban. Dan, keajaban itu ada di sini.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.