DPRD Mukomuko Tampung Aspirasi Ratusan Nakes TKS

Advertorial, Mukomuko267 Dilihat

Mukomuko, Medianasional.id – Rasa empati Anggota DPRD Mukomuko terhadap nasip seluruh tenaga kerja sukarela (TKS) di Kabupaten Mukomuko, sangat tinggi. Seperti yang dilakukan Senin (24/10). DPRD Mukomuko menerima kunjungan ratusan tenaga kesehatan (Nakes) TKS yang mengabdikan diri di Puskesmas – Puskesmas dalam wilayah ini. Mereka mengadukan nasipnya ke DPRD Mukomuko agar dapat dimasukkan dalam pendataan tenaga non aparatur sipil negara (ASN). Sebab lebih dari satu bulan mereka menunggu, namun data mereka tidak kunjung diinput di aplikasi Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Atas keluh kesahnya itu, unsur pimpinan DPRD Mukomuko bersama anggota langsung menerima mereka dan membuka ruang diskusi di ruang pertemuan. Dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Kabupaten Mukomuko, M. Ali Saftaini, SE, didampingi Wakil Ketua I, Nursalim dan Wakil Ketua II, Nopi Yanto, SH bersama Anggota DPRD lain yang berkesempatan hadir mengaku siap untuk membantu mereka. Semua keluahan kesah nakes TKS ditampung.

Ketua DPRD Mukomuko, Ali Saftaini, SE menegaskan supaya nakes TKS yang belum diinput di aplikasi BKN agar dapat diinput. Hanya saja pada saat ia mendapat penjelasan dari pihak BKPSDM mengenai persyaratan dalam proses pendataan tersebut, ternyata ada beberapa ketentuan yang tidak bisa dipenuhi. Dengan demikian, peluang sudah sangat sempit bisa masuk dalam proses pendataan atau penginputan di aplikasi.

“Namun untuk mengantisipasi persyaratan yang sangat tidak memungkinkan itu, maka celah lain dengan mempertimbngkan kinerja, loyalitas dan pengabdian mereka selama ini, Maka kami sudah sepakat secara kelembagaan dan akan kami bahas di rapat internal. Kedepannya, terhitung dari tahun 2023, ada pengakuan secara formal terhadap pengabdian rekan-rekan TKS,” ujar Ali.

Selin itu, terkait proses pendataan TKS jika masih ada indikasi-indikasi yang tidak memenuhi peraturan yang ada. Dan jika nantinya ditemukan kesalahan, pihak BKSDM siap membuka diri untuk melakukan evaluasi.

“Itulah salah satu poin yang dibahas dengan para TKS di ruang pertemuan. Kami sangat berharap agar para TKS bersabar. Kami juga apresiasi atas perjuangan mereka selama ini,” katanya.

Sebelumnya, ada ratusan nakes TKS di Puskesmas di Kabupaten Mukomuko, geruduk Kantor Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Mukomuko. Mereka mendesak dimasukkan dalam pendataan tenaga non aparatur sipil negara (ASN).

“Kami tidak minta banyak. Kami hanya minta dimasukkan dalam pendataan sebagai tenaga non ASN Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko,” desak Ketua Forum Tenaga Kerja Sukareja (FTKS) Kabupaten Mukomuko, Andri Novianto, Amd.Kep.

Keberadaan TKS tenaga kesehatan, sama pentingnya dengan guru. Namun ada perlakuan berbeda, antara mereka TKS tenaga kesehatan dengan guru honorer.

“Kami sangat menyayangkan ini. Guru penting, kami juga penting. Kenapa harus dibeda-bedakan,” ujarnya.

Padahal saat pandemi Covid-19, tenaga kesehatan paling terdepan. Berkorban waktu dan taruhannya nyawa berhadapan menangani pandemi Covid-19. Dan selalu paling disorot soal penanganan medis dan pelayanan kesehatan.

“Kami minta masukkan kami dalam pendataan pegawai non ASN di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko,” pungkasnya. (Wanti/ Adv)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.