Dihadang Petugas ITDC, Nelayan di Kuta Terjerat Tidak Ada Akses Jalan

Lombok Tengah, medianasional.id – Sejumlah warga Dusun Bunut Ujung Lauk, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah yang pergi melaut ke Pantai Seger terhenti karena dilarang masuk oleh petugas penjaga sirkuit motoGP Mandalika, Sabtu (21/8).

ADVERTISEMENT

“Tadi ada warga mau pergi menangkap ikan ke Pantai Seger, tapi karena belum ada akses jalan, termasuk akses jalan menuju rumah, mereka masuk ke dalam lintasan sirkuit untuk menuju lokasi, namun petugas ITDC dan Anggota TNI melarang,” kata Ketua Forum Badan Permusyawaratan Desa Pujut, Lombok Tengah Alus Darmiah.

Alus menyebut puluhan KK Dusun bunut dan Dusun Ujung Lauk masih terisolir terjebak di dalam lintasan sikuit MotoGP Mandalika bahkan bingung belum ada akses masuk ke kampungnya.

“Kami bangga punya Sirkuit MotoGP, disisi lain kami kecewa karena masyarakat terisolir sulit sekali bisa beraktivitas dengan normal, anak mau sekolah, ke pasar, cari rumput dan nelayan harus mutar ke Tunel 1 terowongan yang ada dibawah lintasan sirkuit motoGP sebelah Utara, kami seperti di penjara,” tuturnya.

Adapun Sikap PT ITDC selaku pengembang KEK The Mandalika dan sikap Gubernur NTB, Bupati Lombok Tengah terkesan acuh, cuek dan tidak mau perduli nasib puluhan KK yang terisolir dan terjebak di tengah sirkuit MotoGP Mandalika.

“Ini sudah berkali-kali disuarakan oleh warga bersama kawan penggiat LSM, namun sampai saat ini respon gubernur dan bupati masih nihil, bahkan masyarakat sering bertengkar ketika mau melintasi Sirkuit,” terangnya.

Selain itu kesehatan warga terganggu akibat polusi udara dan debu akibat dari aktivitas kendaraan besar yang beroperasi di tengah proyek sirkuit MotoGP Mandalika.

“PT PP sangat abai terhadap dampak Polusi udara yang diakibatkan hilir lalu-lalang kendaraan pengangkut material sirkuit bahkan Pabrik Pembuatan aspal sangat mengganggu kami dan tidak ada kontribusi bagi masyarakat,” tandasnya.

Wargapun terisolir di Dusun Ebunut dan Ujung Lauk bertahan di dalam kampung halaman mereka untuk mempertahankan tanah dan bangunan mereka sampai dengan saat ini belum dibebasakan atau dibayar oleh PT ITDC.

“Di Dusun Ujung Lauk sekitar 40an KK dan sekitar 70-an KK di Ebunut, Warga masih tinggal disana (ujung lauk dan ebunut) untuk bertahan hidup demi tanahnya yang belum pernah dijual ke pihak manapun, namun PT ITDC sudah memasukkan ke HPL, ini aneh tapi nyata,” tutupnya. (Aziz)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.