Dalam Rangka Peringati Hari Juang TNI AD, Danrem Bersama Bupati Kampar Lakukan Penanaman Pohon

Advertorial, Kampar, Riau168 Dilihat

Kampar, medianasional.id – Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, S.H, hadiri Penanaman Pohon, dalam rangka Hari Juang Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat Tahun 2019 di Hutan Larangan adat Kenegerian Rumbio Desa Rumbio, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar. Kamis, (12/12/19).

Kemudian Bupati Kampar sangat menyambut baik sekaligus memberikan apresiasi kepada Kodim 0313/KPR. “Atas nama Pemerintah Kabupaten, Saya menyambut baik dan mengapresiasi Kodim 0313/KPR dalam melaksanakan kegiatan ini, dan kami harapkan semoga acara ini mampu memberikan motivasi dan pemahaman terhadap kelestarian hutan, serta lingkungannya, dan bermanfaat bagi kita semua,” jelas Catur Sugeng saat memberikan kata sambutan.

 

Sementara itu, Bupati Kampar juga memaparkan hutan berperan sebagai penyangga kehidupan dan sekaligus menyediakan hasil hutan kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), kebutuhan pangan, ketersediaan air, sumber energi dan jasa lingkungan lainnya termasuk penghasil oksigen, rekreasi dan konservasi keanekaragaman hayati.

 

“Kita semua dihadapkan pada kenyataan, bahwa lingkungan hidup telah rusak. Pencemaran udara mengakibatkan langit di atas kita kurang cerah, karena penuh dengan gas polusi. Selain itu, lahan di sekitar kita sering terlihat gersang, dan hutan banyak yang rusak. Akibatnya, pada musim hujan kita mengalami bencana banjir. Sebaliknya, pada musim kemarau kita mengalami kekeringan,” ucap Bupati Kampar lagi.

 

Karena ini merupakan pertanda, bahwa kondisi hutan dan lingkungan kita mulai rusak. “Sebagian telah rusak, sehingga tidak berfungsi secara optimal. Hutan yang rusak tidak dapat lagi berfungsi sebagai pengatur tata air bagi kehidupan kita.

“Selanjutnya ini berbahaya, harus kita hentikan. Untuk masa depan bumi kita, untuk masa depan generasi muda, karena yang kita miliki ini tidak boleh dianggap sebagai warisan nenek moyang, tetapi adalah sesuatu yang kita pinjam, milik generasi yang akan datang,” imbuh Catur Sugeng.

Lebihlanjut Bupati Kampar menjelaskan, bahwa sesuai dengan prinsip kelestarian, laju kerusakan hutan harus kita cegah sampai ambang batas minimal. Kita harus prihatin, bahwa hutan kita mengalami kerusakan lebih dari 2 juta hektare / tahun. Kondisi buruk itu tidak boleh dibiarkan, dan harus kita hentikan mulai dari sekarang. Kita harus perangi terus menerus, sehingga akhirnya hutan itu menjadi lestari. Sebab apabila dibiarkan, kemungkinan bencana alam dapat terjadi kembali, dan dapat terjadi setiap saat pada masa datang.

 

“Oleh karena itu, saya mengajak kepada semua pihak untuk bersungguh – sungguh menghentikan penyebab kerusakan hutan akibat penebangan liar, dan kebakaran hutan. Untuk itu, sekali lagi saya berharap kepada semua pihak, agar segera berusaha memperbaiki kerusakan hutan dan lingkungan yang telah rusak dan kritis.

 

Sumber daya hutan dan lingkungan hidup merupakan bagian tidak terpisahkan dari pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan pembangunan budaya bangsa kita. Rusaknya sumber daya hutan dan lingkungan akan sangat berpengaruh, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap keberlanjutan atau sustainability kehidupan.

 

Perlu saya ingatkan, bahwa saat ini aktivitas untuk menghutankan kembali, dan memperbanyak ruang terbuka hijau belum menjadi kebiasaan masyarakat. Namun demikian, peran Pemerintah Daerah bersama Forkopimda terus mendukung dan melaksanakan program rehabilitasi hutan serta lahan, pembangunan hutan rakyat, hutan tanaman rakyat dan hutan kemasyarakatan serta adanya kebijakan daerah yang mendukung budaya menanam, baik dalam skala besar maupun dalam skala kecil, dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat,” ungkap Bupati Kampar.

 

Sementara itu Danrem 031/Wirabima, Brigjend Mohammad Fajar, dalam kata sambutannya juga menyampaikan, bahwa kita Angkatan Aarat ini memang dekat dengan hutan. Begitu masuk hutan rasanya hati ini tentram, cuma jika hutannya rusak jadi gundah gulana karena kita dilatih dihutan, ketika saat kita mempertahankan NKRI, hutan menjadi tempat kita bertahan,” terangnya.

 

Kegiatan ini adalah dalam rangka memaknai hari juang angkatan darat, jadi perjuang angkatan darat itu adalah bersama – sama dengan rakyat. “Jadi hari juang adalah bagaimana kita bersama – sama berjuang bersama rakyat, serta bumi pertiwi yang menjadi tempat kita bernaung selamanya. Maka kita melakukan penghijauan sebagai wujud perjuangan kita kepada ibu pertiwi supaya tetap lestari.

 

Danrem 031/WB juga memaparkan, bahwa Hutan merupakan wilayah atau tempat untuk sebagai pertahanan. Oleh karena itu, dalam rangka Hari Juang TNI AD kita berniat untuk memelihara hutan kita dengan melaksanakan penghijauan, dan ini kita laksanakan di hutan larangan Rumbio.

 

“Mudah – mudahan pelaksanaan penghijauan ini menjadikan hutan kita terpelihara, dan buat generasi muda harus turut menjaga hutan. “Kalau tidak bisa menjaganya, jangan merusak hutan,” tegas Mohammad Fajar.

 

Sebelumnya Tokoh adat Kenegerian Rumbio Datuk Ulak Sinamo Kamaruzaman mengatakan luas hutan larangan ini lebih kurang 500 Ha yang dikelola oleh anak kemenakan, berdasarkan kepedulian dan kesadaran dalam menjaga hutan larangan ini.

 

“Kami bangsa, karena kami merasa di tumpangi oleh bapak – bapak dari TNI, kami berharap secara bersama kita menjaga hutan larangan ini,” ujar Kamaruzaman.

 

Hutan ini dilarang untuk ditebang, selain izin dari ninik mamak dan tokoh adat. Kami berharap pada Peringatan Hari Juang TNI AD ini dapat bersama masyarakat melindungi dan menjaga hutan adat larangan ini,” tutup Kamaruzaman.

 

Selain penanaman pohon juga dilakukan penyerahan bantuan rumah layak huni. Turut hadir Kapolres Kampar, Camat, Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, Organisasi Kemasyarakatan dan Pelajar. ( Rilis / ADV/ Robinson Tambunan)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.