Bencana Melanda Brebes, Aktifis Lingkungan Hidup Angkat Bicara

Jawa Tengah220 Dilihat
Gambar : Istimewa

Brebes, redaksimedinas.com – Banjir menerjang desa Terlangu Kecamatan Brebes akibat tanggul sungai Pemali jebol, Senin 12/02/2018.

Sekira pukul 9 pagi tanggul sungai Pemali di desa Terlangu jebol, hingga air meluap ke jalan, banjir di perkirakan lebih besar di banding banjir tahun 2017.

Warga kecamatan Brebes di himbau untuk berhati hati dan menyelematkan barang barang berharga karena di mungkinkan terjadi banjir susulan apabila kembali terjadi hujan.

Sungai Pemali yang membelah kabupaten Brebes dari ujung selatan hingga utara Brebes, untuk kesekian kalinya sebabkan banjir hingga menggenangi beberapa kelurahan di kecamatan Brebes.

Kepala BPBD Kabupaten Brebes Eko Andalas saat MediNas konfirmasi menyampaikan saat ini pihaknya sudah menyiapkan dapur umum dan tempat pengungsian. Untuk tempat pengungsian di Kwarcab Pramuka dan Gedung Olah Raga Brebes.” Saat ini banjir sudah surut, mudah-mudahan tidak hujan lagi terutama wilayah selatan, ratusan warga sudah kami evakuasi namun belum kami data jumlahnya.”Terangnya.

Ketua LSM Wahana Bumi Lestari Muflikhin ST angkat bicara menyikapi bencana di kabupaten Brebes, “Banyaknya bencana melanda di kabupaten Brebes, banjir, longsor, sebabkan rusaknya infrastruktur jalan saluran irigasi, ini perlu menjadi perhatian kita semua dan diharapkan ada kesadaran terhadap lingkungan kita, banjir di wilayah brebes, tanah longsor dan musibah rusaknya lahan pertanian, merupakan satu kejadian yang saling berkaitan dengan kerusakan kawasan hutan lindung, konservasi yang terjadi di wilayah Brebes selatan,” Terangnya.

“Lahan hutan yg beralih fungsi menjadi lahan pertanian dengan tanpa adanya pengawasan cenderung se enaknya, menjadikan tanaman resapan hancur baik sengaja ditebang atau tergerus banjir, lahan tegakan dengan kemiringan lebih dari 45 derajat juga jadi lahan pertanian sehingga arus air akan mengalir dengan derasnya. Daerah aliran sungai dari hulu sampai hilir dibeberapa sungai telah hancur baik tanaman penahan maupun dinding penahan sungai yg didalamnya terdapat batu2 besar, Ini menjadi bagian pokok permasalahn yg ada saat ini. “Jelasnya.

Kepedulian masyarakat akan kelestarian lingkungan menurun dengan membuang sampah disungai, pembangunan Geotermal juga ikut menyumbang terjadinya banjir dengan membabad kawasan hutan terutama hutan lindung. “Pungkasnya. (Abu)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.