Jurusan Bahasa Lampung dan Eksistensi Bahasa Lampung

Headline427 Dilihat

 

Diandra Natakembahang
Batin Budaya Marga
Ketua Bidang Budaya & Bahasa, Pendiri Gamolan Institute Lampung

Bahasa Lampung telah menyertai eksistensi rumpun suku bangsa Lampung sejak awal keberadaannya, bahasa Lampung tentu menjadi teramat vital sebagai pilar bagi peradaban Ulun Lampung dalam
menjaga segala sendi2 adat & budaya Lampung. Revitalisasi bahasa & aksara Lampung pada era kekinian menjadi mendesak, perlu & penting bagi menjaga keutuhan bahasa & aksara Lampung itu
sendiri, khususnya bagi para penuturnya dan secara umum juga menjadi legacy sebagai salah satu bahasa & aksara dunia dari suku bangsa Lampung.

 

Had Lampung sebagai aksara dari entitas suku bangsa Lampung adalah merupakan aksara Kaganga yang masih berkerabat dengan aksara Kawi, dan merupakan turunan dari aksara Brahmi. Had Lampung dapat diidentifikasi awal keberadaannya
setidaknya sejak abad ke 9 Masehi di Sekala
Bekhak [Darwis H.A; Sekretaris Pesirah Marga Kembahang], sementara terdapat setidaknya 10 varian dari Sukhat Lampung Kuno [Van Der Tuuk; Les Manuscrits Lampongs]. Selain huruf induk, anak huruf dan tanda baca, Had Lampung juga memiliki bentuk angkanya sendiri.

 

Macam tulisan Had Lampung adalah fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup, Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambang, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah Kaganga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan aksara awalnya adalah 19 buah, namun belakangan disempurnakan dan dibakukan menjadi 20 buah, masing2 adalah Ka, Ga, Nga, Pa, Ba, Ma, Ta, Da, Na, Ca, Ja, Nya, Ya, A, La, Ra, Sa, Wa, Ha, Kha.

 

Sementara bahasa Lampung diklasifikasikan dalam dua dialek yaitu dialek A atau dialek Api, dan dialek O atau dialek Nyow [Dr Van Royen]. Bahasa Lampung dialek Api dipertuturkan oleh sebagian besar Ulun Lampung khususnya yang beradat Kesaibatinan, sementara dialek Nyow dipertuturkan oleh entitas Lampung terutama yang beradat Kepenyimbangan.

 

Sebaran entitas adat Lampung penutur dialek A masing2 adalah Paksi Pak Sekala Bekhak di Lampung Barat, Telu Marga Ranau Sumatera Selatan, Enom Belas Marga Krui Pesisir Barat, Telu Marga Daya Sumatera Selatan, Sungkay Bunga Mayang di Lampung Utara, Kepuhyangan Komering Sumatera Selatan, Buway Lima Way Kanan, Pubiyan Telu Suku, Kebandaran Teluk Betung, Marga Lima Way Handak Lampung Selatan, Kebandaran Semaka Tanggamus, Kayu Agung di Sumatera Selatan, Kebandaran Way Lima Pesawaran, Merpas diselatan Bengkulu, dan Cikoneng Pak Pekon dipesisir barat Banten. Sementara penutur dialek O ada pada komunitas Abung Siwo Migo di Lampung Utara, Lampung Tengah dan Lampung Timur, komunitas Mego Pak Tulang Bawang di Tulang Bawang dan Tulang Bawang Barat keduanya beradat Kepenyimbangan, serta komunitas Melinting di Lampung Timur yang beradat Kesaibatinan.

 

Ada beberapa poin yang menunjukkan pentingnya eksistensi sebuah bahasa, dalam hal ini bahasa Lampung. Pertama, bahasa Lampung adalah merupakan jatidiri bagi Ulun Lampung, yang mencirikannya sebagai sebuah entitas, sebuah peradaban dan sebuah suku bangsa yang memiliki
kekhasan dan diferensiasinya sendiri dibanding entitas dan suku2 bangsa lain didunia.

 

Kedua, bahasa Lampung adalah merupakan sarana dan lambang persatuan bagi Jelma Lampung, dari setiap komunitas adat, Marga, dan wilayah geografis. Keutuhan dan kelestarian bahasa Lampung menjadi penting bagi keutuhan komunitas adat dan kearifan lokal suku bangsa Lampung. Ketiga sarana komunikasi, bahasa Lampung dipastikan menjadi sarana komunikasi yang paling efektif dan efisien bagi para penuturnya, ini karena tentu saja bahasa Lampunglah yang lebih dekat dengan idiom2 keseharian Ulun Lampung dan juga pola sosial rumpun suku bangsa Lampung.

 

Keempat, eksistensi bahasa & aksara Lampung adalah bagi menjaga, melestarikan dan keberlanjutan sendi2 adat budaya Lampung, karena bahasa adalah salah satu pilar dan penopang utama bagi keberlangsungan sebuah peradaban. Kelima, eksistensi bahasa & aksara Lampung adalah bagi menghindari degradasi adat dan budaya Lampung. Degradasi atau bahkan kepunahan sebuah bahasa dalam hal ini bahasa Lampung, dipastikan akan menjadi awal pula bagi degradasi bahkan kepunahan sebuah peradaban, peradaban Lampung.

 

Keenam, bahasa Lampung adalah salah satu pintu masuk utama secara akademis bagi mempelajari, mengetahui dan mendalami adat, budaya dan warisan peradaban Ulun Lampung. Ketujuh, bahasa & aksara Lampung sebagai salah satu kekayaan dan warisan peradaban Lampung sebagai salah satu dari sekian banyak bahasa diberbagai peradaban dunia. Degradasi bahasa atau bahkan punahnya bahasa Lampung adalah berarti hilangnya salah satu kekayaan dan warisan budaya dunia.

 

Karenanya menjaga dan melestarikan bahasa dan aksara Lampung menjadi mendesak, penting dan perlu. Salah satu medium yang paling efektif adalah lewat jalur pendidikan, selama ini telah ada program studi bahasa Lampung di Universitas Lampung bagi mencetak kader2 dan guru2 bahasa Lampung, pemerintah daerah telah pula mewajibkan pelajaran bahasa Lampung bagi siswa siswi setingkat SD hingga SMP.

 

Namun sangat disayangkan program studi bahasa Lampung dihilangkan oleh UNILA dalam beberapa tahun terakhir. Situasi ini jelas menjadi kontraproduktif bagi pelestarian bahasa Lampung, saat dimana jurnalisme dari broadcast seperti radio
dan televisi, mass media seperti koran dan majalah telah sedemikian baik dalam mengapresiasi bahasa Lampung, selain juga penerapan hari berbahasa Lampung dilingkungan pemerintah daerah yang telah
diterapkan oleh kabupaten kota di Lampung.

 

Dalam hal ini Universitas Lampung sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi di Lampung, sudah menjadi tanggung jawab moral bagi UNILA untuk menyelenggarakan kembali pendidikan bahasa daerah atau sastra Lampung. Program studi atau
jurusan bahasa & sastra Lampung tidak dapat ditunda-tunda dan sangat mendesak bagi eksistensi dan pelestarian bahasa Lampung bagi menjaga dan melestarikan bahasa & aksara Lampung untuk keberlangsungan adat budaya & peradaban rumpun suku bangsa Lampung, semoga.
Tabik..

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.