Aksi 5 Tuntutan, PB-HIPPMAMORO Minta Penegak Hukum Lidik Anggaran Covid-19 dan BUMDes Di Morotai

Maluku Utara59 Dilihat
Foto istimewa

Ternate, Medianasional.id – Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Morotai (Hippamoro) Provinsi Maluku Utara menggelar aksi demonstrasi di depan gedung Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku Utara (Malut) yang ditujukan kepada pemerintahan daerah Kabupaten Pulau Morotai.

Aksi demonstrasi yang di lakukan menggunakan satu mobil pickup dilengkapi dengan Sound System menuntut agar Kejaksaan dan Polda Malut mengusut tuntas anggaran Covid-19 di Kabupaten Pulau Morotai.

Pada media ini Koordinator lapangan (Korlap) Fijai Ali mengemukakan bahwa, pemerintah Daerah Pulau Morotai dan tim gugus tugas Covid-19 dinilai tidak transparan dalam penggunaan dana Covid-19 dengan jumlah Rp 58,5 miliar.

Kata Fijai, Dari total anggaran tersebut sudah termasuk dana pemotongan (DD) 60 juta per Desa sebesar Rp 5.280 juta dan dari anggaran tersebut juga dilakukan pemotongan dengan jumlah Rp.4,400 untuk dimasukkan ke gustu secara tunai.

“Dari jumlah keseluruhan anggaran Rp 5,8 miliar, terhitung sejak 13 Maret hingga akhir Juni kemarin telah dihabiskan Rp 20 miliar sehingga yang tersisa hanya Rp 44 miliar,” jelasnya

Dalam aksi PB Hippmamoro mengajukan lima tuntutan diantaranya, meminta Kapolda Malut melakukan penyelidikan penggunaan anggaran Covid-19 di Morotai sebesar Rp 58,5 miliar, meminta Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) melakukan audit penggunaan dana Covid-19 dengan jumlah Rp 58,5 dan anggaran pengembalian DD dari satgas Covid-19 senilai Rp 4,400, mendesak dan meminta Gustu provinsi untuk melakukan evaluasi konsep kinerja tim Gustu Morotai, meminta Kajati Malut dan Ditreskrimsus Polda Malut melakukan penyelidikan BUMDes senilai Rp.19 miliar sejak 2017 hingga 2019 karena PB-Hippmamoro secara kelembagaan resmi akan menyurat ke KPK-RI untuk melakukan pemeriksaan keuangan daerah Kabupaten Morotai dibawah kepemimpinan Bupati Beny Laos.

Aksi yang dilakukan PB-Hippmamoro bertepatan dengan upacara HBA ke-60 secara virtual yang dilaksanakan terpusat dari Jakarta sementara berlangsung dan masa aksi juga akan kembali melanjutkan setelah proses upacara selesai.

“Kita saling mengerti dulu, teman-teman Mahasiswa Morotai karena ini ada hajatan (upacara) makanya nanti sudah selesai baru teman-teman bisa melanjutkannya,” jelas salah satu pegawai Kejati Malut dihadapan masa aksi. (SB)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.