Adakah Negara Lain Bersimpati Atas Pencoretan Indonesia Oleh FIFA?

Jakarta, Uncategorized12654 Dilihat

Jakarta, Medianasional.id – Ternyata, pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah World Cup U-20 oleh FIFA tidak mendapat simpati dari negara manapun dibelahan dunia ini. Diketahui, keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah World Cup U-20, lantaran adanya segelintir orang yang menolak Israel ikut serta, ditambah sikap dan tindakan tidak tegasnya pemerintah untuk meredam arus penolakan tersebut.

Narasi penolakan yang kian  berkembang disebut merupakan hasil dari cara berpikir orang-orang yang tidak punya etika dan rasa kemanusiaan. Selaku tuan rumah, sudah sewajarnya menghormati dan menjamu tamu dengan baik.

ADVERTISEMENT

Terkait pembelaan Indonesia pada Palestina secara politik yang disangkutpautkan dengan olahraga, ternyata dianggap “oneng” oleh negara asing. Apakah ada negara lain yang sudah menunjukan empati atas pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah World Cup U-20 oleh FIFA?”

“Tidak ada, mana ada! Termasuk Palestina dan negara-negara Arab sampai saat ini tidak memberikan respon. Malahan saya pikir mereka tertawain, bahkan mencemooh kita. Bisa saja mereka beranggapan bangsa kita ini degil, karena kedegilan segelintir orang yang berulah menolak Israel main bola di Indonesia,” ungkap Asep warga Cilandak, Jakarta Selatan.

Menurut warga yang berbincang dengan Medianasional.id, kedegilan yang dipertontonkan oleh pemimpin daerah dan segelintir Ormas, seharusnya langsung disikapi tegas oleh Presiden Jokowi, karena selain nama negara, nama Jokowi selaku RI-1 juga tercoreng di dalam dan luar negeri.

Sebab bukan hanya dari Ormas keagamaan dan umum yang menolak kehadiran Israel. Namun penolakan juga datang dari pejabat publik, seperti ulah Gubernur Bali, Wayan Koster, dan Gubenur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang secara terbuka mengatakan penolakan kehadiran anak-anak Israel.

Dimana ada juga demo massa penolakan terhadap kehadiran Israel di Indonesia yang digelar di Patung Kuda Jakarta, dengan dasar tidak adanya hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel.

Meski pada sisi lain ada pro-kontra yang tidak masalahkan Israel bertanding di Indonesia, dengan pandangan normatif selaku host.

Hal tersebut disuarakan oleh Jubir Istana, Ali Ngabalin dan  Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marnali. Yang pada dasarnya mengatakan, pentingnya memahami konsekuensi sebagai tuan rumah.

Yang mana pada akhirnya RI-1 Joko Widodo hadir menggelar konferensi yang dengan tegas mengatakan, “Jangan mencampuradukan olahraga dengan politik,” serta menitipkan surat kepada FIFA melalui Ketua PSSI, Erik Tohir yang berangkat menemui Presiden FIFA, Giovanni Vincenzo Infantino.

Namun, masyarakat menyesalkan tindakan Presiden Jokowi yang sedari awal dikatakan tidak tegas. Pun ketika konferensi yang desebut tidak berkata tegas dan lugas pada pokok permasalahan untuk meredam sekaligus melarang narasi penolakan tim Sepak Bola Israel main di Indonesia.

“Presiden merupakan orang nomor satu di Negara ini. Seharusnya sedari awal Jokowi bisa berkata dan bertindak tegas untuk meredam narasi penolakan yang dikumandangkan oleh  MUI, Wayan Koster, Ganjar Pranowo, dan yang lain. Sehingga tidak seperti sekarang ini, ada kesan ketidakpatuhan mereka  kepada Jokowi,” tukas Asep warga Cilandak.

Sementara Sigit, warga Kebayoran Baru mengatakan, seharusnya Jokowi tegur dan pecat Wayan Koster dan Ganjar Pranowo dari jabatan gubernur.

“Selaku Kepala Negara, Jokowi seharusnya menegur bahkan memecat Gubernur Bali dan Gubenur Jawa Tengah, yang tidak selaras dengan arahan Jokowi,” ungkap Sigit.

Apapun ceritanya, FIFA sudah membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Parhelatan besar yang bisa mengharumkan nama bangsa, serta mendatangkan keuntungan dari berbagai sektor, kini jadi catatan buruk dalam sejarah dunia, dan kerugian menimpa pula dari berbagai sisi.

Satu hal yang menyentuh rasa iba, adalah tangis para awak U-20 yang sudah berlatih keras, namun harus  kecewa tidak bisa bertanding membawa nama Indonesia. Dan bila ada sanksi dari FIFA dan organisasi olahraga dunia lainya, maka otomatis akan membunuh kesempatan orang Indonesia berkiprah di dunia internasional.

Kejadian ini dapat dianalogikan seperti seorang ibu yang lebih mengakui anak orang lain daripada anaknya sendiri. Tragis, menyedihkan, serta tidak masuk akal.

Untuk itu, para pemimpin di Indonesia sangat diharapakan memahami sejarah dunia, termasuk sejarah panjang pertikaian antara Israel versus Palistina yang sudah berlangsung berabad-abad. Bukan perang agama, melainkan perang untuk perebutan tanah.

Dalam sejarah disebutkan, Israel memasuki tanah Kanaan atas perintah dan janji Tuhan kepada Bangsa Israel, yang mana  bukan juga tanah Filistin.

Berikut tanggapan pemain Timnas U-20 atas dicoretnya Indonesia sebagai tuan rumah World Cup:

Robby Darwis, Bek asal Persib;

“Impian kami harus hancur oleh orang-orang yang berbicara mengatasnamakan kemanusiaan. Jangan terlalu memikirkan negara lain jika ingin berbicara kemanusiaan. Kenapa kalian diam ketika tragedi kanjuruhan yang memakan korban lebih dari 100 nyawa hilang?,” tulis Robi.

Marcelino Ferdinan, Gelandang;

” Kami kehilangan mimpi terbesar dalam hidup. Ini bukan tentang saya, ini tentang mimpi rekan-rekan saya,” tulis Marselino.

Hokky Caraka, penyerang;

“Kami latihan mati-matinan sehari 3-4 kali, bagaimana lelahnya, beratnya, kalian belum pernah merasakan. Sekarang sudah seperti ini, siapa yang mau disalahkan?” tulisnya.

Ronaldo Kwateh, penyerang;

“Kami kehilangan mimpi terbesar dalam hidup. Tak ada kata-kata yang bisa mendeskripsikannya, terima kasih pak,” tulis Ronaldo.

Posting Terkait

ADVERTISEMENT
Konten berikut adalah iklan platform MGID, medianasional.id tidak terkait dengan isi konten.

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.