Warga Keluhkan Sikap Perusahaan Penggarap Tol Tran Sumatera

Lampung154 Dilihat
Musyawarah di kantor Camat Penengahan. 

 

 

 

Lampung Selatan, redaksimedinas.com – Warga seputaran provinsi Lampung terutama di kabupaten lampung selatan kecewa dan mengeluhkan sikap PT PP selaku pihak yang mengerjakan proyek tol tras Sumatera. Awal mulanya PT. PP izin mumbuka akses di sta 16 di dusun Sideder RT 12 RW 04 desa Banjarmasin kecamatan Penengahan kabupaten Lampung Selatan. Masyarakat mengadu di kantor Kecamatan Penengahan kepada Camat Khaidir dan juga di hadiri Kapolsek Penengahan Mulyono setelah itu warga beserta kepala desa, camat dan Kapolsek sudah hadir di kantor kecamatan Penengahan. Lalu camat Khaidir menghubungi Yus yusup selaku Humas PT PP agar hadir di kantor camat Penengahan.

 

Dan datanglah Yus Yusup hadir dalam musyawarah di kantor camat Penenengahan atau di ruangan camat. Dalam musyawarah tertutup di kantor camat penengahan dimaksud agar ada penjelasan tentang sewa akses dan masa debu serta perbaikan jalan, karena sewa akses tersebut sudah ada setahunan lebih dari tahun 2016 hingga sekarang tahun 2017.

 

Sehingga pada tanggal 25 Agustus lalu warga meminta kepada Pt PP agar membuat perjanjian kesepakatan bersama agar disetujui oleh Yus yusup sebagai Humas untuk menandatangani kesepakatan bersama. Namun Yus yusup menolak kesepakatan bersama karena Ia selaku humas PT PP keberatan untuk tanda tangan kesepakatan bersama tersebut dan Yus yusup mengatakan kepada warga, “kalau saya bertanda tangan kesepakatan bersama masalah buka akses di sta16 dusun sededer RT 12 RW 04”, cetusnya.

 

Musyawarah berlangsung selama kurang lebih satu jam dan tidak menghasilkan kesepakatan bersama antara warga dan PT PP.

 

Lalu warga harus mengadu kemana lagi kalau tidak ada kesepakatan dari pihak PT PP. Keluh kesah warga tidak terjadi hanya di warga sededer saja melainkan ada kejadian di sawah desa Kuripan dan desa Bayurip masalah saluran air.

 

Dari informasi warga yang tidak mau disebutkan namanya, “dulunya saluran air itu ada dua gorong-gorong atau ada dua aliran kali dari zaman nenek moyang. Lalu datanglah pihak pekerja dari PT PP selaku pekerja tol tran sumatra di sawah warga membuat gorong-gorong hanya satu gorong air saja atau satu terowongan air, lalu sekian bulan warga setempat yang mempunyai sawah di area dekat jalan tol tersebut mengeluh pada tahun ini sebagian warga tidak bisa panen karena hanya ada satu terowongan air atau hanya satu gorong gorong saja padahal saluran air tersebut ada dua terowongan air. Mereka yang mempunyai sawah di desa kuripan dan bayurip beserta warga menuntut agar terowongan air tersebut dibuat dua terowongan air agar sawah warga bisa dipanen seperti biasanya. Di sawah tersebut tidak ada kata kemarau walaupun kemarau panjang karena di area sawah tersebut air nya melimpah. Itulah keluhan warga di desa kuripan dan desa bayurip kecamatan penengahan”, ungkapnya.

 

Dan untuk masalah di dusun Bunut desa Bakauheni warga menuntut kepada PT PP agar dibuatkan jalan layang di dusun bunut tersebut agar akses nya lebih dekat. Namun pihak PT PP membuat kan akses jalan warga tersebut hanya terowongan, lalu warga Bunut pun protes juga kepada PT PP.

 

Begitu keluh kesah warga kepada pihak pengembang jalan tol tran sumatra, berharap agar pemerintah lebih memperhatikan nasib warga. (Amin Padri)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.