Emi Warga Bungo Harapkan Bantuan Pemerintah Terkait Ibunya yang Berbaring Sakit di Malaysia

Jambi53 Dilihat

Bungo, redaksimedinas.com — Perasaan pilu menyelimuti keluarga Gabena Harahap (45) yang belum lama ini mengetahui bahwa Asna (50) seorang TKI warga Dusun Patenam, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo, provinsi Jambi, yang tidak lain merupakan kakak kandung Gabena kini tengah tak sadarkan diri di sebuah rumah sakit di negara Malaysia.

Asna juga telah menjalani operasi akibat pembekuan darah di otaknya, keluarganyapun kebingungan untuk mencari biaya pengobatan serta memulangkan kakaknya ke Indonesia.

Terkait kondisi Asna yang lagi berbaring di rumah sakit negara Malaysia, Emi (26) yang merupakan anak kandung dari Asna membenarkan kabar tentang seorang perempuan warga Bungo yang menjadi TKI terbaring di rumah sakit Malaysia.

“Kabar itu datang sekitar dua minggu lalu, aku dan keluarga mendapatkannya dari sosial media, tepatnya dari akun facebook seorang kawan kakaknya,” terang Emi kepada media ini, Sabtu (17/03) di rumahnya Dusun Patenam, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo.

Dikatakannya tagihan rumah sakit hingga saat ini mencapai Rp 75 juta belum ada yang bisa membayarkan.

“Awalnya majikan Asna menolongnya, tapi hanya pada awalnya saja. Karena mahalnya biaya majikannya merasa tak mungkin membiayainya,” terang Emi dengan penuh kesedihan.

Sedangkan Gabena yang nendengar kabar menyedihkan yang dialami kakaknya, Gabenapun segera berangkat dan sudah sampai di Malaysia, Sabtu (17/03).

Namun, keluarga masih kebingungan bagaimana memulangkannya, sebab perusahaan penyalur Asna sudah ditutup karena ilegal. Asna dijebak, sementara itu biaya rumah sakit masih terus bertambah.

Untuk diketahui hidup Asna dapat dikatakan pas-pasan, sementara dia harus tetap mencari nafkah karena dia sudah tak bersama suaminya lagi. Tiba-tiba seorang kawannya menawarkan Asna untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia. Asna diiming-imingi pekerjaan yang gampang dan gajinya lumayan. Lagi pula untuk menyadap karet dia merasa tak sanggup lagi.

Lantas dengan banyak persiapan dia kemudian berangkat. Sudah lebih dua bulan Asna di Malaysia. Namun kabar-kabar yang didengar Emi dan keluarga perusahaan penyalur TKI yang membawa Asna ternyata ilegal. Perusahaannya yang di Malaysia kata Emi sudah ditutup, sedang yang di Jambi keluarga tak tahu. Karena itu keluarga merasa bingung.

Emi mengatakan nama ibunya di Kartu Keluarga (KK) dan paspor saja berbeda. “Di KK Asna sedangkan di paspor Asni,” katanya.

Ia sangat berharap bantuan dari pemerintah untuk mencari solusi serta bisa membantu pengobatan dan membawa ibunya kembali ke kampung halamannya.(fa)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.