Warga Batang Positif Difteri, Tapi Masih Status Waspada Dini

Jawa Tengah58 Dilihat

Batang, redaksimedinas.com – Kasus Difteri yang di derita warga Batang KS jenis kelamin perempuan (6 th) dari Desa Banyuputih, yang sekarang masih di ruang isolasi Rumah Sakit Karyadi Semarang dengan diagonas Tonsilitis difteri (Difteri Ringan), sehingga Pemerintah Kabupaten Batang hanya menetapkan status waspada dini.

 

“Penderita masuk tanggal (12/12) positif difteria ringan, yang sekarang masih dalam ruang isolasi dan mendapat imunisasi secara lengkap, dokter merawat berkeyakinan selamat dengan mematikan kuman difterinya yang kuarang lebih sampai dua minggu”, kata dr. Hidayah Basbeth saat konferensi pers di Bagian Humas Setda Batang Jumat, (15/12).

 

Ia juga mengatakan, untuk penderita difteri di Batang ada dua, namun penderita kedua HA  jenis kelamin Laki – laki (14 th) dari Gringsing difterinya negatif, dan sekarang masih dirawat di Rumah Sakit Tugu Rejo Semarang.

 

“Ditemukanya Positif Difteri ringan ini Pemkab Batang menindaklanjuti penyelidikan epidemiologi di sekitar kontak, Kita usut dari mana dia datangnya difteri, dan di desa tersebut tidak ada yang sakit, difteri kemungkinan diduga dari Cilacap, karena penderita tersebut berpergian ke Cilacap”, kata dr Hidayah Basbeth.

 

Untuk tidak menular kemana – mana lanjutnya, Pemkab akan memberikan imunisasi tambahan atau imuniasasi ulang kepada penderita KS yaitu ORI (Outbreak Respons Immunization), dan semua orang yang ada di desa penderita atau orang yang kontak dengan penderita, yang akan di berikan kepada orang dari usia 1 tahun sampai dewasa dimunisasi.

 

“Hari ini sudah mulai bergerak memberikan  imuniasa, untuk umur kurang dari 5 th diberikan vaksin DPT, HB, HIB dan untuk umur 5 th sampai 7 th vaksin DT, umur 7 tahun sampai dewasa TD supaya tahan terhadap kuman difteri”, jelas dr. Hidayah Basbeth.

 

Dijelaskan juga bahwa Pemkab Batang telah menyiapakan rumah sakit untuk penderita difteri yaitu Rumah Sakit Daerah Limpung, dan Rumah Sakit Daerah Kalisar Batang, kedua rumah sakit tersebut telah memiliki ruang siolasi.

 

“Namun ruang isolasi tersebut tidak seperti RS Karyadi yang benar terisolir, dua rumah sakit milik Pemkab tersebut sudah ada ruang isolasi, yaitu ruang kelas satu yang hanya orang tua yang boleh masuk dengan menggunkan masker dan alat pelindung diri,” katanya.

 

Dan karena Batang hanya ada satu penderita difteri ringan jadi belum menetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa), namun hanya  statusnya waspada dini karena kontak di sekitarnya tidak ada yang menderita difteri.

 

Dr. Hidayah Basbeth juga menghimbau agar masyrakat mengenali tanda – tanda penderita difetri yaitu demam ringan, tanda mirip infeksi akut tidak mau makan, nyeri menelan, 1-2 hari akan timbul membaran melekat putih kelabu menutupi tonsil dan dinidng faring dan meluas ke rongga mulut, pembengkakan jaringan lunak leher/bull neck/ leher sapi, Suara serak, ngeces, riwayat imunisasi tidak lengka.

 

“Kami himbau kepada orang tua untuk mencegah difteri dengan memberikan imunisasi kepada anaknya secara lengkap, dan imunisasikan anak di Puskesmas atau tempat – tempat atau kilik resmi milik Pemerintah, karena di tempat lain kami tidak menjamin keaslian vaksin imunisasi tersebut”, kata dr Hidayah Basbeth.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.