Terminal Bus Majalaya Kumuh dan Bau Sampah

Bandung339 Dilihat

Bandung, medianasional.id – Terminal Bus Majalaya Kabupaten Bandung Jawa Barat, sebuah pemandangan yang sangat memprihatinkan. Pembangunan pagar pembatas yang telah dibangun tahun 2018, untuk mempercantik terminal sudah tidak tampak lagi. Akibat berubah fungsi menjadi kios semi permanen, disewakan ke para pedagang pakaian, yang mirip kandang domba.

Terminal Majalaya sebagai terminal yang menghubungkan transportasi umum Bus Damri Jurusan Majalaya – Leuwipanjang dan angkutan umum (angkot) dengan trayek Majalaya – Cileunyi dan Majalaya Ibun Kabupaten Bandung. Ironisnya, para sopir angkot baik dari Ibun atau Cileunyi memutar di terminal bayangan tidak masuk dalam terminal.

Munculnya terminal bayangan ini dikarenakan terminal tidak lagi menampung angkot, semula untuk rute angkot sekarang dijadikan pasar dan bangunan kios atau jongko. Faktor lain yakni para pengguna jasa angkutan tidak mau masuk ke terminal.

“Saya tidak mengerti para penumpang kebanyakan menunggu angkot dari luar terminal,” kata Ade (35) Jum’at (5/4/2019) salah satu supir angkot Majalaya – Cileunyi mengatakan kepada MediaNasional.id.

Rencana Pemerintah Kabupaten Bandung mengoprasionalkan terminal pindah di Jln. Anyar sampai saat ini masih wacana. Alasan Pemerintah memindahkan terminal tarkait persoalan lahan terminal masih status milik PT. Perusahaan Jawatan Kereta Api. Sebelum dijadikan terminal merupakan stasiun Majalaya.

Sementara itu menurut Kepala Terminal Majalaya Gandi, Jum’at (5/4/2019) di terminal Majalaya dengan tegas mengatakan. Puluhan bangunan kios semi permanen di depan halaman terminal dalam waktu dekat segera dibongkar. Bangunan kios semi permanen tersebut sudah merusak pemandangan dan telah mengganggu Fasilitas Umum (Fasum).

Gandi menjelaskan, persoalan bangunan kios semi permanen itu adanya kepentingan pribadi atau kelompok. “Saya segera menertibakan kembali agar terminal dipandang rapih dan indah, terutama bangunan kios semi permanen yang sangat merusak pemandangan dan keindahan terminal, selain itu kerap terjadi kemacetan karena sebagian bahu jalan dipakai oleh pedagang,” Ia menegaskan.

Tidak tanggung – tanggung Gandi bernada sinis berniat membongkar bangunan semi permanen di depan terminal dan juga menutupi pagar pembatas. Pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan pihak Kecamatan dan Kelurahan. Hal itu demi pencapaian keamanan, keindahan dan kembali berfungsinya sebagai terminal.

Disinggung soal keberadaan para pedagang sayuran sekitar 50 jongko yang menjajakan jualannya di lokasi terminal, Ganti masih memberikan toleransi kepada para pedangan sayuran. Akan tetapi tidak diperbolehkan menutupi pasum, dan harus meningkatkan kebersiahan agar sampah tidak menggunung.

“Soal para pedagang sayuran, lebih berpikir kedepan, dimana para pedagang dikembalikan seperti semula, agar angkutan umum (angkot) tetap berada di terminal dengan trayek masing – masing. Dimaksud memberikan palayanan kepada para pengguna angkutan umun baik Damri atau angkot akan lebih aman dan nyaman terhindar dari orang – orang yang bermaksud melakukan tindak kejahatan,” ungkapnya.

Puluhan pedagang sayuran yang berjualan dengan jongko tentang rencana kepala terminal menertibkan kembali keberadaan bangunan kios semi permanen sangat mengapresiasikan rencana tersebut. Bagi para pedagang sayuran persoalan menurun-nya pendapatan setelah adanya bangunan kios, melainkan kurang nyaman berjualan.

Sedangkan menurut salah satu pemilik warung makan di lokasi terminal, Abah (52) menuturkan. Dia sering koordinasi agar dengan Kepala Terminal terkait ketertiban dan kebersihan, agar jangan sampai terminal Majalaya terkesan kumuh dan kotor.

“Saya sangat mendukung rencana Kaper, apalagi menertibkan kios yang dinilai merusak pemandangan serta keindahan Terminal,” pungkas Abah.

Kontributor : Muh. Yadi

Editor : Dian

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.