Terjadi Penganiayaan Wartawan di Banyumas, Polri Minta Maaf

Jawa, Jawa Tengah84 Dilihat
Kapolres Banyumas menemui wartawan.

Banyumas – Polisi meminta maaf atas peristiwa kekerasan yang menimpa wartawan di halaman kantor Bupati Banyumas. Biaya pengobatan akan ditanggung polisi termasuk ganti rugi barang yang rusak.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono, Karopenmas Div Humas Polri Brigjen Rikwanto menggelar jumpa pers menanggapi peristiwa yang terjadi hari Senin (9/10) malam kemarin.

Condro menyampaikan permintaan maaf dan mengatakan sudah langsung memerintahkan Kapolres Banyumas, AKBP Bambang Yudhantara Salamun yang sedang mengikuti Apel Kasatwil 2017 di Akpol Semarang untuk kembali ke wilayahnya dan menangani peristiwa itu.
“Kami atas nama Kapolda Jawa Tengah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tadi malam yang menyebabkan luka-luka di mahasiswa dan rekan media. Selanjutnya hari ini, tadi pagi, Kapolres yang sedang Kasatwil diperintahkan kembali untuk mengecek SOP (pembubaran massa unjuk rasa),” kata Condro saat jumpa pers di Akpol, Semarang, Selasa (10/10/2017).
Jumpa pers di Polda Jateng

Condro menjelaskan kepolisian juga akan bertanggung jawab untuk biaya pengobatan. Selain itu jika ada barang-barang milik korban yang rusak maka kepolisian juga akan bertanggungjawab.

“Kami akan bertanggungjawab apabila ada di rumah sakit, yang luka-luka kami akan bertanggungjawab. Kami akan inventarisir barang-barang yang kami dengar ada beberapa rusak, itu kami juga akan bertanggungjawab,” tandasnya.

Tidak hanya kepada Kapolres Banyumas, Condro juga meminta Kapolres jajarannya menemui awak media untuk meminta maaf atas peristiwa yang terjadi di Banyumas.

“Saya langsung konsolidasi ke grup Kapolres untuk temui teman-teman (media) di wilayah masing-masing untuk meminta maaf. Jangan sampai hubungan dengan media jadi renggang,” ujarnya.

Untuk diketahui sejumlah awak media mengalami kekerasan saat meliput pembubaran aksi unjuk rasa penolakan Pembangkit Tenaga Panas Bumi (PLTB) Gunung Slamet. Aksi tersebut tidak kunjung bubar bahkan hendak membangun tenda pada malam hari.

Penganiayaan terjadi ketika Kepolisian dan Satpol PP membubarkan paksa massa aksi. Wartawan Metro TV, Darbe Tyas terkena pukulan dari aparat meski sudah meneriakkan bahwa dirinya wartawan. Kamera Darbe juga dirampas oleh oknum yang menganiaya wartawan.

“Kami mohon maaf atas nama Polda Jateng dan Polri,” tutup Rikwanto. (sumber : detik.com)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.