Tanggul Penahan ROB Segera Dibangun

Jawa Tengah365 Dilihat

Kajen, redaksimedinas.com – Penanggulangan rob dan banjir di Kabupaten Pekalongan mencapai babak baru. Setelah sebelumnya pada bulan Desember 2017 lalu dilakukan Penandatanganan Kontrak Kerja Pengendalian Rob dan Banjir di desa Jeruksari Tirto, pada awal tahun ini dilakukan kegiatan Grandbreaking Pengendalian Banjir dan Rob oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono yang mewakili Gubernur Jateng, Rabu siang tadi (24/1).

Bupati Pekalongan Asip Kholbihi ditemui seusai grandbreaking menyampaikan bahwa kegiatan hari ini adalah salah satu hasil usaha Pemkab Pekalongan selama ini dalam mencari solusi mengurai permasalahan rob yang sudah terjadi sejak tahun 2008 akibat penurunan tanah. “Dan sebagai pemenuhan janji kami pada waktu kampaye lalu terkait penyelesaian masalah rob”, tandasnya.

Kegiatan ini adalah anggaran pusat yang dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwono, bersinergi dengan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Pemkab dan Kota Pekalongan.

Selanjutnya Asip menyampaikan bahwa rencana pembangunan tanggul ini sepanjang 6 kilometer anggaran Rp 517 Milyar dengan alokasi pembangunan di wilayah kota Pekalongan sepanjang 1,7 km dan Kabupaten Pekalongan sepanjang 4,3 km dengan anggaran sebesar Rp 489 Milyar. Dengan teknis pembangunan ketika melewati sungai kecil akan dibendung sedangkan untuk sungai besar semacam Meduri, Sragi Baru dan Wonokerto akan dibangun parapet. “Oleh karena itu kami berharap kepada semua pihak untuk mendukung kegiatan ini terutama kepada mereka yang lahan atau rumahnya dilalui proyek ini untuk diiklaskan demi kepentingan bersama”, terangnya.

Sementara itu terkait dengan tanggul melintang yang sudah dibangun di Desa Mulyorejo akan diperkuat dengan tanggul yang dibangun oeh Pemerintah Pusat ini. Dan mekanisme pembangunan tanggul ini terdiri dari 3 paket. Paket III wilayah Kotamadya sampai Jeruksari, Paket 2 di desa Mulyorejo dan Paket I Wilayah Wonoketo hingga Sungai Sragi B, dengan pengerjaan secara bersama-sama.

“Pembangunan tanggul ini Insya Alloh direncanakan pada akhir tahun 2019 akan selesai. Dan semoga atas izin Alloh  SWT kegiatan ini dapat menjadi menyelesaikan masalah rob yang sudah bertahun terjadi di Kabupaten Pekalongan”, terangnya.

Sementara itu Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, SH, M.IP mendukung Program Penanggulangan Rob dan Banjir yang telah menjadi langganan Kota dan Kabupaten Pekalongan, karena Jawa Tengah termasuk Pekalongan juga berpotensi mengalami masalah bencana alam banjir yang saat ini masuk musim penghujan dengan intensitas tinggi/lebat. “Jadi tidak menutup kemungkinan masih banyak saudara-saudara kita yang di pesisiran dikungkung oleh banjir dan rob setiap waktu,” ujar Ganjar dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono saat acara GroundbreakingProgram Pengendalian Rob dan Banjir Tahap I, II dan III di Wilayah Pekalongan Rabu siang tadi (24/1).

Menurut Ganjar, bencana banjir dan rob tersebut sudah barang tentu mempengaruhi aktifitas secara umum baik dalam hal lingkungan, kesehatan, pendidikan dan juga rusaknya sarana prasarana infrastruktur dan sebagainya. “Oleh karena itu program pengendalian Banjir dan Rob Pekalongan ini mudah mudahan dapat meminimalisir bahkan meniadakan bencana banjir di sekitar pesisiran tersebut. Trimakasih pada seluruh warga yang telah rela dan ikhlas lahannya untuk kegiatan ini,” tambahnya.

Dalam acara yang digelar di Kelurahan Kandangpanjang Pekalongan Utara Kota Pekalongan tersebut tak lupa Ganjar meminta tolong kepada semua yang terlibat utamanya pada pelaksana program ini, agar memberikan gambaran kepada masyarakat secara umum dan penjelasan terhadap beberapa pekerjaan yang akan dilakukan untuk normalisasi sungai dan juga tanggul, bahkan kalau memungkinkan melibatkan masyarakat untuk membangun program tersebut dengan kemampuan yang mereka miliki. “Buat mereka tidak sekedar tahu dan paham, namun juga ikut terlibat dalam fisik dan psikis pada program ini. Rasa handarbeni akan tertuang dan akan lebih tertanam subur saat mereka terlibat dalam keikutsertaan mereka dalam proyek, sehingga dapat meminimalisir komplain akibat proyek ini,” tambahnya.

Lebih lanjut Ganjar juga menyampaikan harapannya agar tidak segan-segan mengingatkan masyarakat terkait hal-hal yang sudah menjadi kesepakatan bersama, demi lancarnya pembangunan. Untuk itu, hendaknya tetap menjalin dan menjaga hubungan baik dengan Tokoh Masyarakat dan Ulama sesuai dengan karakteristik masyarakat Pekalongan. “Mudah-mudahan melalui proyek ini dapat menyelesaikan masalah klasik di Pekalongan, baik Kabupaten maupun Kota Pekalongan yaitu banjir dan rob. Kelak kalau proyek ini jadi, ajak masyarakat untuk memelihara selokan, sungai dan laut seperti tidak membuang sampah sembarangan. Ajak masyarakat untuk mengadopsi cara-cara yang telah dilakukan Kota Semarang terkait penanganan rob dan banjir,” tambahnya. (Ari 451h/hum)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.