Tagih Uang Rp.503.000/Siswa, Dugaan Kejahatan Pungli di SMA Negeri 1 Perhentian Kabupaten Kampar Perlu Diusut Tuntas

Kampar, Riau145 Dilihat

Kampar, medianasional.id – Kasus dugaan pungutan liar (Pungli) dunia pendidikan pada sekolah menengah atas (SMA) Negeri 1 Perhentian Raja, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, yang semakin merajalela dengan berbagai modus, perlu diusut tuntas. Karena wali murid selalu saja dibebankan biaya untuk keperluan sekolah yang tidak masuk diakal.

 

Sebagaimana yang telah dipublikasikan oleh beberapa awak media sebelumnya, baru-baru ini. Selasa, (18/06/2019). Akan pernyataan yang telah diperoleh awak media dari pihak Mahsus, S.P.d, Kepala Sekolah, Rismayeni, Wakil Kesiswaan dan Agus Salim Ketua Tata Usaha (TU), sekaligus Operator Sekolah, kemudian awak media kembali mencoba menghubung wali murid SMA Negeri 1 Perhentian Raja untuk kembali memperoleh Informasi yang akurat.

 

Sementara itu, salah seorang orang tua siswa kepada Wartawan mengaku sangat keberatan dengan adanya beban pungutan biaya komputer yang telah dilakukan. Karena Ia harus membayar sebesar Rp.503.000, apalagi yang memiliki anak 2 (dua) orang disekolah yang sama (SMA Negeri 1 Perhentian Raja). Dimana pihak sekolah memanfaatkan situasi jadwal ujian tamatan para Siswa/siswi, meski dana Bos dan Bosda untuk kependidikan di sekolah itu setiap tahunnya ada. Kamis, (20/06/2019).

 

“Bagi yang anaknya dua orang, tidak ada disampaikan 700.000 itu bang. Saya aja baru dengar dari abang, diberikan keringanan bagi yang memiliki anak dua orang dikenakan 700.000 itu tidak ada disampaikan didalam rapat bang,” ungkap orang tua Murid yang geram akan pernyataan pihak sekolah telah menyampaikan perihal keringanan bagi masyarakat yang memiliki anak dua orang di sekolah yang sama ini.

 

“Karena informasi pungutan diberikan kepada wali murid, setelah siswa kelas XII melaksanakan Study Tour yang diwajibkan pihak Sekolah dengan biaya sebesar Rp. 750.000,/Siswa kelas XII melalui rapat yang dilaksanakan pihak sekolah melalui Komite dilingkungan SMA Negeri 1 Perhentian Raja Kab. Kampar.” terang wali murid tersebut.

 

“Buk kami ini orang tak punya, kenapa bukan Komputer saja. Dari pada jalan – jalan kemarin,” ucap Wali murid yang mungulangi perkataan wali murid lainnya yang turut hadir dalam rapat yang telah menyampaikan keberatan kepada pihak sekolah melalui Komite itu.

 

“Kalau tidak setuju keluar saja, tapi sayang sudah kelas XII,” tambah Wali murid yang mengulangi perkataan Agus Salim yang disampaikan pada saat rapat dilaksanakan tersebut.

 

Selanjutnya di ceritakan (Ortu) Siswa /i, bertahun – tahun sebelumnya pihak SMA Negeri 1 Perhentian Raja ini selalu saja menerima anggaran BOS dan BOSDA dari pemerintah Pusat dan Propinsi. Namun penggunaan dana Bos itu oleh sekolah setiap tahun ajaran tak jelas. Karena pihak sekolah tetap saja memungut biaya terhadap orang tua siswa/i dengan dalih biaya komputer, setelah itu Siswa/i atau kita orang tua wali murid dibebankan biaya study tour untuk anak kita kelas XII.

 

“Kami sebagai orang tua murid, tidak bisa berbuat apa-apa. Karena intimidasi dari pihak sekolah SMA Negeri 1 Perhentian Raja ini luar biasa. Saya berharap, ulah para pendidik di sekolah itu harus diselidiki untuk diproses. Sebab sangat merusak moral guru yang seharusnya mencerdaskan anak bangsa, bukan malah menjadi penyusah dan mencari untung diatas ketidakmampuan orang tua siswa – siswi,” katanya.

 

Orang tua wali murid yang tidak ditulis jati dirinya oleh awak media menjelaskan, praktek dugaan pungli terlihat diduga sudah sangat teroganisir. Sebab pembayaran dikoordinir oleh salah satu oknum guru dan ketua komite di sekolah tersebut, namun bukti pembayaran yang tertera dalam kwitansi dan jenis bukti lainnya ada,” jelasnya.

 

“Kami orang tua murid pun bingung atas perkataan pihak sekolah dan komite akan tagihan uang Komputer kepada masing -masing orang tua wali murid atas kesepakatan bersama, sementara wali murid yang hadir dalam rapat itu tidak mencapai separuh dari total seluruh Siswanya, kalau diambil volingpun dari yang setengah yang hadir dari total siswa itu tidak mencapai separuhnya,” terangnya lagi.

 

Lebihlanjut, nada serupa juga disampaikan oleh wali murid lainnya pada SMA Negeri 1 Perhentian Raja, pendidikan gratis hanya formalitas doang. Sebab orang tua selalu dibebankan untuk membayar kegiatan – kegiatan keperluan sekolah, seperti uang komputer.

 

“Saya berharap, pihak berwenang yang mempunyai kebijakan harus memberantas Pungli di sekolah tingkat SMA Negeri 1 Perhentian Bangkinang, Kabupaten Kampar ini. Dan para instansi pemerintah Provinsi Riau dan Pusat juga harus turun ke lapangan, bagaimana kondisi pendidikan di Kabupaten Kampar,” ucapnya.

 

“Bisa disurvei bagaimana saat ini rakyat menjerit, karena demi kecerdasan anak bangsa. Sebagai orang tua wali murid, saya ingin anak saya cerdas. Oleh sebab itu untuk di sekolahan ini, saya berharap dalam hal ini pemerintah harus hadir,” tuturnya lagi.

 

Terakhir Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Kampar, Fajri ketika hendak diminta tanggapannya oleh awak media guna menindaklanjuti kasus dugaan Pungutan Liar di SMAN 1 Perhentian Raja Kabupaten Kampar. Sebagaimana harapan Ortu siswa/i disertai bukti – bukti yang diperoleh awak media, hingga berita ini terpublish kontak via hendphon Kasat Reskrim Polres Kampar belum aktif. ( Ismail Sarlata / Robinson Tambunan).

Posting Terkait

ADVERTISEMENT
Konten berikut adalah iklan platform MGID, medianasional.id tidak terkait dengan isi konten.

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.