Suara Toleransi Komunitas Arus bawah: Menjaga Toleransi adalah Menjaga NKRI

Bogor284 Dilihat

Bogor, medianasional.id – Memperingati Hari Toleransi Sedunia yang jatuh pada16 November 2020, sekelompok masyarakat menggelar diskusi terkait permasalahan-permasalahan Toleransi yang dialami masyarakat minoritas dalam menjalankan agamanya yang telah dimanatkan oleh UUD 1945, sebagaimana telah diatur dalam UUD 1945 pasal 29 Ayat (2) berbunyi, Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu, namun dalam prakteknya beberapa daerah khususnya Kabupaten Bogor maupun kota Bogor masih berada dalam zona merah sebagai daerah intoleran, sehingga hal ini menjadi perhatian bersama komunitas arus bawah.

Hari peringatan Toleransi Internasional di Peringati di Kemang dengan lancar yang dihadiri oleh Para Aktivis Kemanusiaan dari Gusdurian Bogor, Jemaat Katolik Tulang Kuning,Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Cibinong Raya, Aktivis Ormas Pemuda Pancasila, dan Benteng Bogor Raya Kecamatan Kemang,Gusdurian, Pemuda Ahmadiyah, Para Pengasuh Pesantren Nahdatul Ulama, Media Pers, Muslimat NU, LPM, PGN, Majelis Umat Kristen Indonesia (DPD Muki Kab.Bogor), Akademisi di Pondok Udik Kemang Bogor, Senin (16/11/2020).

Dalam keprihatinan dan kebatinan hati yang sama sebagai anak bangsa merasa ibah melihat dan mencermati pergerakan adanya intoleransi yang marak terjadi di negeri beribu pulau, budaya, suku, Ras, dan lain-lain mestinya menjadi daya tarik namun disaat urusan pribadi manusia datang mencari dan menyembah Tuhan yang diyakini oleh agama masing-masing penganutnya terkoyak oleh adanya tindakan intoleransi yang marak terjadi di negeri yang kita cintai secara khusus yang menjadi sorotan dalam diskusi adalah Bogor yang menjadi sorotan dunia internasional karena beberapa kasus rumah ibadah yang tak kunjung diselesaikan oleh pemerintah setempat, karena itu dalam diskusi yang terselenggara ini kami mengumpulkan masukan-masukan dan catatan untuk bisa menjadi perhatian bersama.

Berikut adalah pesan dan harapan dari rangkuman kami dalam diskusi ini semoga menjadi bahan masukan yang positif bagi pemangku kebijakan maupun yang berkepentingan untuk menjadi perhatian, antara lain:
1. Kebijakan yg adil kepada semua umat beragama (pendirian rumah Ibadah)
2. Menjamin dan Memberikan kebebasan kepada seluruh umat beragama untuk beraktifitas sesuai keyakinannya.
3. Menjamin dan Memberikan rasa Aman kepada perayaan- perayaan keagamaan.
4. Penegakan hukum kepada pelaku intoleransi.
5. Memberikan fasilitas yg adil kepada semua Agama dan kepercayaan.

Untuk memperkuat silaturahmi dalam menjaga toleransi umat beragama maka sebuah harapan dan gagasan yang akan dibangun oleh komunitas diatas adalah membentuk wadah yang berbadan hukum guna mengoptimalkan gerakan menjaga hubungan toleransi demi terciptanya rasa aman dan rasa keadilan bagi semua pemeluk agama yang sudah diakui oleh negara melalui pendekatan humanis, mengajak kaum intoleran kembali kejalan yang benar yaitu menjadi anak bangsa yang tunduk dan patuh pada pemerintah RI,Pancasila dan UUD 1945, untuk itu kami mohon dukunganya dari Pemerintah maupun lemabaga TNI-POLRI untuk mewujudkan hal ini. Karena itu kedepan kami dari komunitas diatas akan menjadwalkan melakukan audensi.

Dalam catatan terkait masalah intoleransi yang terjadi di Kabupaten Bogor maupun kota Bogor yang menempatkannya sebagai daerah Zona merah Intoleransi agar menjadi perhatian.

Terciptanya toleransi, rasa aman dalam menjalankan ibadah, kemudahan dalam mendirikan rumah ibadah adalah kunci dari permasalahan toleransi yang harus menjadi dasar dalam menegakkan rasa keadilan bagi semua penganut agama yang secara hukum diakui dan dilindungi oleh negara.

Jika tindakan intoleransi masih marak terjadi berarti kita belum sepenuhnya menyadari NKRI yang majemuk, bangsa berdiri dan diakui kemerdekaannya dari tangan penjajahan melalui pengorbanan seluruh komponen bangsa, agama, suku, ras, golongan bergerak bersama demi terwujudnya kemerdekaan indonesia dari tangan penjajahan. Karena itu tindakan intoleransi harus menjadi musuh bersama.

Reporter : NR

Editor : Drajat

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.